Sukses

Liverpool Pecundangi Chelsea, Ini 4 Fakta Menarik di Balik Final Carabao Cup 2021/2022

Simak empat fakta menarik di balik final Carabao Cup antara Chelsea vs Liverpool dalam artikel berikut!

Liputan6.com, Jakarta- Liverpool sukses keluar sebagai juara Piala Liga Inggris alias Carabao Cup 2021/2022 usai terlibat pertarungan sengit dengan Chelsea dalam partai final yang berlangsung di Stadion Wembley pada Senin (28/2/2022) dini hari WIB.

Anak-anak asuh Jurgen Klopp menang lewat drama adu penalti yang berakhir dengan skor 11–10 untuk keunggulan The Reds. Perjumpaan Liverpool dan Chelsea di laga ini menjadi hal yang menarik untuk dibahas.

Pasalnya, kedua tim telah memiliki peluang emas sejak babak pertama, tetapi gagal dikonversi menjadi gol. Penampilan kokoh duo raksasa Liga Inggris membuat laga mau tak mau berlanjut hingga perpanjangan waktu.

Pertandingan final antara Liverpool dan Chelsea juga sejatinya diwarnai oleh kehadiran sejumlah gol. Joel Matip sempat mencetak angka bagi Liverpool pasca turun minum. Kai Havertz dan Romelu Lukaku pun ikut menggetarkan gawang The Reds.

Akan tetapi, seluruh gol tersebut dianulir. Ketiadaan gol tambahan hingga penghujung extra time membuat pertarungan skuad Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp bersambung di babak adu penalti, yang dimenangkan oleh Liverpool.

Selain kisah di atas, simak empat fakta menarik di balik final Carabao Cup antara Liverpool vs Chelsea, seperti dilansir dari Daily Star!

2 dari 5 halaman

Liverpool Buat Sejarah Baru

Liverpoool tiba di Stadion Wembley dengan peluang untuk menciptakan sejarah baru sebagai klub tersukses di Carabao Cup. Hal tersebut berhasil diraih Mohamed Salah dan kolega, meski harus bertarung hingga adu penalti.

Chelsea sebenarnya bermain kompetitif di laga tersebut. The Blues punya banyak peluang untuk membuka keunggulan sebelum pertandingan berlanjut ke drama penalti. Namun, dewi keberuntungan sedang tak berpihak pada pasukan Thomas Tuchel.

Kegagalan Kepa Arrizabalaga mengeksekusi tendangan penalti membuat The Reds berhasil mengukir nama sebagai tim dengan raihan sembilan gelar Piala Liga Inggris. Catatan tersebut membuat Liverpool unggul atas Manchester City yang baru mengoleksi delapan trofi.

3 dari 5 halaman

Pertahanan Solid Kelleher

Penampilan Caoimhin Kelleher di final Carabao Cup 2021/2022 layak menerima sanjungan. Turun sebagai starter di laga tersebut, Kelleher sukses menarik perhatian berkat aksinya kala menghadapi serangan penggawa-penggawa Chelsea di Stadion Wembley, Senin (28/2/2022).

Keputusan Jurgen Klopp untuk menurunkan Kelleher juga pantas diapresiasi. Tak menempatkan kiper andalan Alisson Becker, Klopp dengan berani menitipkan mistar gawang pada sang pemain muda asal Irlandia.

Beruntung Kelleher sukses membayar kepercayaan sang pelatih. Hanya dalam beberapa menit setelah kick off, dari telah membuat penyelamatan apik dengan menyangkal serbuan Christian Pulisic dair jarak dekat.

4 dari 5 halaman

Air Mata Thiago Alcantara

Thiago Alcantara sejatinya dipatok untuk menjadi starter di laga Liverpool vs Chelsea dalam final Carabao Cup, Senin (28/2/2022) dini hari WIB. Sayangnya, pesepak bola kelahiran Italia itu batal turun memperkuat The Reds akibat cedera yang dialaminya saat pemanasan.

Naby Keita lantas direkrut sebagai pengganti Alcantara dalam pertandingan tersebut. Melansir laporan Daily Star, Alcantara sempat tertangkap kamera sedang menangis di bangku pemanasan usai gagal bermain.

Meski muncul dengan mata berkaca-kaca, pemain berusia 30 tahun itu akhirnya bisa menyaksikan kemenangan Liverpool atas Chelsea lewat drama adu penalti.

5 dari 5 halaman

Kemunduran Kai Havertz

Didatangkan dari Bayer Leverkusen pada 2020, Kai Havertz telah menjadi salah satu penggawa pilihan Chelsea di laga-laga besar. Pemain asal Jermain itu sukses mencetak gol kemenangan yang membawa Chelsea meraih gelar Liga Champions pada Mei lalu.

Kai Havertz juga tampil tenang ketika mengantar The Blues keluar sebagai juara Piala Dunia Antarklub. Ia mengeksekusi tendangan penalti, yang memastikan kemenangan Chelsea atas Palmeiras di laga tersebut.

Sayangnya, Kai Havertz itu tak mampu menduplikasi performa gemilangnya kala bertanding di Stadion Wembley. Melansir Daily Star, pemain berusia 22 tahun itu gagal memanfaatkan peluang yang berujung pada hasil minor bagi kubu Chelsea. Golnya pada menit ke-77 pun dianulir lantaran adanya offside lebih dulu.