Liputan6.com, Jakarta Eks pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Mauricio Pochettino buka suara soal kepergiannya dari Les Parisiens. Juru taktik asal Argentina itu mengakui bahwa kegagalan dalam Liga Champions menjadi faktor kuat di balik pemecatannya.
Seperti diketahui, PSG tak mampu melangkah jauh dalam kompetisi sepak bola elite Eropa. Meski berjaya di kancah domestik, skuad asuhan Mauricio Pochettino justru terdepak di babak 16 besar Liga Champions usai kalah agregat 2–3 dari Real Madrid.
Advertisement
Baca Juga
Pochettino menilai Paris Saint-Germain memang sangat terobsesi dengan kesukesan di Liga Champions. Kompetisi-kompetisi lainnya cenderung tak dianggap terlalu spesial lantaran besarnya dominasi PSG di kancah sepak bola Prancis.
“Semuanya (di PSG) berfokus pada Liga Champions, dan terkadang hal itu bisa sedikit mengganggu,” ujar Pochettino kepada media Argentina Infobae, seperti dilansir dari Marca.
“Tuntutan itu nampaknya hanya ada dalam persiapan untuk (menghadapi) pertandingan Eropa (Liga Champions). Kompetisi lainnya seolah diterima begitu saja (tak terlalu dianggap penting),” sambung eks juru taktik Tottenham Hotspur.
“Liga Champions merupakan obsesi (PSG). (Pencapaian) apapun di bawah menjuarai Liga Champions dianggap sebagai kegagalan. Seiring dengan berjalannya proyek itu, kesabaran (pihak klub) menjadi kurang. Harapan mereka makin tinggi, padahal ada keadaan lain yang harus dipertimbangkan,” pungkas Pochettino.
Pochettino sejatinya sukses mengantar PSG keluar sebagai kampiun Ligue1 musim lalu. Les Parisiens di bawah asuhannya sanggup mendominasi klasemen akhir Liga Prancis dengan torehan 86 poin, terpaut 15 angka dari Marseille di tempat kedua.
Sayangnya, prestasi tersebut tak cukup membuat Pochettino bertahan di Paris Saint-Germain. Petinggi Les Parisiens pun mendepak pelatih asal Argentina dan menunjuk sosok baru untuk menggantikan posisinya di Parc des Princes.
Beda dengan Manchester City
Pochettino menyayangkan sikap PSG yang terkesan tidak sabaran. Kondisi ini jauh berbeda dengan Manchester City yang juga takluk dari Real Madrid di Liga Champions.
Meski gagal berjaya, manajemen The Citizens masih memberi kepercayaan bagi Pep Guardiola. Sang pelatih asal Spanyol bahkan diizinkan membeli mesin pencetak gol, Erling Haaland, dalam bursa transfer musim panas tahun ini.
“Ada tim-tim seperti Liverpool atau Manchester City, yang memiliki proyek jangka panjang dengan menawarkan kepercayaan,” ujar Pochettino kala membandingkan mantan klubnya dengan raksasa Liga Inggris.
“Kami menang kejuaraan (Ligue1) bersama PSG dengan keunggulan 15 poin. Kemudian, kami kalah dari Real Madrid (di Liga Champions) dan kami tahu akan ada masalah akibat hal ini.”
“City juga tersingkir ketika melawan Real Madrid lewat tiga gol dalam kurun waktu lima menit. Namun pada minggu berikutnya, mereka membeli Haaland dan memberi kesempatan bagi pelatih untuk bangkit serta mencari solusi,” katanya, dilansir dari MozzartSport.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Bukan Gara-gara Mbappe
Sebelumnya, sempat muncul spekulasi kurang menyenangkan terkait alasan kepergian Pochettino dari PSG. Bintang Les Parisiens Kylian Mbappe diklaim merupakan sosok di balik terdepaknya eks juru taktik Tottenham Hotspur itu.
Mbappe memang diketahui memiliki posisi penting di Paris Saint-Germain. Setelah pernah dikaitkan dengan Real Madrid, pemain internasional Prancis itu memutuskan untuk menyegel kesepakatan baru berdurasi tiga tahun bersama Les Parisiens.
Melansir pemberitaan Liputan6.com pada Mei, Mbappe konon menerima tawaran gila dari raksasa Ligue 1. PSG bersedia memberinya gaji 4 juta poundsterling per bulan ditambah bonus. Sang pemain juga dihadiahi hak bersuara untuk menentukan kebijakan klub, termasuk soal pergantian manajer dan transfer pemain.
Kendati demikian, Mauricio Pochettino menegaskan bahwa Kylian Mbappe tak memainkan peran apapun di balik pemecatan dirinya. Mantan penggawa AS Monaco sendiri juga sudah membantah rumor serupa melalui media sosial.
Klarifikasi Pochettino
“Hal yang saya pikirkan adalah PSG telah melakukan segala cara yang mungkin untuk mempertahankan Kylian, dan saya setuju dengan itu,” ujar eks pelatih PSG dalam wawancara dengan media Argentina Infobae, seperti dilansir dari Goal.com.
“Dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia saat ini. Saya pikir PSG sudah meyakinkannya untuk bertahan, tetapi saya tidak berpikir Kylian adalah orang yang merancang proyek baru (sehingga saya hengkang dari PSG),” sambungnya.
Menurut Pochettino, para petinggi klub lah yang bertanggung jawab atas hal ini. Ia menilai PSG telah memutuskan bahwa cara terbaik untuk meraih kejayaan ialah dengan memulai proyek baru dan mengganti juru taktik di Parc des Princes.
Advertisement
Senang di PSG
Terlepas dari perpisahannya dengan Paris Saint-Germain, Pochettino mengaku senang di Parc des Princes. Ia menikmati waktu selama berkarier sebagai pelatih Les Parisiens.
“Saya rasa (masa kerja di PSG) sangat positif. Pengalaman itu harus dipandang sebagai kesempatan untuk belajar dari dalamnya. Kita semua adalah manusia rasional yang perlu berpikir demikian,” ujar Pochettino.
“Dalam hal olahraga, kami telah memenangkan kejuaraan cup, super cup, dan liga dalam satu setengah tahun. Akan tetapi, sudah jelas bahwa proyek PSG adalah untuk memenangkan Liga Champions,” sambung juru taktik berusia 50 tahun itu.