Sukses

Lolos ke Final UEFA Conference League, Jose Mourinho Menangis Usai Laga AS Roma Vs Leicester City

AS Roma berhasil melaju ke partai puncak usai menyingkirkan wakil Inggris, Leicester City dengan agregat 2-1. Tandukan Tammy Abraham pada semifinal leg kedua membawa AS Roma unggul 1-0 di Stadio Olimpico.

Liputan6.com, Jakarta Pelatih AS Roma, Jose Mourinho, tidak kuasa menahan tangis saat menyaksikan pasukannya lolos ke babak final UEFA Conference League. Pria yang dijuluki sebagai The Special One itu menganggap turnamen kelas tiga di Benua Biru tersebut merupakan ajang Liga Champions bagi timnya saat ini, Serigala Ibu Kota.

AS Roma berhasil melaju ke partai puncak usai menyingkirkan wakil Inggris, Leicester City dengan agregat 2-1. Tandukan Tammy Abraham pada semifinal leg kedua membawa AS Roma unggul 1-0 di Stadio Olimpico. Serigala Ibu Kota pun berhak ke partai puncak setelah di leg pertama sebelumnya bermain imbang 1-1. 

Babak final bakal berlangsung pada 25 Mei 2022 di mana AS Roma akan bertemu dengan Feyenoord.

"Ini adalah klub raksasa tanpa ruang trofi dalam kaitannya dengan dimensi sosial klub. Jadi, ini bukan trofi, ini hanya final tapi sangat berarti bagi mereka," kata Mourinho seperti dilansir dari AS.

“Tentu  saya punya  momen yang lebih besar dari ini, tetapi saya tidak merasakan untuk diri saya sendiri. Saya merasakan untuk orang-orang dan para pemain saya. Ini bagi kami, adalah Liga Champions kami.”

Mourinho dipercaya menangani AS Roma sejak Mei tahun lalu. Meski punya segudang pengalaman dalam meraih trofi bergengsi, Mourinho tidak mudah mengulanginya bersama AS Roma pada musim ini.

Stok pemain yang terbatas membuat Mourinho sulit bersaing melawan tim-tim raksasa lainnya. 

Di Liga Italia, Mourinho tidak mampu mengantar Roma menembus empat besar. Saat ini, Serigala Ibu Kota masih berada di urutan kelima dengan koleksi 59 poin dari 35 pertandingan. Dengan menyisakan tiga pertandingan lagi, AS Roma masih terpaut 10 poin dari Juventus yang berada di posisi keempat.

2 dari 4 halaman

Meneteskan Air Mata

Beratnya beban yang dipikul Mourinho kini sedikit terangkat. Tiket final UEFA Conference League setidaknya membawanya selangkah lagi mempersembahkan trofi atau gelar juara bagi AS Roma. Situasi ini tergambar dari betapa emosionalnya Mourinho menyambut kemenangan timnya melawan Leicester City.

Dia tampak meneteskan air mata usai memeluk satu per satu staf pelatihnya.

"Saya meneteskan air mata karena emosi saya untuk semua orang yang mencintai klub ini,” kata Mourinho, yang  telah mencapai lima final Eropa dengan empat klub berbeda, yakni Porto, Inter Milan, dan MU.

"Saya beruntung bisa bermain di final yang lebih bergengsi daripada yang ini. Tetapi dalam hal cara kami menciptakan suasana keluarga di sini, itu membuat saya merasa istimewa," beber Mourinho.

 

3 dari 4 halaman

Berambisi ke Final

Sejak awal, Mourinho memang sangat berambisi membawa AS Roma ke final UEFA Conference League.

Setelah bermain imbang 1-1 melawan The Foxes berakhir 1-1 di Stadion King Power pekan lalu, Mourinho segera mengerahkan kekuatan terbaiknya saat menjadi tuan rumah pada leg kedua. 

Berbicara dalam konferensi pers jelang laga, Mourinho pun sempat membahas persiapan kedua tim. Dia menyebut Leicester City bisa merotasi tim karena lebih fokus ke Eropa.

“Ketika Anda tidak memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan di liga, maka fokus berlaih ke kompetisi Eropa,” ucap Mourinho dilansir dari Football Italia, Rabu (4/5/2022).

“Mereka tampil setelah tergusur dari Liga Europa. Mereka kini berambisi kembali tampil di sana musim depan melalui Conference League. Maka logis jika mereka mengistirahatkan pemain.”

“Kami tidak bisa melakukan itu. Kami memiliki kesempatan untuk mencapai kompetisi Eropa di liga. Saya berharap aspek ini tidak memengaruhi kondisi pemain. Mereka harus bersemangat membantu tim memenangkan pertandingan ini.”

4 dari 4 halaman

Cari Pengganti

Pada kesempatan yang sama, dia juga menyinggung pengganti dari Henrikh Mkhitaryan yang absen. 

“Kami tidak memiliki yang lain seperti dia. Ada tim top di mana Anda memiliki pemain serupa di setiap posisi. Tim-tim ini dapat memiliki rotasi yang sempurna. Kami tidak memiliki pemain lain seperti Mkhitaryan,” jelas Mourinho. 

“Saya bisa menurunkan pemain berbeda yang otomatis mengubah strategi. Tapi tujuannya tetap sama. Kami ingin pergi ke final. Untuk itu, kami harus mencurahkan semuanya di lapangan,” tambahnya. 

“Kami di sini sebagai sebuah tim. Tidak ada Mkhitaryan, tetapi ada pemain lain. Sebagai tim kami akan pergi untuk bertarung.”  (Berita selengkapnya bisa Anda saksikan di sini).