Liputan6.com, Jakarta BRI Liga 1 2021/2022 dimulai dengan penuh harapan besar akan terbentuknya pemain-pemain tangguh yang muaranya tim nasional. Harapan ini bukan sesuatu yang baru.
Sejak era perserikatan pun, kompetisi kasta tertinggi yang diisi pertarungan antara klub-klub terbaik diharapkan bisa melahirkan pemain-pemain berbakat. Klub lah tempat pemain-pemain mengasah fisik, skill, kecerdasan dalam melakoni sebuah pertandingan.
Baca Juga
BRI Liga 1 menjadi medium untuk mengembangkan bakat-bakat talenta muda. Dimulai sejak 27 Agustus 2021, Liga 1 juga mengakhiri kevakuman kompetisi sepak bola lokal yang terganggu pandemi Covid-19 hampir selama 1,5 tahun.
Advertisement
BRI sebagai institusi yang mensponsori Liga 1 tentu menjadi nyawa bagi kompetisi ini. Dengan protokol kesehatan yang ketat dan tanpa penonton, duel Bali United melawan Persik Kediri di stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi penanda dibukanya kembali keran kompetisi.
Gairah untuk membangkitkan kembali sepak bola nasional pun kembali mengemuka. Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan sepak bola menjadi cara untuk memulihkan perekonomian terutama untuk pemain sepak bola yang lama menganggur.
"Kita semua harus punya optimisme yang tinggi dalam menyambut BRI Liga 1. Saat ini dunia sedang mencari cara untuk bisa keluar dari tekanan pandemi. Ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu penguatan ketahanan kesehatan melalui vaksinasi dan penerapan kesehatan,kemudian pemulihan ekonomi yang terpuruk," katanya di pembukaan Liga 1 tahun lalu.
"Nah kompetisi yang berjalan ini tentunya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sehingga industri sepak bola kembali bangkit dan memulihkan perekonomian."
Muara terakhir dari BRI Liga 1 tentu membentuk pemain-pemain tangguh untuk tim nasional Indonesia. Berkat gemblengan kompetisi yang ketat dan padat, pemain muda Indonesia berbakat pun bermunculan seperti Pratama Arhan, Ramai Rumakiek, Nadeo Argawinata, Ricky Kambuaya, Alfeandra Dewangga dan bakat-bakat muda lainnya.
Mereka semua sudah unjuk gigi di Piala AFF 2020 lalu yang berlangsung di Singapura. Meski berusia rata-rata 23 tahun, namun timnas Garuda mampu tembus final meski gagal menjadi juara. Ini sudah sesuai dengan misi BRI saat memutuskan untuk jadi sponsor utama Liga 1.
"Untuk menciptakan kesinambungan dan meningkatkan prestasi sepak bola nasional, Indonesia harus memiliki kompetisi yang sehat, sehingga liga memang harus bergulir. Tidak hanya itu, kita harus punya visi, tim juara harus dibangun dan dipersiapkan dari jauh hari," kata Sunarso.
Â
Peran Lebih
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong tak mungkin menemukan pemain muda berbakat tanpa kualitas kompetisi domestik yang baik. Jika ada kesempatan, pelatih asal Korea Selatan itu menyempatkan diri untuk menonton pertandingan-pertandingan Liga 1.
Skuat timnas Indonesia pun dinamis dan selalu ada kemungkinan pergantian pemain. Seperti saat melawan Timor Leste di laga uji coba, Shin Tae-Yong mencoba pemain muda lain seperti Terens Puhiri. Pemain Borneo FC yang memiliki julukan sprint man ini sudah lama mengidamkan timnas Indonesia. Kesempatan itu datang berkat penampilan gemilangnya dengan Borneo FC.
Kepercayaan ini dibayar tuntas oleh Puhiri. Dia langsung mencetak salah satu gol Indonesia saat menang lawan Timor Leste di duel kedua. Semua ini tak mungkin terjadi kalau pemain-pemain muda tak diberi peran lebih di klub untuk main di kompetisi seperti BRI Liga 1.
Puhiri hanya segelintir dari buah manis kompetisi dan kepercayaan klub dengan pemain muda. Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga nama lain yang pantas diangkat ke permukaan.
Lebih muda dari Terens Puhi, dua bek PSIS ini lebih beruntung karena mendapatkan kepercayaan lebih di klub. Sekali lagi, kompetisi menempa dua pemain ini menjadi pilar di timnas Indonesia.
"Arhan punya talenta besar. Kami mendukung dia, dan kami yakin kelak akan jadi pemain besar. Dia sangat bertalenta, selalu dalam motivasi tinggi saat berlaga," kata pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic.
Ramai Rumakiek pun menjadi permata baru di Timnas Indonesia. Baru berusia 19 tahun, kehebatannya di Timnas Indonesia tak ayal juga karena kepercayaan yang diberikan Persipura kepada penyerang mungil kelahiran Jayapura ini.
Bakat Ramai Rumakiek sudah terdeteksi sejak masih memperkuat SSB Batik di Jayapura. Dia lalu naik level ke Persipura U-16 hingga U-18 dan debut di BRI Liga 1 serta Persipura pada 2021.
