Liputan6.com, Jakarta Sosok kiper Thibaut Courtois memiliki peran sentral dalam keberhasilan Real Madrid merebut trofi Liga Champions musim lalu. Penyelamatan-penyelamatan gemilang yang dilakukan saat bertemu Liverpool di final membuat gawang Los Blancos terhindar dari kebobolan sepanjang pertandingan.Â
Setidaknya ada sembilan kali Courtois mematahkan peluang emas Liverpool di Stade de France, pada 29 Mei lalu. Dia mengalahkan torehan penyelamatan terbanyak di final Liga Champions milik kiper Liverpool Allison (2019) dan penjaga gawang Manchester United, Edwin Van der Sar (2011).Â
Penampilan gemilang mantan penjaga gawang Chelsea itu tidak sia-sia karena pada menit ke-59, Vinicius Jr akhirnya berhasil menjebol The Reds. Ini jadi satu-satunya gol yang tercipta pada laga tersebut dan Real Madrid akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0.Â
Advertisement
Ini merupakan gelar Liga Champions ke-14 Real Madrid sepanjang sejarah. Sementara Courtois yang tampil gemilang bisa berbangga hati karena ditetapkan sebagai man of the match pada partai itu.
Thibaut Courtois tidak ingin melupakan momen ini begitu saja. Sebaliknya pria asal Belgia terebut mewarat memori indah tersebut abadi lewat lewat hiasan tato di salah satu lengannya.Â
Seperti dilansir dari Marca, Courtois baru-baru ini memamerkan lukisan permanen itu melalui akun Instagram-nya. Dalam foto tersebut terlihat tato baru Courtois bergambar gawang yang tertutup tembok batu-bata. Dia melengkapinya dengan gambar trofi, serta insial nama dan nomor punggungya.
Courtois tampaknya puas dengan tato barunya itu. Tidak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada tattoo artist yang telah membantunya. "Terima kasih atas pekerjaanmu," tulis Courtois. Â
Â
Â
 Â
Dibenci Atletico
Sementara itu, di balik kegembiraan merayakan keberhasilan Real Madrid, Courtois harus meberima kabar kurang sedap dari markas Atletico Madrid, Stadion Wanda Metropolitano. Plakat namanya yang sempat tertanam di sana, belakangan diketahui telah dibongkar usai final Liga Champions 2021/22.
Los Rojiblancos merasa tersinggung atas komentar Courtois jelang laga krusial itu. Saat itu, Courtois yang memperkuat Real Madrid berkata kalau dirinya kini berada di jalur sejarah yang tepat mengacu kepada kekalahan yang dialami Atletico di final Liga Champions di Lisbon, Portugal pada tahun 2014 lalu. Saat itu, Los Rojiblancos yang masih diperkuat Courtois dipaksa menyerah dengan skor 4-1.
Ucapan ini ternyata membuat panas telinga Atletico yang notabene adalah rival sekota Los Blancos. Fans Atletico marah dan mengancam akan mencabut plakat nama Courtois di Wanda Metropolitano.
Â
Advertisement
Tidak Butuh Waktu Lama
Plakat itu sebelumnya dibangun demi menghormati Coutois yang dianggap legenda di sana. Dia mendapat kehormatan diberi plakat setelah melewati 100 pertandingan bersama Atletico Madrid.
Presiden Atletico, Enrique Cerezo kemudian merespons tuntutan ini, pada Senin (30/5/2022). "Jika kalian ingin menacbut plakat Courtois, datanglah dengan kapak dan sekop lalu pindahkanlah," ujarnya.
Tidak butuh waktu lama. Seperti dilansir dari Marca, hanya berselang sejam setelah Cerezo menyampaikan hal ini, plakat Courtois sudah tidak terlihat lagi di Stadion Wanda Metropolitano.
Dalam rekaman video yang diunggah media asal Spanyol terlihat, lokasi plakat hanya menyisakan lantai kosong tanpa pelat baja. Tanda jasa itu tampak diletakkan begitu saja di tangga stadion.
Â
Â
Cetak Sejarah
Keberhasilan Real Madrid merebut trofi Liga Champions tidak hanya menyisakan kenangan indah bagi Courtois. Pelatih Los Blancos, Carlo Ancelotti juga sama. Apalagi, Ancelotti sukses menciptakan sejarah sebagai pelatih pertama yang meraih trofi Liga Champions dalam empat kesempatan berbeda.
Ancelotti sebelumnya juga berhasil mengantarkan AC Milan juara Liga Champions pada 2002-2003 dan 2006-2007. Pria berusia 62 tahun itu kemudian mengangkat trofi Liga Champions 2013-2014 pada periode pertamanya melatih Real Madrid lewat kemenangan 4-1 atas Atletico Madrid di final.
Setelah delapan tahun, Ancelotti kembali membawa Real Madrid merebut trofi bergengsi tersebut. Sebelum laga final, Ancelotti sejajar Bob Paisley dan Zinedine Zidane sebagai pelatih dengan tiga trofi Liga Champions. Sekarang, Carlo Ancelotti berdiri sendiri di daftar teratas.
Advertisement