Sukses

Profil Jhonny van Beukering, Mantan Striker Timnas Indonesia yang Kini Jadi Satpam Klub Striptis

Kisah Jhonny van Beukering makin pahit, dia juga sempat terlilit utang dari 2017 hingga 2021. Alhasil selain jadi satpam, Van Beukering juga melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Liputan6.com, Jakarta Mantan pemain Timnas Indonesia, Jhonny van Beukering kembali menjadi perbincangan. Namun bukan karena aksinya yang menawan di atas lapangan, melainkan kisah hidupnya yang sedang menyedihkan.

Jhonny van Beukering mengaku saat ini bekerja sebagai penjaga keamanan klub striptis. Itu dilakukannya untuk dapat bertahan hidup bersama kekasih dan tiga anaknya.

Dilansir dari media Belanda, Voetbalzone, nasib malang yang menimpa Van Beukering tak lepas dari keputusannya untuk memperkuat tim asal Indonesia, Pelita Jaya.

Van Beukering disebut tak pernah menerima gaji dan terpaksa harus menjual dua rumahnya dan menumpang di rumah orang tuanya.

Van Beukering sempat memutuskan pensiun pada 2016 lalu. Namun, ia kembali dan sempat memperkuat beberapa klub sebelum benar-benar pensiun pada 2019.

Setelah itu, kehidupan Jhonny van Beukering pun semakin tidak jelas hingga pada akhirnya ia mengalami kesulitan finansial dan sempat dinyatakan bangkrut di Belanda.

Kisah Van Beukering makin pahit, dia juga sempat terlilit utang dari 2017 hingga 2021. Alhasil selain jadi satpam, Van Beukering juga melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

"Saya pergi dari surga ke neraka. Orang-orang tidak tahu seberapa terpuruk saya. Saya telah kehilangan segalanya, benar-benar segalanya. Kami harus tinggal bersama keluarga dengan uang 50 euro [sekitar Rp 780 ribu] untuk seminggu," kata Van Beukering saat diwawancarai Algemeen Dagblad, dikutip dari Voetbalzone.

"Saya berdiri di sana, di gereja atau di depan masjid, memberikan paket sembako dari Food Bank. Paket sembako yang sebenarnya saya dan keluarga butuhkan sendiri, karena kami tidak punya apa-apa di rumah," imbuhnya.

2 dari 5 halaman

Siapa Jhonny van Beukering?

Jhonny van Beukering sempat masuk dalam Timnas Belanda U-15 pada 1998. Di level klub, dia mengawai karier di Vitesse U-19. Setelah dua tahun menimba ilmu, dia promosi ke tim senior Vitesse yang bermain di Eredivisie (Liga Belanda).

Dia bertajan Vitesse selama empat tahun dari 2000 hingga 2004 dengan catatan 49 penampilan dan delapan gol.

Kemudian, Beukering pindah De Graafschap Doetinchem. Puncak karier Van Beukering sebagai pemain terjadi saat membela NEC Nijmegen.

Kala itu, ia bermain sebanyak 63 laga dan melesakkan 20 gol untuk timnya. Atas catatan tersebut, ia kemudian direkrut oleh salah satu tim papan atas Belanda, Feyenoord pada musim 2010/11.

Setelah itu, karier Beukering tenggelam bak ditelan bumi. Dia sempat pindah ke Pelita Jaya, Dordrecht, Presikhaaf,dan MASV. Bahkan, Beukering sempat bermain di klub amatir sebelum benar-benar pensiun pada 2019 lalu.

3 dari 5 halaman

Pemain Naturalisasi Gagal

Saat masih memperkuat Feyenoord, Beukering mendapatkan paspor Indonesia usai mengambil sumpah di akhir 2011.

Namanya tenar dan dielu-elukan oleh pecinta sepakbola nasional, mengingat statusnya sebagai pemain Liga Belanda.

Beukering masuk dalam skuad Piala AFF 2012 yang dibesut pelatih asal Sumatera Barat, Nil Maizar. Namun, bobot tubuhnya terlalu gemuk untuk ukuran pemain.

Benar saja, Beukering hanya sekali bermain untuk Timnas Indonesia dan tak memberikan dampak positif. Indonesia pun gugur di fase grup.

Melansir transfermarkt, Beukering hanya mencatatkan satu penampilan. Tak ada gol atau assist yang dibuat olehnya.

4 dari 5 halaman

Jadi Satpam Klub Striptis

Kemerosotan karier berdampak pada finansial Beukering. Dia kesulitan untuk menghidupi kekasih dan tiga anaknya.

Bahkan ia sampai harus menjual dua rumahnya dan sementara tinggal di kediaman ibunya. Kisah Van Beukering makin pahit, dia juga sempat terlilit utang dari 2017 hingga 2021.

Kini, Van Beukering berusaha kembali bangkit dari keterpurukan dengan bekerja sebagai petugas keamanan atau satpam setiap akhir pekan di sebuah klub striptis yang berlokasi di De Nacht, Tilburg.

"Saya berdiri di sana, di gereja atau di depan masjid, memberikan paket sembako dari Food Bank. Paket sembako yang sebenarnya saya dan keluarga butuhkan sendiri, karena kami tidak punya apa-apa di rumah," ungkap Van Beukering.

5 dari 5 halaman

Suka Nonton Payudara

Meski berada di titik terendah, Beukering mengaku senang bekerja di klub striptis. Bahkan, ia mengaku sangat menikmati profesi menjadi penjaga pintu klub striptis lantaran bisa melihat payudara wanita.

“Pekerjaan sebagai penjaga pintu di klub striptis sangat menyenangkan," tutur Van Beukering.

"Bisa melihat dada wanita berjam-jam. Siapa yang tidak menginginkannya. Sejauh ini, ini adalah klub terbaik dalam karier saya,” pungkasnya.