Liputan6.com, Jakarta Legenda Timnas Inggris, David Beckham menyebut Piala Dunia 2022 Qatar yang digelar pada musim dingin akan menguntungkan negaranya.
Ya, Piala Dunia 2022 Qatar memang sedikit berbeda dengan edisi perhelatan sebelumnya yang selalu digelar pada pertengahan tahun atau akhir musim kompetisi sepak bola dunia.
Advertisement
Baca Juga
Qatar akan menggelar Piala Dunia pada akhir tahun, tepatnya 21 November-18 Desember mendatang.
Penempatan jadwal tersebut sempat menimbulkan pro dan kontra karena akan berdampak besar kepada perjalanan kompetisi besar Eropa.
Namun, bagi David Beckham gelaran Piala Dunia di musim dingin akan menguntungkan bagi Timnas Inggris.
Pengalamannya, saat memperkuat Inggris di Piala Dunia yang berlangsung musim panas, para pemain tidak dalam kondisi fisk yang prima.
Pasalnya, pada Piala Dunia sebelum-sebelumnya yang digelar usai kompetisi antraklub, para pemain kelelahan usai berkompetisi satu musim penuh.
“Untuk tim kami, saya merasa [Piala Dunia di musim dingin] adalah peluang besar," kata Beckham, dilansir Skysports.
"Kami tidak pernah menggunakan [kelelahan] sebagai alasan. Tapi sejujurnya, kami sampai di akhir musim yang melelahkan di Liga Premier, liga terberat di dunia, dan Anda lelah ingin istirahat, Anda tidak punya waktu untuk pulih dari musim yang sulit," sambungnya.
Sementara di Piala Dunia 2022 ini, para pemain, menurut Beckham akan dalam kondisi siap tempur, karena sudah menjalani istirahat dan berada di pertengahan kompetisi.
“Para pemain ini datang ke Piala Dunia 2022 pada saat mereka berada di puncak; mereka telah beristirahat, mereka berada di tengah musim, tidak ada alasan atau alasan bagi mereka untuk tidak berada di puncak permainan mereka. dan di puncak kebugaran mereka," jelasnya.
Timnas Inggris Berkembang
David Beckham juga mengungkapkan permainan Timnas Inggris perlahan meningkat di bawah kendali Gareh Southgate. Timnas Inggris mampu mencapai semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020.
Eks pemain Manchester United ini pun berharap banyak pada Piala Dunia 2022 ini Timnas Inggris bisa meraih gelar juara.
"Bagi para pemain kami, ini adalah kesempatan nyata. Kami memiliki tim muda, tim yang menarik, seorang manajer yang telah lama bersama para pemain ini," kata Beckham.
“Saya sangat suka menonton tim Inggris ini bermain; mereka mengasyikkan, mereka bermain dengan penuh semangat, mereka bermain seperti mereka ingin berada di sana, sesuatu yang ingin Anda lihat sebagai penggemar Inggris" ujarnya.
Advertisement
Baru Saja Dibantai
Namun pernyataan Beckham berbanding terbalik dengan penampilan Inggris di beberapa pertandingan sebelumnya.
Inggris baru saja menelan pil pahit usai dihancurkan Hungaria pada lanjutan UEFA Nations League, Selasa (14/6/2022).
Pada laga yang digelar di Molineux Stadium, Wolverhampton ini, pelatih Gareth Southgate menurunkan tim bermaterikan kombinasi pemain senior dan sejumlah bintang muda.
Sayangnya, Inggris harus menyerah dari Hungaria. Rolland Sallai memborong dua gol tim tamu, sedangkan dua gol lainnya masing-masing dicetak oleh Zsolt Nagy dan Daniel Gazdag.
Sudah jatuh tertimpa tangga, penampilan buruk Inggris membuat suporter di tribun tak terima dan mencemooh para pemain.
Kekalahan memalukan ini membuat Inggris terjerembab di dasar klasemen dengan poin dua dari empat pertandingan.
Rekor Terburuk
Di sisi lain, kekalahan itu menjadi catatan kelam Timnas Inggris. Menurut laporan Guardian, itu adalah kehancuran terparah timnas Inggris saat bermain di kandangnya dalam 94 tahun terakhir.
Terakhir kali mereka menderita kekalahan lebih telak di depan publiknya saat menjamu Skotlandia dengan skor 1-5 dalam sebuah laga, 31 Maret 1928.
"Tentu saja (saya mengerti kekecewaan suporter). Pada akhirnya, ini tentang memenangi pertandingan bersama Inggris," katanya Southgate, dilansir Mirror.
"Saya tidak akan mengatakan itu tak menyakitkan. Saya harus menghadapinya dan itu tugas saya untuk melindungi pemain," sambungnya.
Advertisement
4 Laga Tak Pernah Menang
Di UEFA Nations League, Timnas Inggris sudah melakoni empat pertandingan. Namun hasilnya tak satu pun kemenangan yang bisa diraih.
Inggris kalah dua kali dari Hungaria 0-1 dan 0-4. Kemudian dua kali seri melawan Italia dan Jerman.
Parahnya lagi, Inggris hanya mencetak 1 gol dari 4 pertandingan tersebut, itu pun cuma dari penalti Harry Kane ke gawang Jerman.
Hasil buruk ini membuat posisi Southgate mulai tak aman. Suara-suara agar dirinya dipecat pun mulai digaungkan sebagian suporter