Liputan6.com, Jakarta Dua pesepak bola Ukraina dikabarkan tewas dalam pertempuran melawan Rusia. Vitalii Sapylo merupakan mantan pemain muda Karpaty Lviv dan Dmytro 'Dima' Martynenko yang bermain untuk klub regional, FC Gostomel gugur saat Negeri Beruang Merah menyerbu ibu kota, Kiev, belum lama ini.
Seperti dilansir dari AS, usia keduanya masih terbilang muda saat meregang nyawa dalam perang melawan Rusia. Sapylo dilaporkan baru berumur 21 tahun, sedangkan Dmytro lebih tua 4 tahun.
Klub Karpaty mengumumkan, Sapylo meninggal dunia pada Jumat lalu (25/2/2022) waktu setempat. Saat kejadian, Sapylo tengah bertugas sebagai komandan pasukan tank saat Rusia menyerbu Kiev.
Advertisement
"Pada Jumat, 25 Februari, murid sekolah kami Vitalii Sapylo meninggal di dekat Kyiv. Belasungkawa yang tulus untuk keluarga itu. Kenangan abadi sang pahlawan!"Â bunyi pernyataan Karpaty.
Â
Korban Sipil
Berbeda dengan Sapylo, korban lainnya, Martynenko bukan militer. Dia merupakan korban sipil yang tewas saat bom menimpa kediamannya. Menurut keterangan salah satu media lokal mengutip unggahan Facebook federasi sepak bola Kyiv-Sviatoshynskyi, ibunya juga tewas dalam insiden itu. Â
Organisasi pesepak bola profesional (FIFPRO), sangat menyesalkan insiden ini. Melalui akun Twitter resminya, FIFPRO kemudian menyampaikan ucapan duka atas meninggalnya kedua pesepak bola itu.Â
"Pikiran kami bersama keluarga, teman, dan rekan satu tim dari pesepakbola muda Ukraina Vitalii Sapylo (21) dan Dmytro Martynenko (25). Kekalahan sepak bola pertama yang dilaporkan dalam perang ini. Semoga mereka berdua beristirahat dalam damai," tulis FIFPRO menanggapi.Â
Â
Advertisement
Memicu Sanksi
Serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina telah memicu penolakan dari berbagai elemen di dunia. Tidak hanya pemerintahan, para pemangku kebijakan olahraga dan atlet juga ikut bersuara.Â
Sebagian besar meminta agar perang segera disudahi. Sementara FIFA dan UEFA selaku otoritas sepak bola tertinggi di dunia dan Eropa telah menjatuhkan sanski berlapis kepada Rusia atas serangan itu, termasuk larangan bagi tin nasional dan klub-klub Rusia untuk tampil di ajang internasional.Â
Tidak hanya sepak bola, dua cabang olahraga populer di dunia, yakni badminton dan tinju juga menempuh langkah yang samna. Sementara atlet rama-ramai juga ikut menyerukan perdamaian.Â
Â