Sukses

PSG Disingkirkan Real Madrid di Liga Champions, Mauricio Pochettino Merasa Dicurangi

Pelatih PSG Mauricio Pochettino percaya gol prtama Real Madrid ke gawang Gianluigi Donnarumma pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions tidak sah.

Liputan6.com, Madrid - Pelatih Paris Saint-Germain Mauricio Pochettino belum bisa menerima timnya tersingkir dari Liga Champions. Klub kaya Prancis itu disingkirkan Real Madrid di babak 16 besar setelah kalah agregat gol 2-3.

Bermodalkan kemenangan 1-0 pada leg pertama, PSG bertamu ke kandang Real Madrid, Santiago Bernabeu, Kamis (10/3/2022) dini hari WIB, Kylian Mbappe membawa tim tamu unggul di menit ke-39.

Real Madrid kemudian mencetak gol penyeimbang lewat Karim Benzema di menit ke-69. Striker asal Prancis tersebut kemudian mencetak dua gol lagi di menit ke-76 dan 78.

Mauricio Pochettino tidak bisa menerima gol pertama Benzema. Juru taktik asal Argentina itu percaya seharusnya gol tersebut tidak sah.

Gol itu tercipta setelah Karim Benzema memberi tekanan kepada Gianluigi Donnarumma di kotak penalti. Sehingga kiper asal Italia itu kehilangan penguasaan bola dan pemain berusia 34 tahun itu mencetak gol.

 

2 dari 3 halaman

Komentar Pochettino

"Ada perasaan banyak ketidakadilan," kata Pochettino usai pertandingan seperti dikutip Marca. "Karena gol."

"Itu jelas pelanggaran dari Benzema terhadap Donnarumma. Keadaan emosional permainan berubah dan kami tertekan. Itu pukulan besar karena kami adalah tim yang lebih baik dalam pertandingan ini," ucap Pochettino.

"Kami memiliki yang lebih baik dari 180 menit, tapi Real Madrid tidak akan rugi saat skor 1-1 dan memberikan segalanya kepada kami."

 

3 dari 3 halaman

Bela Donnarruma

Meski Gianlugi Donnarumma dikritik, Pochettino tetap membela kipernya. "Itu bukan kesalahan karena jelas pelanggaran," tegas Pochettino. "Saya sudah melihatnya 30 atau 40 kali dari setiap sudut."

"Itu bukan kesalahan, itu pelanggaran. Detail kecil diperhitungkan dan VAR belum melihat pelanggaran yang menentukan," tambah Pochettino.

"Itu adalah faktor penentu yang memengaruhi suasana hati kedua tim dan stadion. Kami telah memegang kendali."