"Rumakiek adalah pemain yang saya temukan di Liga 1 Indonesia. Saya memilih dia daripada bermain sembarangan di timnya. Dia melakukannya dengan baik," kata Shin Tae-yong dikutip dari Goal.
Â
Advertisement
Jadwal Padat, Prokes Ketat dan Ujian Tanpa Penonton
BRI Liga 1 2021/2022 menerapkan sistem bubble to bubble, tanpa menggunakan sistem kandang dan tandang. Ini tak menghalangi kompetisi untuk berjalan mulus meski harus dijalani tanpa penonton dan protokol kesehatan yang begitu ketat.
Pemain-pemain muda Indonesia terasah kedisiplinan dan kehandalannya dengan jadwal kompetisi yang padat. Klub dan pemain bisa main setiap 3 hari untuk menyesuaikan jadwal kompetisi agar mencapai target waktu yang direncanakan.
Sistem bubble to bubble membuat kompetisi kasta tertinggi di Indonesia ini berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Jarang ditemukan kendala non teknis yang membuat jadwal dibatalkan misalkan karena sulit keluarnya izin pertandingan.
Baru belakangan ini, kompetisi Liga 1 mulai terganggu oleh merebaknya Covid-19 varian omicron. Dua pertandingan harus ditunda karena banyak pemain Madura United dan Persib Bandung yang positif Covid-19.
Sistem baru yang tak pernah dialami di kompetisi-kompetisi sebelumnya inilah yang membuat pemain tambah matang. Pemain bisa lebih konsentrasi dalam berlatih karena selalu terpusat di satu kota.
Seperti diketahui, kompetisi di Indonesia sangat melelahkan. Dalam kondisi normal, pemain bisa menjelajah mulai dari Banda Aceh hingga Jayapura Papua, ujung Barat hingga Timur Indonesia.
Dampak buruknya pemain tentu tak bisa merasakan atmosfer dengan penonton seperti di kala normal. Namun positifnya, ini juga jadi ujian buat pemain untuk tetap tampil maksimal tanpa memusingkan ada penonton atau tidak. Kemenangan dan bermain maksimal untuk angkat prestasi tertinggi jadi tujuan.
Karena merebaknya pandemi Covid-19, PT LIB kini menerapkan sistem full bubble. Sebelumnya, PT LIB masih menerapkan sistem semi bubble yang memungkinkan pemain untuk pergi keluar gelembung. Antisipasi seperti inilah yang bisa membuat kompetisi penting seperti BRI Liga 1 tak terganggu penyelenggaraannya.
Pemain diharapkan bisa lebih disiplin selama sistem ketat full bubble dilaksanakan. PT LIB meminta klub untuk mengatur pemainnya agar patuh.
"Kami berharap setiap klub, misalnya para pemain dan ofisial tidak boleh lagi jalan-jalan," kata Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno.
"Kami akan perbaiki menjadi full bubble dan kembali ke klub. Kami akan mendisiplinkan lagi, katakanlah tidak boleh jalan-jalan dan pertemuan tidak jelas.Kecuali pertemuan klub. Para pemain hanya latihan, official training, dan bertanding. Itu yang kami harapkan dari klub untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujar Sudjarno.
Â
Kompetisi Bermutu Muara Prestasi
BRI Liga 1 menjadi awal bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan mutu kompetisi. Prestasi menggembirakan dari Timnas Indonesia di Piala AFF 2020, meski belum juara, harus jadi acuan kalau mutu kompetisi harus digenjot lagi.
Thailand sebagai raja sepak bola Asia Tenggara menjadi contoh baik dalam menggulirkan kompetisi berkualitas tinggi. Thai League 1 sudah menjadi ajang bagi para pelatih tim nasional Thailand untuk mencari pemain hebat.
Alexandre Polking, pelatih yang membawa Thailand juara Piala AFF untuk keenam kalinya, merasakan betul dampak kompetisi untuk kematangan pemain yang dimilikinya. Bahkan tanpa persiapan panjang, usai ditunjuk jadi pelatih Thailand pada September 2021, Polking berhasil membawa Negeri Gajah Putih juara Piala AFF lagi.
"Kami harus memilih pemain yang tampil luar biasa, utamanya yang main di Thai League saat ini. Ini cara terbaik karena waktu persiapan saya untuk memantau mereka sedikit," ujar Polking ditunjuk jadi pelatih Thailand September lalu.
Apa yang dilakukan Thailand sudah dilakukan negara-negara Eropa dan juga negara hebat di sepak bola lainnya. Konsentrasi di timnas hanya untuk pematangan strategi, main di kompetisi menjadi pusat latihan bagi seluruh pemain.
"Untuk menjadi berprestasi di pentas dunia memerlukan visi yang sudah jauh-jauh waktu dibangun dan dipersiapkan. Pembangunan dan persiapan dalam mewujudkan visi juara tersebut, perlu proses pembentukan fisik, karakter, keterampilan, hingga tingkat kecerdasaan pemain/atlet," kata Sunarso, Direktur Utama BRI.
Advertisement