Sukses

Persela Degradasi di BRI Liga 1, Saddil Ramdani Yakin Segera Promosi Lagi

Gelandang Sabah FC, Saddil Ramdani memulai karier dengan Persela Lamongan yang harus degradasi dari BRI Liga 1

Liputan6.com, Jakarta Gelandang Sabah FC, Saddil Ramdani dikenal sebagai pemain yang besar di Persela Lamongan. Klub berkostum biru laut ini harus menerima kenyataan pahit karena degradasi ke Liga 2 setelah gagal meraih poin maksimal di BRI Liga 1 2021/2022.

Persela hanya meraih 21 poin dari 34 pertandingan yang dilakoni. Ini menjadi kali pertama bagi Persela degradasi setelah cukup lama bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Persela menjadi yang percaya dengan kemampuan Saddil Ramdani bahkan sejak masih berusia muda. Dia bahkan sudah mencetak gol pertama dengan Persela di usia 17 tahun.

Karena itu, Saddil merasa sedih dengan degradasinya Persela di BRI Liga 1. Meski begitu, dia yakin Persela sudah promosi lagi di 2023.

"Saddil yakin Persela masih bisa lahirkan bibit-bibit berkualitas. Tahun depan pasti bisa kembali ke Liga 1," kata pemain yang pernah main di Bhayangkara FC di Tiktok Live.

Untuk mengecek Klasemen Liga 1 bisa dicek di halaman berikutnya.

 

2 dari 4 halaman

Tak Terduga

Saddil mengatakan sepak bola terkadang berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dia berharap Persela segera evaluasi kesalahan.

"Saddil sedih, biar bagaimanapun, Saddil memulai karier di Persela Lamongan. Yang membesarkan Saddil Persela, Saddil tak tahu permasalahannya apa," katanya.

"Namanya sepak bola kita tak mungkin terus berpikir tetap di Liga 1 karena tak tahu ke depannya seperti apa. Saddil berdoa semoga Persela segera kembali ke Liga 1," dia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Peran Aji Santoso

 

Saddil Ramdani merupakan pemain yang lahir dari daerah kecil Pulau Muna di Sulawesi Selatan. Bakatnya yang istimewa membuatnya sudah merantau sejak kecil ke Malang.

Di sini, Saddil Ramdani bertemu dengan Aji Santoso, pelatih timnas yang memiliki akademi sepak bola ASIFA. Karena polesan Aji, Saddil terus berkembang seperti sekarang.

"Di ASIFA saya sebenarnya dilatih coach danur. Dia yang membina dan arahkan saya menjadi pemain yang baik. Kalau Coach Aji lebih menekankan soal mental sebagai pemain sepak bola," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Peringkat