Sukses

7 Laga Paling Mengejutkan Sepanjang Piala Dunia

Laga-laga paling mengejutkan dan membekas dalam sejarah pergelaran Piala Dunia yang kami rangkum untuk Anda.

Liputan6.com, Jakarta- Perhelatan Piala Dunia Qatar sudah di depan mata. Putaran final Piala Dunia yang ke-22 ini akan digelar pada November 2022. Pesta olahraga sepak bola terbesar sejagat raya digelar untuk pertama kali pada 1930 di Uruguay, yang kemudian tampil sebagai juara.

Sepanjang 92 tahun pergelarannya, Piala Dunia selalu saja menyajikan pertandingan-pertandingan menarik dan tak terduga. Tak hanya menampilkan duel sengit antar tim-tim favorit bertabur bintang, laga Piala Dunia juga kerap kali menghadirkan kejutan, seperti tumbangnya juara bertahan di fase penyisihan grup, kemenangan tim-tim gurem atas tim raksasa, atau malah kekalahan telak. Beberapa di antaranya bahkan sangat membekas dan melekat di ingatan pencinta sepak bola.

Berikut 7 laga paling mengejutkan dan membekas dalam sejarah pergelaran Piala Dunia yang kami rangkum untuk Anda.

1. Brasil vs Jerman 1-7 (2014)

Laga semifinal Piala Dunia Brasil 2014 mempertemukan tim favorit juara Brasil dengan tim raksasa Eropa, Jerman. Tak heran jika pertandingan antar dua raksasa sepak bola dunia itu diprediksi banyak kalangan akan menjadi duel sengit dan berlangsung sangat ketat mengingat kekuatan kedua kesebelasan yang berimbang.

Berlaga di kampung halaman, timnas Brasil yang kala itu tak bisa diperkuat bek andalan mereka Silva dan bintang muda mereka Neymar tetap diunggulkan banyak pihak untuk memenangi duel itu. Namun, harapan Tim Samba yang tengah membidik titel juara dunia untuk ke-6 kalinya itu pupus bahkan sejak pertandingan baru berlangsung 30 menit di babak pertama.

Tim Panser Jerman membuka kemenangan mereka lewat gol Thomas Mueller pada menit ke-11, dan 12 menit kemudian disusul dengan hujan gol dari Miroslav Klose, Toni Kross, dan Sami Khedira. Hanya dalam waktu 30 menit, Timnas Jerman telah memimpin pertandingan dengan skor 5-0. Skor telak yang bertahan hingga babak pertama usai itu sungguh mengejutkan publik sepak bola dunia.

Mimpi buruk Brasil berlanjut pada babak ke-2 setelah Andre Schurrle menambah pundi-pundi gol Jerman pada menit 69 dan 79. Kesebelasan tuan rumah tersingkir dari pada babak semifinal setelah dihancurkan Jerman dengan skor 7-1. Satu-satunya gol bagi kesebelasan tuan rumah tercipta pada menit ke-90 lewat pemain tengah mereka, Oscar.

Mengutip givemesports.com, kekalahan telak Brasil pada laga semifinal Piala Dunia 2014 itu merupakan kekalahan terbesar dan terburuk bagi sepak bola Brasil sejak tahun 1920.

2 dari 6 halaman

Juara Bertahan Gagal Pertahankan Gelar

2. Belanda vs Spanyol 5-1 (2014)

Pertandingan pertama penyisihan grup B Piala Dunia Brasil 2014 antara Belanda melawan Spanyol merupakan ulangan laga final Piala Dunia sebelumnya yakni Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Timnas Spanyol yang datang ke Afrika Selatan sebagai juara bertahan adalah salah satu favorit juara dan diprediksi bisa melenggang jauh dalam kompetisi sepak bola terbesar sejagat raya itu.

Sang juara bertahan yang lebih banyak menguasai bola pada babak pertama sempat memimpin pertandingan melalui tendangan penalti Xabi Alonso pada menit ke-27. Namun, keunggulan itu hanya berlangsung 17 menit saja, babak pertama berakhir imbang setelah Robin van Persie menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir babak pertama.

Pada babak ke-2, penguasaan bola Timnas Belanda membaik dan tim asuhan Louis Van Gaal itu pun banyak menciptakan peluang gol. Hasilnya, tim oranye Belanda berhasil membalas kekalahan mereka pada laga final Piala Dunia 2010 setelah mengalahkan juara bertahan Spanyol dengan skor telak 5-1. Kekalahan atas Belanda itu merupakan kekalahan terbesar kedua bagi Spanyol sepanjang keikutsertaan mereka di ajang Piala Dunia, setelah kalah 2-6 dari Tim Samba Brasil pada laga empat besar Piala Dunia 1950 di Brasil. Tim yang berjuluk La Furia Roja (Si Merah Penuh Amarah) itu akhirnya harus angkat koper lebih awal setelah tersingkir di babak penyisihan grup.

 

3 dari 6 halaman

Timnas Prancis Juga Gagal

3. Prancis vs Senegal 0-1 (2002)

Juara bertahan lain yang gagal mempertahankan gelarnya karena tersingkir lebih awal pada babak penyisihan grup adalah Tim Ayam Jantan, Prancis. Langkah Prancis pada Piala Dunia Jepang - Korea Selatan 2002 memang sangatlah tidak mulus. Pasukan Roger Lemerre itu bahkan harus menelan kekalahan pahit dari Senegal, negara di benua Afrika bekas jajahan Prancis, pada laga pembuka ajang sepak bola terbesar dunia yang pada tahun 2002 untuk pertama kalinya digelar di benua Asia.

