Liputan6.com, Jakarta 12 tahun yang lalu, dunia sepak bola dikejutkan dengan kejadian kontroversial di Piala Dunia 2010. Gol Frank Lampard dianulir saat Timnas Inggris melawan Jerman di babak 16 besar.
Pada awalnya, pertandingan berjalan baik-baik saja. Jerman mengganas di awal babak pertama. Baru 32 menit laga berjalan, Jerman sudah unggul 2-0 melalui gol Miroslav Klose dan Lukas Podolski.
Inggris berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 pada menit ke-37. Adalah Matthew Upson yang mencatatkan namanya di papan skor melalui sundulan.
Advertisement
Dua menit kemudian, kontroversi terjadi. Bermula dari James Milner mengirim umpan kepada Jermaine Defoe di depan kotak penalti.
Defoe berupaya menembus lini belakang Jerman, tetapi bola berhasil ditekel. Bola memantul ke Frank Lampard yang segera mengirim tembakan lob.
Bola membentur bagian bawah mistar gawang, memantul di tanah hingga sekali lagi membentur mistar sampai kemudian Manuel Neuer mengamankannya.
Dalam tayangan ulang, terlihat jelas bahwa tembakan tersebut menerbangkan bola menggetarkan tiang, dan sempat masuk ke dalam gawang.
Namun, bola bergerak terlampau cepat, sehingga wasit dan ofisial pertandingan hanya melihat saat bola ditangkap Neuer usai mengenai tiang. Skor pun urung berubah menjadi 2-2.
Suporter Inggris berang dengan keputusan wasit dan merasa tim kesayangan mereka dikecewakan dengan sistem yang cacat.
Pada akhirnya, Jerman menambah dua gol via serangan balik yang diselesaikan Thomas Mueller. Inggris kalah 1-4. Ini menjadi kekalahan terbesar mereka di ajang Piala Dunia.
Tidak Menyesal
Soal momen kontroversial Piala Dunia itu, melalui Goal Lampard mengaku tidak menyesal. Dia justru senang karena insiden itu membuat teknologi garis gawang digunakan secara reguler di sepak bola hari ini.
“Saya tidak terlalu memikirkannya. Saya tidak melihat banyak gunanya memiliki malam susah tidur saat memikirkan hal itu," kata Lampard.
Itu mengubah permainan menjadi lebih baik, jadi saya senang. Ini adalah langkah positif untuk permainan secara keseluruhan dengan diperkenalkannya teknologi garis gawang," ucapnya.
Advertisement
Kekecewaan Fabio Capello
Berbeda dengan Lampard, perlatih Timnas Inggris saat itu Fabio Capello merasa sangat kecewa. Andai gol itu disahkan, dia yakin hasilnya Inggris tidak akan kalah sebesar itu.
Bahkan, bukan tidak mungkin itu menjadi titik balik kebangkitan Inggris untuk mengalahkan Jerman yang diisi pemain-pemain muda.
"Satu hal yang terus saya pikirkan. Saat itu Jerman masih tim muda, sangat muda. Tim muda yang sempat unggul 2-0 lalu bisa jadi 2-2, mereka bakal menghadapi masalah psikologis. Bagi kami, gol itu bisa jadi dorongan luar biasa." katanya
"Namun, itu tidak terjadi, dan saya masih tidak bisa menyingkirkan kemungkinan itu dari benak saya. Pikiran itu masih ada, masih di sana," ucap Capello, dilansir The Guardian.
Manuel Neuer Mengakui Gol
Terkait insiden itu, Lampard mengungkapkan bahwa Neuer pernah mengaku kepadanya bahwa seharusnya golnya sah.
"Ia selalu terkait erat dengan saya, karena saya sering ditanya tentang gol yang tidak pernah ada itu. Saya benar-benar bertemu dengannya pada liburan tahun lalu [2013] dan kami bercanda tentang hal itu di tepi kolam renang," kata Lampard.
"Ia terbuka dengan fakta bahwa itu adalah gol sah - cukup mudah untuk mengatakannya bertahun-tahun setelah kejadian itu!" ucap Lampard, dilansir FourFourTwo.
Advertisement
Diterapkan Teknologi Garis Gawang
Gol hantu Lampad di Piala Dunia 2010 menjadi alasan utama terbukanya penerapan teknologi garis gawang pada 2014.
Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) secara aklamasi memutuskan penerapan teknologi garis gawang pada 2012 lalu.
Presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter mengungkapkan, kontroversi seperti gol hantu Lampad, tak boleh lagi terjadi di Piala Dunia, karena sangat merugikan.
"Momen (gol Lampard) itu mengatakan kepada saya, 'Anda tak bisa menerima hal itu lagi di Piala Dunia berikutnya. Itu adalah hari bersejarah di dunia sepak bola internasional," kata Blatter dilansir BBC.
"Pada musim semi 2010, kami mulai melakukan serangkaian percobaan dan sekarang (sistem) kami telah siap. Saya senang atas segala usaha yang telah dilakukan," ucapnya.