Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda buka suara tentang pernyataannya menolak proses naturalisasi pemain klub Malaysia Johor Darul Ta'zim, Jordi Amat, yang dilakukan PSSI. Pernyataannya itu telah menuai pro dan kontra.
Untuk diketahui, dalam unggahan pada akun Instagram pribadinya, @Syaifulhooda, Rabu, 29 Juni 2022, Syaiful Huda mengunggah tulisan tangan dengan pesan, "Saya setuju naturalisasi Jordi Amat dibatalkan kita minta STY dan Kemenpora bersikap tegas."
Baca Juga
Erick Thohir Minta Shin Tae-yong Fokus Pada Timnas Indonesia dan Tak banyak Mengeluh Soal Format Piala AFF 2024
PSSI Lanjutkan Kerja Sama dengan Emtek Group untuk Hak Siar Timnas Indonesia Kelompok Umur, Ini Fakta Menariknya
PSSI Kembali Percayakan SCM Siarkan Pertandingan Timnas Indonesia di Tahun 2025
Dia menegaskan jika penolakannya itu cukup beralasan karena melihat ada banyaknys kejanggalan. "Seremoni sudah dilakukan padahal proses administrasinya belum, juga belum proses politiknya," kata Syaiful Huda di Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Advertisement
Politisi yang memiliki lingkup tugas di bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah itu menambahkan hal tersebut juga didasari pemikiran jika naturalisasi harus benar-benar selektif.
"Jika merujuk pada data, sudah 12 tahun kita lakukan proses naturalisasi pemain sepak bola," tutur Syaiful Huda.
"Sedikitnya ada 36 pemain naturalisasi yang bermain untuk tim nasional kita. Tapi, faktanya belum satu pun prestasi membanggakan yang berhasil diukir, sekelas emas SEA Games atau juara Piala AFF," imbuhnya.
Syaiful Huda menjelaskan proses naturalisasi pesepak bola mulai berembus kencang ketika Cristian Gonzales memutuskan menjadi warga negara Indonesia pada 2010. Masuknya pemain asal Uruguay tersebut memang mengangkat level permainan Timnas Indonesai, meski belum mampu menorehkan prestasi.
"Meningkatnya level permainan tim nasional akibat masuknya Cristian Gonzales akhirnya membuat publik kian permisif terhadap proses naturalisasi yang disponsori oleh PSSI," ujarnya.
"Tanpa sadar sudah ada 36 pemain asing yang kita sahkan sebagai WNI dan ternyata tidak berkontribusi maksimal pada prestasi tim nasional sepak bola kita."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harus tepat
Syaiful Huda menginginkan naturalisasi pesepak bola harus ditempatkan pada substansi yang tepat. Pemain naturalisasi harus memiliki kedudukan spesial, yakni memilikipengalaman dan kemampuan lebih dibanding pesepak bola lokal.
"Saya memandang dari sisi sports governance. Sudah 35 pemain sepak bola yang dinaturalisasi, tapi prestasi sepak bola kita masih begitu-begitu saja. Artinya kebijakan naturalisasi yang dipercaya untuk meraih prestasi cepat, perlu dikaji ulang," ujar politisi PKB itu.
Dia menegaskan tidak anti terhadap naturalisasi pesepak bola demi prestasi tim nasional Indonesia. Hanya saja sistem dan roadmap dari alur naturalisasi perlu dimatangkan, agar dapat diukur seberapa berhasil naturalisasi yang dilakukan oleh Timnas Indonesia.
"Jangan sampai obral naturalisasi tapi tanpa bukti prestasi memadai," tukas Syaiful Huda.
Â
Advertisement
PSSI dan Menpora
Dalam polemik ini, Syaiful Huda tidak menempatkan para pemain naturalisasi sebagai satu-satunya pihak yang bersalah. Menurutnya, PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga harus membenahi target serta pembinaan sepak bola di Indonesia.
"Termasuk secara ketat menetapkan sekian indikator yang harus dipenuhi oleh pemain naturalisasi," pungkasnya.