Liputan6.com, Jakarta Jika ada pertanyaan, mana yang lebih penting tampil Olimpiade atau Piala Dunia? Jawabannya pasti Piala Dunia.
Melansir dari World Atlas, 2021, sepak bola menjadi cabang olahraga paling populer di dunia dengan jumlah penggemar mencapai 4 miliar orang. Pasalnya, sepak bola tak membutuhkan peralatan yang mahal, sehingga siapa pun dapat menikmatinya.
Baca Juga
Kriket berada di posisi kedua dengan jumlah penggemar sebanyak 2,5 miliar orang. Olahraga ini populer di negara-negara persemakmuran Inggris, seperti Inggris, India, Pakistan, dan Australia.
Advertisement
Selanjutnya, hoki memiliki penggemar sebanyak 2 miliar orang. Olahraga ini umumnya terdiri dari dua jenis, yakni hoki lapangan dan hoki es. Hoki lapangan populer di Eropa, Afrika, Asia, dan Australia, sementara hoki es digemari di Kanada, Amerika Serikat, dan Eropa Utara.
Piala Dunia 2018 di Rusia ditonton oleh 4 miliar orang. Kini Piala Dunia 2022 Qatar oleh FIFA diklaim akan ditonton oleh 5 miliar orang, setara dengan setengah dari populasi dunia.
Sedangkan Olimpiade Musim Dingin 2018 mampu menyedot 1,92 miliar penonton.
Namun angka penonton itu, dan keunggulan Piala Dunia yang diselenggarakan FIFA itu terjadi di era modern sekarang. Bagaimana di tahun 1950?
Saat itu tim nasional sepakbola India telah mengejutkan dunia dengan penampilannya yang meyakinkan. Di Olimpiade Musim Panas London 1948 berhadapan dengan Prancis di babak pertama.
Laga itu merupakan penampilan pertama India di dunia internasional setelah menerima kemerdekaan dari Inggris Raya. Meski begitu India berhasil mengimbangi Prancis hingga menit ke-70.
Penampilan Pertama
Meski pada akhirnya kalah dari Prancis dengan skor 1-2, India tetap menampilkan permainan yang sangat indah. Riuh penonton membanjiri tindakan sportif India selama pertandingan, Bahkan ada yang menyesal setelah tahu bahwa India gagal menjadi juara..
Para pemain tim nasional sepak bola India bermain tanpa alas kaki alias nyeker (beberapa pemain bermain dengan kaus kaki, sementara sebagian besar bermain tanpa alas kaki)
Dua tahun kemudian berlangsung Piala Dunia 1950 di Brazil yang diikuti oleh 16 negara. Saat itu ada ketentuan dari FIFA kalua dua finalis Brasil dan Italia dipastikan langsung lolos. Hal itu membuat tinggal ada 14 slot tersisa. Slot terbagi tujuh jatah buat Eropa, enam dari Amerika dan satu dari Asia.
Advertisement
Menarik Diri
Lalu muncul masalah, dari 4 tim yang diundang, tiga diantaranya mengundurkan diri sebelum babak kualifikasi dimulai. Ketiganya adalah Indonesia, Filipina dan Burma.
Maka India menjadi satu-satunya yang tersisa dan otomatis berhak berangkat ke Brasil. India ditempatkan di Pool III bersama dengan Swedia, Italia & Paraguay sesuai undian Piala Dunia FIFA 1950.
Kala itu, FIFA belum memiliki aturan tim yang boleh mengikuti Piala Dunia hanyalah tim yang telah memainkan pertandingan kualifikasi.
Ternyata India juga menarik diri dari Piala Dunia 1950 itu.
Banyak yang percaya bahwa penarikan diri india itu karena FIFA tidak mengijinkan mereka untuk nyeker alias tidak memakai sepatu saat bertanding. Karena itu dianggap India menyalahi aturan yang ada.
Â
Disesalkan
Keputusan itu jelas disesalkan oleh banyak kecewa, terutama Brasil yang menjadi penyelenggara Piala Dunia. Mereka menginginkan setidaknya ada satu wakil dari Asia yang ikut serta dalam memeriahkan ajang empat tahunan tersebut.
Benarkah India menarik diri dari Piala Dunia 1950 karena dilarang nyeker oleh FIFA, atau ada alasan lainnya?
Ada spekulasi soal tentang perkara biaya yang besar ke Brasil. Perjalanan yang jauh jelas menelan biaya yang tidak sedikit. Namun hal itu ternyata tidak benar, karena  penyelenggara menawarkan untuk membayar sebagian besar biaya perjalanan untuk membawa India ke Brasil.
Meski begitu AIFF tetap tidak mau mengeluarkan biaya untuk memberangkatkan tim India ke Brasil. Fakta tersebut dibenarkan Sailen Manna (1924-2012), kapten timnas India ketika itu.
Advertisement
Penyesalan
"Kami sama sekali tidak berpikir soal Piala Dunia. Jika ada Informasi lebih banyak (soal Piala Dunia) kami tentunya akan berangkat dengan inisiatif sendiri. Buat kami, Olimpiade adalah segalanya. Tak ada lagi yang lebih besar," tutur Sailen Manna setahun sebelum ia meninggal.
Setelah itu sepakbola India memang lebih berkembang. Mereka juga tampil lengkap dengan sepatu saat mengikuti Olimpiade 1956, bahkan sukses menembus babak semi final. Bahkan di tahun 1964 berhasil menjadi runner-up Piala Asia.
Namun tidak tampil di Piala Dunia menjadi penyesalan besar, tak hanya bagi Sailen, tapi juga seluruh rakyat India.
Soalnya hingga kini, 72 tahun lamanya, India sama sekali belum pernah tampil di turnamen akbar empat tahunan tersebut.