Liputan6.com, Jakarta - Liverpool dan Real Madrid bertemu untuk kali ketiga pada partai puncak kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa. Laga berlangsung di Stade de France, Minggu (29/5/2022) dini hari WIB.
The Reds memenangkan duel pertama. Saat kompetisi masih bernama Piala Champions, klub Merseyside tersebut berjaya 1-0 pada 1980/1981. Los Blancos membalas empat musim lalu. Real Madrid menang 3-1 pada final Liga Champions 2017/2018.
Rivalitas sengit keduanya menghadirkan banyak bumbu cerita. Salah satunya menyangkut sponsor. Seragam merah Liverpool tampil tanpa identitas penanam modal pada pertandingan di Parc des Princes, Paris, 27 Mei 1981.
Advertisement
Selotip putih yang melekat di dada kanan jersey merah Liverpool sepanjang laga. Penentu kemenangan Liverpool Alan Kennedy mengenang insiden itu sebagai sesuatu yang merepotkan dan tak masuk akal.
Jadwal pemanasan, ritual jelang laga hingga rapat pertandingan yang dipimpin oleh manajer Bob Paisley harus tertunda karena Liverpool terlibat cekcok kecil dengan stasiun-stasiun televisi pemegang hak siar.
"Sungguh kejam. Beberapa jam sebelum pertandingan kami harus merekatkan selotip putih di jersey satu sama lain. Saya melakukannya untuk jersey Alan Hansen, ia melakukan untuk saya, dan Phil Thompson merekatkannya ke jersey Phil Neal," kenang Kennedy dilansir BBC.
"Itu sesuatu yang tidak masuk akal dan mungkin tidak akan terjadi sekarang. Tapi Bob bereaksi dengan baik. Dia bilang itu seharusnya membuat kami lebih bertekad untuk memenangi pertandingan."
"Sikapnya selalu begitu tiap kali ada pihak-pihak yang memberi masalah. Kami menghadapi dan mengatasinya," ujar Kennedy.
Lemparan ke dalam Ray Kennedy gagal diantisipasi oleh lini belakang Real Madrid, yang terkecoh karena upaya pengendalian bola Alan Kennedy menggunakan dadanya di sisi kanan pertahanan lawan.
Upaya sapuan Rafael Garcia Cortes hanya menemui angin, sementara Kennedy merangsek ke dalam kotak penalti Real Madrid sebelum menaklukkan kiper Agustin dan memecahkan kebuntuan pada menit ke-82.
Liverpool pun memenangi trofi ketiga sepanjang sejarah. Mereka menjadi tim keempat yang bisa mencapai hal itu setelah Real Madrid, Ajax Amsterdam, dan Bayern Muenchen.
Sementara Paisley menempatkan diri sebagai pelatih pertama yang berhasil merebut tiga gelar setelah 1977 dan 1978.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Adidas
Keberadaan selotip di seragam Liverpool tidak lepas dari pengaruh Horst Dassler, bos adidas kala itu. Dia sukses membujuk Artemio Franchi yang tengah menjabat presiden UEFA untuk melarang penampilan iklan logo apparel di final Piala Champions 1980/1981.
Tujuannya sederhana. Addidas ingin mengambil alih sponsor apparel Liverpool lantaran kesuksesan mereka dan klub-klub Inggris lain di Eropa. Sementara saat itu Liverpool disponsori Umbro, perusahaan peralatan olahraga lokal yang sebelumnya berperan sebagai distributor adidas di Inggris Raya.
Adidas juga sebenarnya merugi karena logo mereka di seragam Real Madrid juga ditutupi. Namun, langkah itu tidak memberi dampak sebesar Umbro yang logonya sama sekali hilang dari jersey Liverpool.
Sebab, aksen tiga garis --yang seisi dunia tahu sebagai pertanda khas Adidas-- masih terpampang di lengan jersey, samping celana, hingga bagian atas kaus kaki yang dikenakan pemain Real Madrid.
Adidas juga punya tempat unjuk hadir karena mayoritas penghuni skuad Liverpool, kecuali dua pemain, mengenakan sepatu produksi mereka sebagai kesepakatan sponsor pribadi.
Advertisement
Adidas Akhirnya Sukses
Dalam perang bisnis adidas menang jauh lebih banyak. Mereka kemudian melanjutkan serangan dengan sukses membujuk Liverpool untuk menggunakan bola produksi adidas untuk pertandingan kandang sejak 1982.
Tak berhenti sampai di situ, Dassler akhirnya sukses menggaet Liverpool untuk kontrak apparel mulai musim 1985/1986. Namun, dalam kesepakatan itu The Reds harus mulai menggunakan jersey baru untuk final Piala Champions 1984/1985.
Adidas rela membayar kompensasi kepada Umbro untuk pelanggaran kontrak terkait laga tersebut. Namun, mereka menguasai kontrak apparel Liverpool setidaknya hingga 1996 dan berlanjut lagi pada 2006-2012.