Liputan6.com, Jakarta - Repsol Honda membentuk tim idaman mulai MotoGP 2023. Mereka merekrut Joan Mir yang kehilangan pekerjaan setelah Suzuki meninggalkan sirkus kuda besi.
Mir, juara dunia 2020, akan menjadi rekan setim Marc Marquez. Keduanya terikat kontrak hingga 2024 dan setidaknya bekerja selama dua tahun.
Akankah kehadiran Mir mengangkat keterpurukan Honda? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, kehadiran tim bintang sudah empat kali terjadi sepanjang era MotoGP (sejak 2001).
Advertisement
Momen pertama hadir pada 2008. Nicky Hayden meninggalkan Honda setelah 10 tahun bersama untuk menjadi duet Casey Stoner di Ducati. Hayden adalah juara dunia 2006 dengan Stoner bertakhta setahun kemudian.
Selama dua tahun bersama, Stoner menjuarai tujuh seri dan naik podium 10 kali. Sementara Hayden sulit menjinakkan Desmosedici setelah satu dekade membela Honda.
Dia cuma merebut podium dalam dua kesempatan, termasuk seri Aragon 2010. Di sana Hayden menempati peringkat tiga di belakang Stoner yang jadi juara. Itu adalah satu-satunya momen keduanya berada di podium sama.
Â
Kolaborasi Rossi
Mulai musim 2011, satu kursi di Ducati tersedia karena Stoner. Hayden mendapat rekan baru dalam diri juara dunia sembilan kali Valentino Rossi. Ini adalah kali kedua mereka berada di satu tim, setelah setahun bersama di Honda pada 2003.
Berbeda dari pengalaman pertama, kali ini Hayden berstatus juara dunia usai berjaya pada 2006. Sayang kehadiran duo bintang tersebut gagal mengangkat pabrikan asal Bologna ini.
Rossi hanya tiga kali naik podium, dengan Hayden cuma satu, dalam 36 balapan bersama.
Duet idaman terbaik barangkali menjadi milik Rossi dan Jorge Lorenzo. Pada dasarnya sudah saling tidak suka setelah berkombinasi pada 2008-2010, keduanya terlibat duel sengit di trek sehingga hubungan di garasi makin dingin.
Rossi kembali ke Yamaha setelah Lorenzo mengamankan titel 2012, kedua sepanjang kariernya di kelas utama. Mereka lalu saling sikut hingga 2016 dan menempati podium 1-2 dalam tujuh kesempatan.
Rivalitas mereka memuncak pada 2015. Keduanya hanya dipisahkan tujuh angka dengan penentuan berlangsung di hari terakhir. Lorenzo keluar sebagai pemenang untuk merebut gelar ketiga.
Meski begitu, kedua pembalap saling mengungguli di klasemen masing-masing pada dua kesempatan selama empat musim bersama.
Â
Advertisement
Mimpi Buruk Repsol Honda
Ekspektasi tinggi mengiringi kedatangan Lorenzo ke Repsol Honda pada 2019 untuk mendampingi Marc Marquez. Namun, kombinasi mereka merupakan mimpi buruk.
Setelah dua tahun terpuruk di Ducati, Lorenzo berharap bisa kembali ke performa terbaik bersama pabrikan asal Jepang. Nyatanya dia gagal menandingi Marquez yang mudah mengamankan gelar 2019. Marquez bahkan memecahkan rekor dengan mengoleksi 420 poin, terbanyak sepanjang sejarah kompetisi.
Lorenzo sendiri lebih sering terjatuh sehingga banyak cedera.Kondisi ini memaksanya pensiun di akhir musim.