Sukses

Bola Ganjil: Salah Diagnosis? Tetap Bersinar Meski Gagal Lolos Tes Medis

Gagal tes medis membuat impian pesepak bola pindah klub dan memperbaiki nasib buyar. Namun, ada sejumlah nama yang tetap bersinar meski tidak lolos.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai proses harus dilewati untuk menyelesaikan transfer pemain dalam dunia sepak bola. Salah satu yang kerap dilupakan dan tidak kalah penting adalah tes medis.

Tahap ini kadang dianggap sebagai formalitas. Publik akan berasumsi sang pemain pasti lolos karena kualitas fisik mereka sebagai atlet.

Padahal tidak seluruhnya demikian. Klub tidak akan ragu meninggalkan kesepakatan transfer jika menemukan masalah serius di tubuh pesepak bola.

Meski begitu, kegagalan pemain dalam melewati proses ini tidak melulu berarti kiamat. Ada banyak kasus pemain memiliki karier cemerlang setelah sempat gagal tes medis.

Ruud van Nistelrooy merupakan contoh paling jelas. Striker asal Belanda itu tampil produktif bersama PSV Eindhoven sehingga menarik perhatian raksasa Inggris Manchester United (MU).

Namun, usaha MU mendatangkannya pada musim panas 2000 gagal karena Van Nistelrooy gagal tes medis. Hal itu ditenggarai terjadi karena saat itu dirinya tidak bermain sebulan akibat masalah lutut.

Beruntung MU tidak menyerah. Mereka mendekati PSV setahun kemudian. Kali ini Van Nistelrooy lolos tes dan kemudian menjadi salah satu striker terbaik sepanjang sejarah klub.

Van Nistelrooy mencetak 150 gol dalam 219 pertandingan di seluruh kompetisi. Mempersembahkan tiga trofi, dia menduduki peringkat dua pemain tersubur MU pada ajang Eropa.

 

2 dari 4 halaman

Kanu, Ba, dan Fekir

Van Nistelrooy bukan satu-satunya pesakitan yang bersinar usai gagal tes medis. Demba Ba gagal lolos tes medis di VfB Stuttgart (2009) dan Stoke City (2011). Namun dia masih memiliki karier bagus bersama West Ham United, Newcastle United, hingga Chelsea.

Nwankwo Kanu gagal pergi ke Inter Milan usai ditemukan masalah di jantung. Sosok asal Nigeria tersebut bahkan sampai berhenti bermain pada 1997. Tapi dia tidak menyerah dan pergi ke Arsenal. Di sana dia membangun kembali karier serta memenangkan sejumlah titel, sebelum menjadi idola di Portsmouth.

Sedangkan baru-baru ini Liverpool urung merekrut Nabil Fekir dari Olympique Lyon pada 2018. Salah satu alasan adalah kondisi lutut.

Nyatanya Fekir memenangkan Piala Dunia bersama Prancis sebulan kemudian. Dia lalu bergabung dengan Real Betis setahun berselang dan hingga kini menjadi salah satu gelandang paling kreatif di La Liga.

 

3 dari 4 halaman

Main 500 Laga Lebih usai Gagal Tes Medis

Gagal tes medis sudah terjadi jauh sebelumnya. Pada November 1971, Leeds United berniat merekrut Asa Hartford dari West Bromwich Albion.

Kesepakatan urung terjadi karena Hartford punya jantung bermasalah. Spekulasi pun bermunculan terkait masa depannya. Nyatanya Hartford terus bermain hingga melebihi 500 pertandingan usai peristiwa tersebut selama 20 tahun.

Dia memenangkan Piala Liga Inggris bersama Norwich City dan juga sempat memperkuat Timnas Skotlandia di 50 partai.

 

4 dari 4 halaman

Darah Tinggi

Frank Worthington masuk radar Liverpool usai cemerlang di Huddersfield Town pada 1972. Namun, The Reds menemukan sang pemain punya darah tinggi. Mereka pun menyarankannya berlibur di Mallorca.

Sayang Worthington tetap tidak bisa bersantai. Dia kembali ke Inggris dengan kondisi tidak berubah. Dia akhirnya urung ke Anfield.

Worthington lalu pergi ke Leicester City dan menjadi legenda klub. Dia juga memperkuat belasan klub dan membela Inggris di level internasional. Worthington baru gantung sepatu pada 1992, dua dekade setelah tes medis gagal tersebut.