Liputan6.com, Jakarta - Takdir kadang kejam. Meski sudah berjuang keras dan berkali-kali mencoba, gelar tetap saja lepas dari genggaman di saat terakhir. Sejumlah klub sepak bola merasakan itu dalam berbagai tipe kompetisi.
Preston North End (1890/1991-1892/1993), Manchester United (1946/1947-1948/1949), Leeds United (1969/1970-1971/1972), dan Arsenal (1998/1999-2000/2001) harus puas menjadi runner-up tiga musim beruntun.
Chelsea dan Borussia Dortmund bernasib sama di piala domestik. Keduanya takluk di final tiga musim berturut-turut. The Blues merasakannya di Piala FA (2019/2020-1921/2022) dengan Dortmund di DFB Pokal (2013/2014-2015/2016)
Advertisement
Valencia lebih tragis lagi karena merasakannya dua kali. Los Che takluk di final Copa del Rey tiga musim beruntun dua kali, yakni pada 1944-1946 dan 1969/1970-1971/1972.
Sementara Torino merasakannya pada laga puncak Coppa Italia, 1979/1980-1981/1982, dengan dua pengalaman pertama diderita dari adu penalti.
Â
Ajax, AEK, Celtic
Di luar lima negara besar, daftar para nestapa ternyata lebih banyak dan bervariasi. Ajax Amsterdam jadi runner-up Eredivisie empat musim beruntun pada 1985/1986-1988/1989 dan 2014/2015-2017/2018.
AEK Athens takluk di final Piala Yunani empat musim berturut-turut pada 2016/2017-2019/2020. Glasgow Celtic gagal memenangkan empat final Piala Liga Skotlandia 1970/1971-1973/1974. Sedangkan America de Cali kalah di partai pamungkas Copa Libertadores 1985-1987.
Â
Advertisement
Runner-Up 7 Musim Beruntun
Dari luar Eropa, Mighty Jets kalah di final Piala Nigeria enam musim beruntun pada 1962-1967. FC Zhashtyk-Ak-Altyn Kara-Suu merasakan nasib sama di Piala Kirgizstan 2001-2006.
Meski bernama mentereng, The Strongest dari Bolivia jadi runner-up tujuh kompetisi berturut-turut yakni Apertura 2017 hingga Apertura 2020. Begitu pula Etoile Sportive du Sahel yang  menduduki peringkat dua Liga Tunisia pada tujuh musim berurutan (1999/2000-2005/2006).
Sedangkan Kairat (Kazakhstan, 2015-2019), Glasgow Rangers (Skotlandia, 1965/1966-1969/1970), Taipower (Chinese Taipei, 2017-2021), Ahal FC (Turkmenistan, 2017-2021), Shakhtar Donetsk (Ukraina, 1996/1997-2000/2001), dan Neftchi Fergana (Uzbekistan, 1996-2000) berstatus runner-up di negara masing-masing lima edisi beruntun.Â