Sukses

Update Covid-19 Jumat, 22 Juli 2022: Kasus Positif Bertambah 4.834

Akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia selama 2,5 tahun pandemi adalah 6.159.328 setelah bertambah 4.834 pada Jumat, 22 Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 bertambah 4.834 sesuai laporan Tim Satgas Penanganan Covid-19 pada Jumat, 22 Juli 2022. Maka akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia selama 2,5 tahun pandemi adalah 6.159.328.

Sedangkan penambahan kasus sembuh ada 3.363 orang pada hari ini. Hingga sekarang, total akumulatif ada 5.964.196 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara kasus meninggal dunia bertambah 13 orang. Jadi total akumulatif di Indonesia sebanyak 156.893 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sebelumnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi salah satu faktor yang berhasil mengendalikan penularan Covid-19. Karena itu, pemerintah diharapkan terus menerapkan kebijakan ini.

"PPKM penting karena terbukti efektif, apalagi status pandemi masih ada," kata Epidemiolog Dicky Budiman, baru-baru ini.

Namun, menurut Dicky, saat ini penerapan PPKM semakin memungkinkan dilonggarkan seiring meningkatnya kekebalan tubuh masyarakat. Selain untuk membatasi aktivitas, pembelakuan PPKM juga dapat jadi pengingat bagi masyarakat bahwa pandemi belum berakhir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Faktor lainnya

Dicky menegaskan situasi pandemi di Indonesia akan bergantung pada situasi global. Saat ini, di sejumlah negara, termasuk Asia ada kenaikan kasus Covid-19.

Dalam kondisi seperti ini, dia mengingatkan pemerintah jangan terburu-buru mengambil kesimpulan Indonesia bersiap transisi dari pandemi ke endemi. Faktor lain yang juga cukup menentukan adalah kepemimpinan.

Dicky mengatakan pemimpin harus bisa membangun kepercayaan dan memberikan memberikan contoh. "Komunikasi risiko juga harus diperbaiki. Jangan sampai pejabat di level bawah membuat pernyataan atau kebijakan yang membingungkan publik," ujarnya.

Hal penting lainnya adalah testing, tracing, dan treatment (3T) harus ditingkatkan. Karena, akan membuat pencegahan jadi maksimal. Masyarakat harus konsisten menerapkan protokol kesehatan. Dia menilai, sejauh ini penerapan protokol kesehatan masih naik turun.

"Kemudian, capaian vaksinasi dosis ketiga harus dikejar. Vaksin terbukti efektif mencegah keparahan dan kematian. Data menyebutkan, meski kasus tinggi tapi orang yang masuk ICU dan meninggal dari varian dan sub varian rendah," kata Dicky.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Ancaman krisis berkelanjutan

Dicky mengingatkan kalau Indonesia akan terus menghadapi gelombang Covid-19. Ini akan terjadi jika tidak mengambil pelajaran dari setiap gelombang, masyarakat tidak mengubah perilaku, dan menganggap pandemi akan berlalu.

Karena itu, potensi ancaman yang akan dihadapi adalah krisis berkelanjutan. Kerusakan berkelanjutan bisa tersebar di banyak sektor. "Ini akan membuat dunia krisis. Ini tidak main-main. Itu yang dikhawatirkan peneliti global security," papar Dicky.

Dicky mengatakan, banyak negara di dunia yang tidak mengambil pelajaran dari situasi ini. Itu jadi ancaman, karena setiap negara punya kemampuan berbeda dalam bertahan di situasi krisis

"Dalam merespons pandemi, yang kita lihat dan tuju adalah jangka panjang, termasuk dampak penurunan kualitas kesehatan masyarakat. Ini harus diperhatikan, disadari dan dibangun literasinya," tutup Dicky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.