Sukses

Kritik Bintang Emon untuk PSSI: Kok Pemain Bola Tidak Ada yang Pimpin Polri?

Komika Bintang Emon menyindir fenomena pensiunan aparat yang kemudian menjadi ketua umum PSSI. Dia heran mengapa hal itu bisa terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Komika Bintang Emon menyindir fenomena pensiunan aparat yang kemudian menjadi ketua umum PSSI. Dia heran mengapa hal itu bisa terjadi.

Hadir dalam program Somasi di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Bintang Emon menyorot latar belakang Ketua Umum PSSI saat ini Mochamad Iriawan, yang berstatus perwira tinggi Polri.

"Kenapa polisi bisa menjadi Ketua PSSI ya. Nggak ada masalah sih, nggak salah juga. Sebelumnya juga ada tentara jadi Ketua PSSI," tutur Bintang Emon.

"Memimpin pemain bola enggak apa-apa, enggak salah juga. Cuma kalau pakai logika yang sama, harusnya Ismed Sofyan juga bisa jadi Kapolri dong."

"Soalnya kalau dilihat-lihat mirip juga, oknum aparat dan pemain bola mirip, sama-sama suka nendang. Yang satu nendang bola, yang satu nendang penjahat," lanjut juara Stand Up Comedy Academy (SUCA) 3 itu.

Meski mengkritik, Bintang Emon mengaku tidak memiliki masalah dengan kepolisian. Dia menghargai kinerja aparat penegak hukum.

“Gue setuju, lembaga kepolisian harus pakai kata ‘oknum’ karena banyak banget polisi yang jujur, baik, dan menjalankan tugas dengan benar, tuh, banyak banget. Respect untuk Kepolisian Republik Indonesia,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Reaksi Warganet

Materi Bintang Emon menghasikan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Netizen dengan akun @MafiaWasit tak setuju dengan perkataannya.

“Terkait video @bintangemon di Somasi, gua mau bantu jawab dan klarifikasi. Tapi, bukan berarti gua bela pak @iriawan84, lho, ya. Dalam statuta atau syarat Kongres, calon Ketum (ketua umum) PSSI nggak wajib pernah jadi pemain bola, sedangkan untuk jadi Kapolri, harus jadi polisi,” tulisnya.

Sementara dukungan datang dari sesama komika, Ernest Prakasa. Dia menyebut juniornya berani berbicara meski tidak harus melakukannya.

"Padahal nggak usah kritis pun bisa hidup tenang, tapi dia memilih untuk tetap lantang. Respect!" cuit Ernest.