Liputan6.com, Jakarta Petarung Indonesia di ONE Championship Adrian Mattheis akan tanding ulang dengan atlet asal Brasil Alex Silva bulan depan. Keduanya bakal berduel pada ajang bertajuk ONE 158 di Singapore Indoor Stadium.
Duel 3 Juni 2022 nanti bakal menjadi rematch pertarungan 11 Maret lalu. Saat itu Adrian Mattheis berhasil mengalahkan Alex Silva yang berujung kontroversial.
Baca Juga
Dalam laga MMA divisi strawweight ONE Championship itu, sang jagoan Indonesia berjuluk “Papua Badboy” keluar sebagai pemenang lewat technical knockout (TKO) pada ronde kedua menyusul pukulan telak yang menjatuhkan Silva.
Advertisement
Demi melindungi Silva dari serangan lanjutan, wasit segera melerai dan memberikan kemenangan pada Adrian. Keputusan wasit sudah bulat. Namun, Silva merasa masih bisa melanjutkan laga dan tengah mengincar kaki Adrian untuk melancarkan kuncian saat sang pengadil menghentikan laga.
Hasil itu menjadi kekalahan knockout pertama dalam karier Silva, yang pernah meraih sabuk juara dunia ONE Championship. Meski demikian, Silva menolak menyebut bahwa Adrian adalah salah latu lawan paling berbahaya yang pernah ia hadapi.
“Tidak. Dia bukan termasuk [lawan paling berbahaya],” ujar pria 39 tahun asal Brasil tersebut.
“Anda tahu saya sangat menghormatinya, begitu pun dengan semua atlet yang ada di divisi ini. Hanya saja saya telah banyak melawan atlet lain seperti Juara Dunia [Joshua] Pacio yang berakhir dengan [kekalahan lewat] keputusan terbelah di Filipina. Saat itu, saya mengontrol jalannya laga. Tapi tak apa, hal terpenting adalah memberi respek pada lawan,” lanjutnya.
Memanjakan
Karier Adrian dalam MMA memang tengah menanjak. Dengan torehan 10-5 dalam ranah profesional, pria asal Sorong, Papua Barat, ini meraih delapan kemenangan dalam 10 laga terakhirnya di ONE.
Yang lebih istimewa, hanya satu dari total 10 kemenangannya yang diraih lewat keputusan juri. Lima kemenangan ia raih lewat KO/TKO, sementara empat lainnya lewat kuncian.
Namun, hal itu tidak dianggap sebagai catatan istimewa bagi Alex Silva. Meski menaruh rasa hormat pada Adrian, ia merasa berada dalam level yang berbeda dengan sang lawan dan akan membuktikan hal itu dalam laga mendatang.
“Seratus persen saya adalah petarung yang lebih baik darinya. Saya sangat respek dengan Adrian, dia adalah anak yang baik. Dalam laga pertama, saya percaya kalau kekuatan terbesarnya adalah motivasi untuk meraih kemenangan atas petarung seperti saya yang merupakan adalah mantan juara dunia,” ungkap Silva.
Advertisement
Idola
Adrian mengakui jika Silva adalah idolanya. Bahkan pria asal Brasil itu adalah inspirasi yang mendorongnya menekuni karier dalam MMA. Sebagai pemilik sabuk hitam dan juara dunia Brazilian Jiu-jitsu (BJJ), Silva memang sangat disegani terutama dalam mengunci lawan. Terbukti, sembilan dari 11 kemenangannya diraih lewat kuncian.
Di sisi lain, Adrian juga dikenal punya pukulan tajam yang bisa menghunjam dan mengandaskan lawan. Namun, Silva juga tak menganggap itu sebagai atribut spesial.
“Tidak, jujur saya tidak terkejut [dengan strikingnya]. Ia memberikan segala-galanya dalam laga itu, tapi saya adalah petarung yang lebih baik dari siapa pun. Saya adalah mantan Juara Dunia [ONE Strawweight]. Jika Anda mengalahkanku, itu bagus. Jika kalah, maka Anda kalah. Saya kira ia berlaga tanpa tekanan dan beraksi dengan lepas,” ujar Silva.