Liputan6.com, Jakarta - Piala FA kerap menyaksikan pembunuhan raksasa. Tim-tim papan bawah sukses menciptakan kisah Cinderella dengan membuat kejutan.
Fenomena ini terjadi karena FA Cup menghadirkan kesetaraan. Setiap klub bisa berpartisipasi terlepas kastanya. Kompetisi menggunakan sistem gugur sehingga tidak ada kesempatan bangkit seperti ajang yang memakai format round robin.
Baca Juga
Kualitas skuat klub papan, yang memiliki kekuatan modal, juga tidak jadi jaminan karena 11 bertemu 11 di lapangan.
Advertisement
Musim ini kejutan juga sudah terjadi. Klub Divisi V Boreham Wood menyisihkan AFC Wimbledon (Divisi III) dan Bournemouth (Divisi II) dalam perjalanan menuju babak 16 besar.
Tidak hanya meraih kemenangan, sejumlah tim kasta rendah bahkan sukses mempermalukan para raksasa dengan kemenangan besar pada kompetisi sepak bola tertua di dunia tersebut.
Â
Menang Besar
Scunthorpe United melakukannya terhadap Blackpool pada babak III 1960/1961. Satu divisi di bawah lawan, kala itu mereka berjaya 6-2.
Capaian lebih fantastis ditorehkan Southampton. Belum tergabung dalam sistem kompetisi, The Saints menghajar Middlesbrough yang kala itu berada di kasta tertinggi. Southampton menang 6-1 juga di putaran ketiga kompetisi.
Advertisement
Capaian Crystal Palace
Kemenangan terbesar tim kasta rendah atas mereka yang bertingkat lebih baik ditorehkan Crystal Palace pada musim 1921/1922. Bertamu ke markas wakil Divisi I Everton, The Eagles yang satu level di bawah menang enam gol tanpa balas.
Hasil ini merupakan hasil karya Edmund Goodman, manajer terlama sepanjang sejarah Crystal Palace. Dia menjadi pelatih setelah kariernya sebagai pemain berakhir dini akibat cedera serius, yang membuat kakinya diamputasi.