Liputan6.com, Jakarta Mantan kiper PSMS Medan dan Timnas Indonesia, Ponirin Meka meninggal dunia pada usia 66 tahun. Dia meninggal pada pukul 17.00 di kediamannya di Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Kepergian Ponirin Meka diinformasikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) lewat media sosial. PSSI juga mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Ponirin.
"Turut berduka cita atas meninggalnya Penjaga Gawang Timnas Indonesia era 80an, Ponirin Meka. Semoga amal ibadah almarhum diterima dan keluarga yang ditinggal dapat diberi ketabahan," tulis PSSI.
Advertisement
Nama Ponirin Meka paling dikenal saat aksinya yang menyulitkan Persib Bandung di final kompetisi amatir perserikatan pada 1983 dan 1985. Pertemuan PSMS vs Persib edisi kedua pada 23 Februari 1985 paling fenomenal.
Seperti dilansir berbagai media, pertandingan panas itu disaksikan lebih dari 150 ribu penonton. Penonton luber sampai sentel ban Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Â
Terus Menang
Â
Final saat itu merupakan ulangan partai puncak dua tahun sebelumnya. Pada 1983, PSMS menjadi kampiun setelah menang 3-2 atas Persib melalui drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 0-0 sepanjang waktu normal dan perpanjangan waktu.
Antusiasme penonton sulit dibendung, bahkan pertandingan nyaris batal dilakukan.Sebanyak 2.500 petugas keamanan mencoba menertibkan penonton.
PSMS Medan kembali mempertahankan trofi juara. Mereka menang 4-3 melalui adu penalti setelah bermain imbang 2-2 selama 120 menit kontra Persib.
Keberhasilan PSMS Medan jadi juara tak lain karena penampilan Ponirin Meka di bawah mistar gawang. Dialah yang dua kali membuat penggawa Persib menangis karena gagal dua kali di final perserikatan.
Â
Advertisement
Masuk Timnas Indonesia
Ponirin menggagalkan tiga tendangan penalti pada final perserikatan melawan Persib di 1983. Sedangkan pada final di 1985, dia membendung empat algojo penalti Persib, Iwan Sunarya, Adeng Hudaya, Dede Iskandar, dan Robby Darwis.
Performa apik Ponirin Meka bersama PSMS mengantarkannya menjadi kiper timnas Indonesia. Ia tampil gemilang di Asian Games 1986 yang digelar di Seoul, Korea Selatan.
Timnas Indonesia melaju hingga semifinal, setelah mengalahkan Uni Emirat Arab (UEA) lewat adu penalti di perempatfinal.Saat itu Ponirin Meka menggagalkan eksekusi penalti pemain UEA di babak kedua dan sekali saat adu penalti.
Keahliannya dalam menepis tendangan penalti membuat Ponirin mendapat julukan "si Tangan Emas".
Adapun pencapaian terbaik Ponirin bersama timnas Indonesia dirasakannya di ajang SEA Games 1987 dan Piala Kemerdekaan 1987 karena berhasil keluar sebagai juara.