Liputan6.com, Jakarta Jika bicara Piala Dunia, akan banyak hal menarik yang tak ada habisnya. Salah satunya adalah gol spektakuler pemain berdarah Indonesia Giovanni van Bronckhorst ke gawang Timnas Uruguay di Piala Dunia 2010.
Gol di Piala Dunia tersebut mungkin akan selalu dikenang Van Bronckhorst. Bagaimana tidak, selama kariernya, dia hanya mencetak empat gol dalam 104 laga. Jumlah itu wajar lantaran posisinya sebagai pemain belakang.
Advertisement
Baca Juga
Gol itu adalah yang terakhir ia persembahkan untuk Belanda. Tercipta pada pertandingan Belanda melawan Uruguay di semifinal Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Van Bronckhorst mencetak gol spektakuler dengan kaki kirinya. Ia melepaskan tendangan jarak jauh dan akurat ke gawang Uruguay.
Tendangan kerasnya membuat bola meluncur deras ke sudut kiri atas. Bahkan bola masih sempat mengenai mistar sebelum meluncur ke gawang. KIper Uruguay, Fernando Muslera sudah semaksimal mungkin menghadang, namun laju bolanya begitu deras.
Gol itu tercipta pada menit ke-18 dan membuka keunggulan Belanda menjadi 1-0. Pada akhir pertandingan, De Oranje sukses memenangkan laga dengan skor 3-2 dan melaju ke final untuk menghadapi Spanyol.
Hanya saja, Van Bronckhorst gagal mengantarkan Timnas Belanda menjadi juara Piala Dunia 2010. De Oranje belum bisa mengakhiri kutukan runner-up Piala Dunia.
Pada pertandingan fnal , De Oranje harus bertekuk lutut dari Spanyol lewat gol semata wayang Andres Iniesta yang ikonik. Akhir yang menyedihkan untuk Belanda.
Pensiun Usai Piala Dunia
Van Bronckhorst tampil pertama kali berseragam timnas Belanda pada Agustus 1996 dalam usia 21 tahun pada pertandingan kontra Afrika Selatan. Selama kariernya Van Bronckhorst tampil sebanyak 106 kali bagi tim Oranje.
Van Bronckhorst juga ikut membela Belanda dalam tiga edisi Piala Dunia, yaitu pada 1998, 2006, dan 2010.
Selain ajang Piala Dunia, Van Bronckhorst juga ikut bertarung bersama Belanda dalam tiga gelaran Euro, pada 2000, 2004, dan 2008.
Dengan hasil yang begitu menyakitkan di final, Van Bronckhorst menepati janjinya pensiun usai Piala Dunia 2010.
"Saya sempat ragu beberapa bulan dan keputusan untuk pensiun tidaklah mudah. Namun sekarang saya merasa lega," kata Van Bronckhorst.
"Mengakhiri karier di Piala Dunia adalah hal indah. Selain faktor fisik Anda harus bugar secara mental dan ini yang rasakan saat ini,”sambungnya.
Advertisement
Miliki Darah Indonesia
Sekilas dari nama dan perawakannya, Van Bronckhorst identik dengan Indonesia. Usut punya usut, dirinya memang punya darah Indonesia.
Darah Indonesia yang mengalir di tubuh Van Bronckhorst datang dari ayahnya yang orang ‘Indo’, dan ibunya yang merupakan orang Maluku.
Van Bronckhorst memiliki nenek dari ayah dan ibunya yang bermarga Manuhuttu dan Lilipaly, yang merupakan marga dari Indonesia Timur.
Memiliki darah yang hampir sepenuhnya Indonesia, Van Bronckhorst ternyata masih bisa berbicara dengan aksen Indonesia Timur, kendati dirinya tak begitu mengenal seluruh kosakata Indonesia.
Van Bronckhorst sendiri pernah mengakui dirinya punya ikatan dengan Indonesia saat memimpin Timnas Belanda dalam laga persahabatan kontra Timnas Indonesia pada 2013 silam.
“Nenek saya lahir di Indonesia, mereka baru datang ke Belanda pada tahun 1950. Ibu saya juga berasal dari sana (Indonesia). Keluarga besar saya berasal dari salah satu pulau kecil di sana,” ujar Van Bronckhorst dalam wawancara Arsenal Tours.
“Saya belum pernah berkunjung ke tempat asal nenek saya. Nanti saat anak saya mulai dewasa, saya akan ke sana (Maluku) agar mereka tahu di mana kampung halaman mereka,” pungkasnya.
Penghargaan dari Pemerintah Belanda
Van Bronckhorst ditunjuk sebagai kapten tim timnas Belanda selama Piala Dunia 2010. Ia diserahi ban kapten tim setelah kiper Edwin van der Sar pensiun setelah final Euro 2008.
Laga Final Piala Dunia 2010 antara Belanda kontra Spanyol menjadi pertandingan terakhir Van Bronckhorst sebelum pensiun. Eks Barcelona yang berposisi sebagai bek kiri itu sempat diganti pada menit ke-105 dengan Edson Braafheid.
Sayang, setelah pergantian itu, Belanda harus kalah secara dramatis melalui gol Andres Iniesta yang dicetak pada menit ke-116.
Setelah membawa Belanda ke final Piala Dunia, pemerintah Belanda memberikan Van Bronckhorst penghargaan Order of Orange-Nassau, sebuah penghargaan yang diberikan pada warga Belanda yang telah berkontribusi penting bagi negara.
Advertisement
Jadi Pelatih
Setelah gantung sepatu, Van Bronckhorst melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Kini, dia menukangi Rangers. Van Bronckhorst baru saja kembali mengantarka tim Liga Utama Skotlandia itu kembali ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak musim 2010-11.
Rangers lolos ke Liga Champions setelah menang 1-0 di leg kedua playoff Liga Champions atas klub asal Belanda, PSV Eindhoven.
“Rasanya luar biasa untuk memenangkan pertandingan ini, untuk mendapatkan peluit di akhir dan untuk mencapai apa yang kami inginkan," kata Giovanni van Bronckhorst.
“Saya lebih santai dari pekan lalu karena cara kami bermain. Itu sangat terkontrol, kami bermain seperti yang kami inginkan. Kami mencetak gol di saat yang tepat dan menjadi lebih kuat dan lebih kuat dalam permainan."