Timnas Senegal,, yang baru pertama kali lolos ke putaran final Piala Dunia itu mengejutkan milyaran pasang mata di dunia setelah mengalahkan Prancis dengan skor tipis 1-0 lewat gol yang disarangkan pemain tengah mereka, Papa Bouba Diop. Tragisnya, Prancis harus angkat koper lebih awal dari Piala Dunia 2002 tanpa mencetak satu gol pun dalam tiga pertandingan yang mereka mainkan di fase grup. Sementara itu, tim debutan Senegal melenggang kangkung ke babak-babak selanjutnya sebelum akhirnya disingkirkan Turki pada babak perempatfinal.

 

4 dari 6 halaman

Korea Selatan Taklukkan Italia

4. Korea Selatan- Italia 2-1 (2002)

Salah satu laga pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2002 mempertemukan tim tuan rumah Korea Selatan dengan raksasa Eropa yang juga 3 kali juara Piala Dunia, Italia. Sebelum menjadi tuan rumah, bersama Jepang, pada Piala Dunia 2002, kiprah timnas Korea Selatan di ajang Piala Dunia selalu terhenti pada babak penyisihan grup.

Namun kala itu, di rumahnya sendiri, penampilan timnas Korea Selatan sungguh melampaui ekspektasi dan prediksi banyak orang. Mereka berhasil menyingkirkan Timnas Italia yang berstatus sebagai favorit juara Italia lewat gol injury time pemain depan mereka Ahn Jung Hwan babak perpanjangan waktu. Korea Selatan menang 2-1 atas Italia. Laga yang berlangsung dramatis itu menjadi momen berharga sepak bola Korea Selatan dan hingga kini membekas di benak para penggemarnya.

 

 

5 dari 6 halaman

Argentina Kalah dari Tim Gurem Kamerun

5. Kamerun - Argentina 1-0 (1990)

Mirip dengan Prancis pada tahun 2002 dan Spanyol pada tahun 2014, kala itu Timnas Argentina datang ke Italia sebagai juara bertahan sekaligus favorit juara Piala Dunia 1990. Namun, tim yang dipimpin oleh si legendaris Maradona itu tampil mengejutkan publik sepak bola dunia ketika kalah 0-1 dari tim gurem Kamerun yang kala itu hanya bermain dengan 9 orang pemain setelah dua pemainnya mendapat kartu merah.

 

6 dari 6 halaman

Korea Utara dan Amerika Serikat Mencicip Kemenangan

6. Korea Utara - Italia 1-0 (1966)

Tak banyak yang tahu tentang sepak bola Korea Utara sebelum Piala Dunia 1966 yang digelar di Inggris itu bergulir. Meskipun demikian, tak sedikit juga publik sepak bola yang berharap tim dari benua Asia pertama yang tampil di ajang Piala Dunia itu akan memberikan perlawanan sengit kala bertemu Italia di laga ke-3 penyisihan grup.

Gli Azzuri yang kala itu diperkuat duo gelandang serang terbaiknya Gianni Rivera dan Sandro Mazzola, serta bek andalan Giacinto Facchetti jelas sangat difavoritkan dalam pertandingan itu. Namun, secara mengejutkan, Korea Utara berhasil membungkam Italia 1-0 lewat aksi Pak Doo Ik tiga menit sebelum turun minum.

7. Amerika Serikat - Inggris 1-0 (1950)

Pada tanggal 29 Juni 1950, publik dikejutkan dengan kemenangan 1-0 Timnas Amerika Serikat atas Inggris pada di laga penyisihan Piala Dunia Brasil. Kemenangan kesebelasan negeri paman sam itu bak cerita David dan Goliath di lapangan hijau yang kemudian dikenal dengan julukan “Miracle on Green” atau “The Miracle on Grass” yang berarti “Keajaiban di Lapangan Hijau.”

Timnas Amerika Serikat tiba di Piala Dunia Brasil 1950 dengan beranggotakan sekumpulan pemain amatir yang sehari-harinya berprofesi di luar lapangan hijau, di antaranya ada seorang tukang pos, guru sekolah menengah, buruh pabrik, dan sopir mobil jenazah. Sementara Sang Raja Eropa, Inggris, datang dengan pemain-pemain profesional terbaiknya yang bermain di liga domestik mereka. Berbekal catatan 23 kemenangan berturut-turut sebelum Piala Dunia 1950 resmi dimulai, Inggris mutlak sangat diunggulkan dalam laga itu.

Namun, kejutan besar terjadi pada menit ke-36 laga keduanya kala Joseph Gaetsjen, imigran Haiti yang datang ke Amerika Serikat untuk sekolah sambil bekerja sebagai tukang cuci piring, berhasil membelokkan tembakan rekan setimnya ke gawang Inggris. Kisah kemenangan Timnas Amerika Serikat atas Inggris itu kemudian dikisahkan dalam sebuah buku berjudul “The Games of Their Lives” karya Geoffrey Douglas pada tahun 1996 dan difilmkan dengan judul yang sama pada tahun 2005.