Sukses

Kilas Balik Piala Dunia 2006: Hujan Kartu di Nuremberg

Pertandingan 16 besar antara kesebelasan Portugal dan Belanda pada Piala Dunia 2006 di Jerman yang dikenal dengan julukan “Battle of Nuremberg” atau “Pertempuran Nuremberg” versi lapangan hijau merupakan contoh nyata sebuah laga yang menyisakan rasa kurang sedap di mulut pencinta sepak bola.

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia Qatar 2022 tidak terasa hanya tinggal beberapa bulan lagi. Turnamen akbar sepak bola empat tahunan itu untuk kali pertama akan berlangsung di negara Arab, tepatnya di Qatar pada bulan November mendatang. 

Berbeda dengan Piala Dunia biasanya. Kali ini, babak utama terpaksa digelar di akhir tahun demi menghindari cuaca panas ekstrem. 

Jutaan fans dari seluru dunia diperkirakan bakal tumpah ruah di Qatar saat Piala Dunia 2022 berlangsung. Selain itu, miliaran pasang mata di seluruh penjuru dunia juga ikut menyaksikan sengitnya pertarungan melalui layar kaca atau platform live streaming berbasih internet. 

Piala Dunia memang tak diragukan lagi menjadi turnamen yang paling dinanti banyak para pencinta sepak bola. Tidak heran, bila ke-32 negara yang ikut ambil bagian tidak sekadar berebut trofi. Gengsi dan harga diri bangsa juga dipertaruhkan pada kejuaraan ini.

Beragam drama tercipta di sepanjang Piala Dunia. Pertarungan-pertarungan sengit juga menyisakan segudang cerita. 

Tidak semuanya menyenangkan. Sebagian justru pahit untuk dikenang. Terkadang bahkan merusak rasa keadilan. 

Ada kalanya, sebuah permainan indah di lapangan hijau berubah menjadi mimpi buruk melalui sentuhan tangan yang menggagalkan sebuah gol atau sundulan liar yang berbuah kartu merah. Duel di lapangan hijau bahkan tidak jarang diibaratkan seperti peperangan, seperti pertemuan antara Timnas Portugal dan Belanda pada babak 16 besar Piala Dunia 2006 di Jerman.  

 

2 dari 5 halaman

Battle of Nuremberg

Pertandingan ini dikenal dengan julukan “Battle of Nuremberg” atau “Pertempuran Nuremberg”. Nama ini mengacu pada pertempuran lima hari antara tentara Amerika Serikat dengan tentara Nazi Jerman dan Tentara Pembebasan Rusia di hari-hari terakhir Perang Dunia II. Pada tahun 1945, hujan peluru dan pertumpahan darah terjadi di medan perang Nuremberg.

61 tahun kemudian, tahun 2006, Nuremberg kembali menjadi medan perang tepatnya ketika Jerman menggelar putaran final Piala Dunia FIFA edisi ke-18. Kala itu, peperangan terjadi di lapangan hijau antara kesebelasan Portugal dan Belanda untuk memperebutkan satu tempat di perempat final. Layaknya pertandingan sepak bola pada umumnya, kedua tim pun diprediksi akan bertempur sengit bersenjatakan taktik permainan dan kelihaian pemain-pemain mereka dalam mengolah bola.

Layaknya perang, pertandingan yang terjadi di Frankenstadion Nuremberg tanggal 25 Juni 2006 itu berlangsung panas. Tidak ada permainan cantik dari kedua tim yang berlaga atau gol-gol indah yang tercipta dari kaki atau kepala para pemain. Sebaliknya, laga justru  hujan kartu sepanjang pertandingan dan tercatat sebagai rekor kartu terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia.

Lantas siapa yang bertanggung jawab di balik hujan kartu di Nuremberg? Dia adalah sang pemimpin pertandingan, wasit Valentin Ivanov yang mengeluarkan 16 kartu kuning dan empat kartu merah dalam laga yang berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Portugal lewat gol Maniche pada menit ke-23. Sebelum pertandingan, wasit asal Rusia itu memang dikenal memiliki reputasi keras dalam memimpin sebuah laga. Ia bahkan disebut-sebut tak segan untuk memperingatkan para pemain sebelum pertandingan dimulai.

3 dari 5 halaman

Atmosfer Kerasnya Laga Tercium Sejak Awal Pertandingan

Kerasnya pertandingan sudah tercium bahkan sejak menit ke-2 laga babak pertama bergulir. Kala itu wasit mengeluarkan kartu kuning pertamanya untuk pemain Belanda Mark Van Bommel setelah menekel Cristiano Ronaldo dari belakang. Lima menit kemudian, Ronaldo yang kala itu digadang-gadang sebagai The Rising Star Piala Dunia Jerman kembali menjadi sasaran pemain Belanda. Kali ini bek Tim Oranye Khalid Boulahrouz dengan sengaja menghadang Ronaldo dengan kakinya dari depan. Pelanggaran terhadap Ronaldo itu seakan menjadi penanda resmi dimulainya Pertempuran Nuremberg. Nahas bagi Ronaldo, bintang Selecao itu tak dapat melanjutkan pertandingan setelah terpaksa ditarik keluar lapangan digantikan Simao pada menit ke-33. Ronaldo meninggalkan lapangan sambil berlinang air mata.

