Sukses

PT Freeport Indonesia Dukung Pelatnas Atletik Desentralisasi Mimika

Dukungan penuh PT Freeport Indonesia untuk PB PASI terkait Pelantas Atletik Desentralisasi Mimika tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani di Jakarta, 13 April 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI mendapatkan atlet-atlet terbaik dari Provinsi Papua untuk kepentingan nasional disambut positif. PT Freeport Indonesia (PTFI) sepakat memberikan dukungan penuh untuk PB PASI dalam penyelenggaraan Pemusatan Latihan Nasional atau Pelatnas Atletik Desentralisasii Mimika.

Hal ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di Jakarta, Rabu (13/04/2022). Perjanjian kerja sama ini ditandatangani Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Panjaitan dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.

"Saya sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh PTFI kepada PB PASI. Dukungan ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan atlet atletik di Indonesia ke depannya," kata Luhut.

Kegiatan pelatnas desentralisasi ini akan dilaksanakan di Mimika Sports Complex (MSC), Timika, yang selesai dibangun oleh PTFI pada 2017. MSC adalah wujud kepedulian PTFI pada pengembangan olahraga di Papua, khususnya cabang olahraga atletik.

Hal tersebut tidak lepas dari hubungan baik yang sudah lama berlangsung antara PTFI dan PB PASI pada pelaksanaan PON XX Papua.

 

2 dari 4 halaman

Kejayaan olahraga Papua

Tony Wenas mengungkapkan sinergi untuk membangun kembali kejayaan olahraga Papua merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Papua serta juga Bangsa Indonesia.

Selain itu, juga mengambil peran dalam transformasi bangsa. Mentransformasikan sumber daya alam menjadi manfaat bagi kesejahteraan dan kebanggaan masyarakat dan bangsa Indonesia.

"PTFI menyadari banyaknya potensi yang terpendam di Papua. Papua tidak hanya memiliki potensi kekayaan sumber daya alam, tetapi juga potensi dalam bidang olahraga, salah satunya cabang atletik," ujar Tony.

Ia menambahkan Papua pernah berjaya di cabang atletik baik di event nasional maupun internasional pada era 1980 - 2000. Salah satunya rekor dasalomba pada 1993 yang belum terpecahkan dan masih dipegang oleh atlet senior Papua Yulius Uwe.

 

3 dari 4 halaman

Prestasi atlet

Upaya yang dilakukan PTFI dalam membangun kembali kejayaan atletik Papua dimulai dengan membangun Mimika Sports Complex (MSC). Stadion atletik dengan standar internasional ini menjadi salah satu venue PON XX Papua 2021.

"Kami turut mendukung upaya PB PASI dalam mengembangkan cabang olahraga atletik di Indonesia, sekaligus meningkatkan prestasi atlet di Papua melalui penyelenggaraan Pelatihan Nasional Desentralisasi Mimika. PTFI akan memberikan dukungan penuh kepada PB PASI dalam penyelenggaraan pelatihan ini selama 3 tahun”, tutur Tony.

Saat digunakan sebagai venue atletik PON XX Papua 2021, Luhut menyampaikan gagasan pelaksanaan pelatnas di MSC yang khusus diisi atlet dan pelatih yang berasal dari Papua. Gagasan ini disambut baik oleh manajemen PTFI dan bersedia mendukung.

Untuk tahap awal, pelatnas di Timika akan diikuti 19 orang atlet dan delapan pelatih. Mereka adalah hasil seleksi yang dilakukan tim Pembinaan PB PASI selama berlangsungnya PON XX yang lalu dengan kriteria prestasi di kisaran 5 besar SEA Games.

"“Selain berlatih dan dievaluasi secara periodik, melalui program yang didesain PB PASI, para atlet juga akan mendapatkan kesempatan bertanding di luar negeri. Sebanyak 9 staf pendukung seperti dokter, masseur dan psikolog akan dilibatkan juga dalam kegiatan ini," kata Luhut.

 

4 dari 4 halaman

Akan dievaluasi

Luhut memberikan perhatian besar pada prestasi atletik Papua yang mengalami penurunan. Hal ini terlihat melalui keikutsertaan Papua dalam PON. Pada 2004 Papua merebut 10 medali emas, namun merosot tajam sehingga 2012, 2016, dan 2021 hanya memperoleh satu medali emas.

Sebelumnya, Papua selalu menjadi bagian utama kekuatan tim atletik Indonesia dengan prestasi-prestasi internasionalnya. Masyarakat tentu masih ingat sprinter Franklin Burumi yang membuat prestasi fenomenal dalam nomor 100 meter dan estafet 4 x 100 meter saat SEA Games 2011 di Palembang.

Program Pelatnas Desentralisasi di Timika akan dievaluasi bersama PB PASI dan PTFI setiap tahun sampai tiga tahun ke depan. Luhut optimistis program ini akan memberikan hasil positif bagi peningkatan prestasi atletik di Papua.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi ini juga berharap pelatnas desentralisasi seperti di Timika dapat dilaksanakan di provinsi-provinsi lain. "Sudah sepatutnya kita memberi perhatian besar pada atletik karena atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga. Banyak talenta yang bisa dijaring bila kegiatan pembinaan dan kompetisi dilaksanakan dengan lebih baik di provinsi-provinsi," pungkas Luhut.