Liputan6.com, Jakarta Video Assistant Referee atau VAR telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan di sepak bola modern saat ini. Lalu, apakah VAR akan digunakan untuk kompetisi tingkat atas seperti Piala Dunia 2022 Qatar?
Piala Dunia 2022 akan berlangsung di Qatar pada 20 November hingga 18 Desember. Ini akan menjadi catatan sejarah sebagai Piala Dunia pertama yang berlangsung pada musim dingin dan dihelat di negara kawasan Timur Tengah.
Advertisement
Baca Juga
Teknologi Video Assistant Referee pertama kai digunakan pada Piala Dunia 2018 Rusia. Pada prosesnya, penerapan VAR tidak lepas dari kontroversi.Ada yang mendapatkan keuntungan karena teknologi tersebut, dan ada pula yang menjadi rugi.
Sang juara Prancis juga turut menikmati manfaat pertama dari keputusan VAR di Piala Dunia 2018. Mereka mendapatkan penalti dalam pertandingan pembuka turnamen melawan Australia.
Dalam serangan melalui lini tengah, Paul Pogba mengirim umpan terukur kepada Griezmann. Penyerang Atletico Madrid itu lolos tapi pemain Australia, Joshua Risdon berhasil mencuri bola dan Griezmann terjatuh pada menit ke-54.
Awalnya, wasit Andres Cunha dari Uruguay memerintahkan "play-on", tetapi kemudian ia diminta untuk memeriksa layar video di tepi lapangan.
Ia sepakat dengan wasit penjaga video, Mauro Vigliano dari Argentina, bahwa terjadi pelanggaran di kotak penalti. Ia menghadiahkan penalti sekaligus kartu kuning untuk Risdon.
Griezmann tak menyia-nyiakan peluang dan berhasil mencetak gol dari titik putih. 1-0 untuk Prancis. Keunggulan hanya bertahan kurang dari 5 menit karena Australia segera membalas melalui Jedinak, juga melalui titik penalti, pada menit ke-60
Les Bleus juga mendapatkan keuntungan dari VAR pada laga final melawan Kroasia. Prancis mendapatkan tendangan penalti saat menang dengan skor 4-2.
Teknologi Offside
Di Piala Dunia 2022, tugas sang pengadil lapangan akan sedikit lebih ringan karna FIFA melakukan penambahan fitur lain ke gudang teknologi wasit.
Pada bulan Juli, FIFA mengumumkan bahwa teknologi offside semi-otomatis (Semi-Automated Offside System/SAOT). akan diperkenalkan pada musim dingin ini.
Klaim FIFA bahwa "alat pendukung" baru akan membantu wasit Piala Dunia 2022 untuk "membuat keputusan offside yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih dapat direproduksi di panggung terbesar".
Jika tidak ada yang lain, itu akan menambah elemen intrik lebih lanjut ke turnamen yang sudah unik dalam banyak hal.
Advertisement
Sensor Bola
Sistem baru ini memiliki 12 kamera stadion yang akan melacak posisi bola dan masing-masing pemain, termasuk 29 titik data berbeda pada anggota badan dan ekstremitas masing-masing pemain.
Selain itu, bola yang dilengkapi dengan sensor gerak bakal digunakan di setiap pertandingan, yang mana akan mengirimkan data langsung tentang posisi pemain saat ditendang.
FIFA meyakini SOAT akan membantu ofisial pertandingan membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih akurat pada putusan offside.
“VAR telah memiliki dampak yang sangat positif pada sepak bola dan kita dapat melihat bahwa jumlah kesalahan besar telah berkurang secara dramatis. Kami berharap teknologi offside semi-otomatis dapat membawa kami selangkah lebih maju,” kata Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina.
Menurut ESPN, sistem baru harus memangkas waktu rata-rata yang diperlukan untuk membuat keputusan offside VAR dari 70 detik menjadi 25 detik.
Uji Coba
Sebelumnya, FIFA sudah melakukan uji coba di berbagai kesempatan seperti Arab Cup 2021 serta Piala Dunia Antarklub edisi 2021. Berkat teknologi canggih ini, ofisial pertandingan dapat membantu membuat keputusan offside yang lebih akurat.
Semua detail tentang pengaturan teknologi offside semi-otomatis dan teknologi bola yang terhubung telah dipresentasikan kepada tim yang lolos ke Piala Dunia FIFA 2022 di Doha pada 4 dan 5 Juli.
Advertisement
Dampak Positif
Pierluigi Collina, ketua Komite Wasit FIFA. mengatakan VAR telah memiliki dampak yang sangat positif bagi sepak bola jumlah kesalahan besar telah berkurang secara dramatis dalam keputusan wasit.
Collina berharap pihaknya dapat melangkah lebih maju dari sebelumnya dengan adanya teknologi offside semi-otomatis
"Kami berharap teknologi offside semi-otomatis dapat membawa kami selangkah lebih maju. Kami menyadari terkadang proses memeriksa kemungkinan offside memakan waktu terlalu lama, dan teknologi ini menjadi solusi," jelas Collina.