Berselang tiga menit dari kartu kuning yang diterimanya atas pelanggaran terhadap Van Bommel, Maniche menjadi pahlawan Portugal setelah tendangan kerasnya bersarang di gawang Belanda yang dijaga Edwin Van Der Sar. Pertempuran babak pertama berakhir dengan satu gol untuk Portugal, 2 kartu kuning untuk Belanda, 2 kartu kuning untuk Portugal, dan satu kartu merah untuk Portugal setelah Costinha mendapat kartu kuning ke-2 akibat sengaja menghalau bola dengan tangannya sesaat sebelum turun minum. Kartu kuning pertama diterima Costinha pada menit ke-31 akibat pelanggaran keras terhadap Philip Cocu.

4 dari 5 halaman

Hujan Kartu Berlanjut

Debu belum sempat mereda ketika para pemain kembali ke lapangan setelah turun minum. Permainan keras kedua tim yang sebelumnya berlaga di semifinal Euro 2004 itu berlanjut segera sesaat setelah kedua tim kembali merumput.. Hasilnya tiga kartu kuning dikeluarkan wasit Ivanov hanya dalam rentang waktu 10 menit setelah peluit babak ke-2 dibunyikan. Petit diganjar kartu kuning pada menit ke-50 diikuti oleh Giovanni Van Bronckhorst dan bintang Real Madrid Luis Figo yang kedapatan menanduk Van Bommel pada menit ke-60.

Situasi di lapangan kian memanas ketika tiga menit berselang, giliran Figo yang dilanggar oleh Boulahrouz yang kemudian diusir keluar lapangan setelah menerima kartu kuning ke-2. Insiden kartu merah Boulahrouz tak hanya memicu perselisihan keras di tengah lapangan. Keributan juga menjalar ke bangku pemain.

Sementara itu, hujan kartu di langit Nuremberg kian menjadi. Wasit garis keras Ivanov kembali menghamburkan enam kartu kuning dan satu kartu merah hanya dalam rentang waktu lima menit. Kartu merah ketiga pada laga sengit itu menjadi milik gelandang Portugal, Deco. Deco pun keluar lapangan pada menit ke-78, lima menit setelah ia menerima kartu kuning pertamanya.

Pertempuran Nuremberg ditutup dengan kartu merah pada masa injury time. Van Bronckhorst menjadi pemain ke-4 yang diusir wasit Ivanov setelah menerima kartu kuning kedua akibat pelanggaran yang dilakukannya terhadap Tiago hanya beberapa saat sebelum peluit panjang dibunyikan. Gol tunggal Maniche seakan menjadi satu-satunya pemanis dalam laga keras itu. Selecao pun melaju ke perempat final Piala Dunia 2006.

5 dari 5 halaman

Pemandangan Menyejukkan Usai Laga

Ada momen unik yang tertangkap kamera di pinggir lapangan usai Van bronckhorst diusir keluar lapangan pada detik-detik akhir pertandingan. Van Bronckhorst dan Deco yang merupakan rekan setim di La Liga (saat itu keduanya bermain untuk Barcelona) sempat tertangkap kamera duduk bersebelahan dan tampak asyik berbincang di pinggir lapangan. Pemandangan menyejukkan itu seakan menegaskan bahwa pada akhirnya sepak bola hanyalah sebuah permainan.

Daftar Lengkap Penerima Kartu

● Mark Van Bommel (BEL) menit ke-2 (Kartu kuning)

● Khalid Boulahrouz (BEL) menit ke-7 (Kartu kuning)

● Maniche (POR) menit ke-20 (Kartu kuning)

● Costinha (POR) menit ke-31 (Kartu kuning)

● Costinha (POR) menit ke-46(Kartu kuning ke-2 = Kartu merah)

● Petit (POR) menit ke-50 (Kartu kuning)

● Giovanni Van Bronckhorst (BEL) menit ke-59 (Kartu kuning)

● Luis Figo (POR) menit ke-60 (Kartu kuning)

● Khalid Boulahrouz (BEL) menit ke-63 (Kartu kuning k-2 = Kartu merah)

● Deco (POR) menit ke-73 (Kartu kuning)

● Wesley Sneijder (BEL) menit ke-73 (Kartu kuning)

● Rafael Van Der Vaart (BEL) menit ke-74 (Kartu kuning)

● Ricardo (POR) menit ke-76 (Kartu kuning)

● Nuno Valente (POR) menit ke-76 (Kartu kuning)

● Deco (POR) menit ke-78 (Kartu kuning ke-2 = Kartu merah)

● Giovanni Van Bronckhorst (BEL) menit ke-96 (Kartu kuning ke-2 = Kartu merah)