Sukses

Mengenal Teknologi Pendeteksi Offside Baru untuk Piala Dunia 2022 di Qatar

Piala Dunia 2022 akan dilengkapi sistem VAR (video asisten referee) yang telah diperbarui, dengan nama teknologi pendeteksi offside semi-otomatis (Semi-Automated Offside System/SAOT).

Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 akan dilengkapi sistem VAR (video asisten referee) yang telah diperbarui, dengan nama teknologi pendeteksi offside semi-otomatis (Semi-Automated Offside System/SAOT).

SAOT akan menggantikan sistem VAR lama, di mana pertama kali diperkenalkan FIFA pada ajang Piala Dunia 2018 di Rusia. Demikian sebagaimana dikutip dari Engadget, Senin (4/7/2022).

Sistem baru ini memiliki 12 kamera stadion yang akan melacak posisi bola dan masing-masing pemain, termasuk 29 titik data berbeda pada anggota badan dan ekstremitas masing-masing pemain.

Selain itu, bola yang dilengkapi dengan sensor gerak bakal digunakan di setiap pertandingan, yang mana akan mengirimkan data langsung tentang posisi pemain saat ditendang.

FIFA meyakini SOAT akan membantu ofisial pertandingan membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih akurat pada putusan offside.

“VAR telah memiliki dampak yang sangat positif pada sepak bola dan kita dapat melihat bahwa jumlah kesalahan besar telah berkurang secara dramatis. Kami berharap teknologi offside semi-otomatis dapat membawa kami selangkah lebih maju,” kata Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina.

Menurut ESPN, sistem baru harus memangkas waktu rata-rata yang diperlukan untuk membuat keputusan offside VAR dari 70 detik menjadi 25 detik.

Sistem VAR lama menggambar garis offside secara manual dan menghitung titik tendangan. Pejabat FIFA mengklaim bahwa SAOT akan secara otomatis memilih garis offside dan titik tendangan dalam hitungan detik, menggunakan data dari bola dan data pelacakan anggota tubuh dari kamera.

Ofisial kemudian akan mengkonfirmasi setiap keputusan secara manual. Setelah setiap keputusan tercapai, animasi 3D akan ditampilkan kepada penonton yang memvisualisasikan keputusan offside.

Meskipun mungkin tampak berisiko untuk memulai debut sistem wasit virtual yang benar-benar baru di acara global seperti Piala Dunia 2022 di Qatar, versi SOAT yang lebih mendasar telah menjalani uji coba di Piala Arab tahun lalu di Qatar dan Piala Dunia Klub FIFA tahun ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 6 halaman

Berkenalan dengan Tiga Wasit Wanita Pencetak Sejarah di Piala Dunia 2022

Di sisi lain, Tiga wasit wanita telah ditunjuk oleh FIFA untuk memimpin pertandingan putaran final Piala Dunia 2022 Qatar 21 November - 18 Desember

FIFA telah merilis daftar 36 wasit yang akan diberi kepercayaan untuk memimpin total 64 pertandingan Piala Dunia dari 32 tim nantinya.

32 wasit ini akan didampingi 64 asisten wasit dan juga 24 ofisial video pertandingan yang akan bertanggung jawab di ruang kontrol VAR (video assistant referee).

Menariknya, FIFA memasukan tiga nama wasit wanita dan tiga asissten wasit wanita di Piala Dunia 2022 Qatar.

Ketiga wasit tersebut adalah, Stéphanie Frappart dari Prancis; Salima Mukansanga dari Rwanda dan Yoshimi Yamashita dari Jepang.

Mereka akan menjadi wanita pertama yang memiliki kesempatan untuk memimpin pertandingan Piala Dunia pria dalam 92 tahun sejarah kompetisi tersebut.

Adapun ketiga asisten wasit wanita yang ditunjuk FIFA adalah Neuza Back dari Brasil, Karen Díaz Medina dari Meksiko dan Kathryn Nesbitt dari Amerika Serikat.

Pierluigi Collina, mantan wasit terkenal Italia yang sekarang menjabat sebagai ketua komite wasit FIFA, mengatakan bahwa penunjukkan sang pengadil lapangan di Piala Dunia berdasarkan kualitas.

"Kualitaslah yang penting bagi kami dan bukan gender. Saya berharap di masa depan, pemilihan ofisial pertandingan elit putri untuk kompetisi penting pria akan dianggap sebagai sesuatu yang normal dan tidak lagi sensasional," kata Colina, dilansir Telegraph.

"Mereka pantas berada di Piala Dunia FIFA karena mereka terus-menerus tampil di level yang sangat tinggi, dan itulah faktor penting bagi kami," ucapnya.

3 dari 6 halaman

Stephanie Frappart

Stephanie Frappart telah berulang kali membuat sejarah dalam sepak bola pria. Sebelumnya dia menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan besar Eropa pria yakni Piala Super antara Chelsea melawan Liverpool pada 2019.

Dia juga membuat terobosan baru sebagai wanita pertama yang memimpin pertandingan Liga Champions pria di tahun berikutnya.

Dia memimpin laga Juventus di kontra Dynamo Kiev, dan pada tahun 2021 dia menjadi wasit wanita pertama untuk kualifikasi Piala Dunia pria saat dia memimpin pertandingan Belanda vs. Latvia.

4 dari 6 halaman

Salima Mukansanga

Salima Mukansanga dari Rwanda juga telah mencatatkan namanya dalam sejarah sepak bola Afrika, setelah menjadi wanita pertama yang memimpin pertandingan Piala Afrika awal tahun ini.

Dia melakukannya bersama tim ofisial yang semuanya perempuan, untuk pertandingan antara Guinea dan Zimbabwe, di mana pemain Liverpool Naby Keita mencetak gol individu yang menakjubkan dalam pertandingan yang menghasilkan enam kartu kuning tersebut.

Mukansanga, yang juga memimpin pertandingan di Olimpiade dan Piala Dunia Wanita, menjadi salah satu dari empat wanita yang ditunjuk sebagai ofisial turnamen AFCON tahun ini.

5 dari 6 halaman

Yoshimi Yamashita

Yoshimi Yamashita dari Jepang sebelumnya menjadi sorotan ketika dia menjadi wanita pertama yang memimpin laga Liga Champions Asia pria.

Dia memimpin laga ketika Melbourne City bertemu Jeonnam Dragons dari Korea Selatan bulan lalu. Dia juga memimpin dua pertandingan di Piala Dunia Wanita 2019 di Prancis.

 

6 dari 6 halaman

Infografis Islandia Terus Kejutkan Sepak Bola Dunia