Sukses

Chelsea vs RB Salzburg: Trevoh Chalobah Ingin Ambil Hati Graham Potter

Trevoh Chalobah siap berjuang lagi untuk mendapatkan posisi seperti di Chelsea musim lalu. Kesempatannya datang saat The Blues hadapi RB Salzburg di Liga Champions.

Liputan6.com, London- Trevoh Chalobah menjadi bek yang terlupakan di Chelsea di tengah berdatangannya pemain baru. Musim ini, dia baru main sekali di era Thomas Tuchel.

Kehadiran Graham Potter sebagai pengganti Tuchel mencuatkan harapannya menjadi starter. Padahal, dia mendapatkan tantangan berat dari Wesley Fofana, Kalidou Koulibaly dan Marc Cucurella.

Pemain jebolan akademi Chelsea ini sebenarnya bisa saja pergi di bursa tranfer musim panas. Namun dia memilih bertahan di Chelsea dan memperjuangkan posisinya.

Kehadiran bek baru tak menciutkan semangatnya untuk mendapatkan posisi lagi.

"Kami inginkan kedalaman dalam tim dan pemain terbaik untuk klub ini. Itulah yang sudah Chelsea lakukan," kata Chalobah seperti idkutip Football London.

Chalobah akan mencoba intip peluang main saat Chelsea menjamu RB Salzburg di matchday kedua Liga Champions, Kamis (15/9/2022) dini hari WIB.

 

 

2 dari 5 halaman

Puji Koulibaly

 

Alih-alih merasa tersaingi, Chalobah memuji Koulibaly yang didatangkan Chelsea dari Napoli. Dia diboyong dengan transfer 30 juta pounds.

"Dia pemain di posisi saya yang selalu saya perhatikan. Saya sering melihat dia dan aksi Thiago Silva dalam video kompilasi saat saya masih muda," katanya.

"Dia pemain besar. Kakak saya, Nathaniel, pernah main dengan dia saat dipinjamkan ke Napoli. Jadi ini tambahan kekuatan bagus untuk tim."

 

3 dari 5 halaman

Terbiasa

 

Chalobah tentu tak akan mudah mendapatkan tempat di posisi utama. Dia masih harus membuktikan diri depan Potter.

"Saya selalu merasa saat peluang itu datang, mereka (peluang) itu benar-benar datang. Saya selalu sabar karena main di klub seperti ini tak mudah," ujarnya.

"Itu hal terbaik untuk seluruh pemain dan saya. Berlatih dengan pemain terbaik setiap hari. Saya tak akan pedulikan suara dari luar."

 

4 dari 5 halaman

Salah Besar

Legenda Manchester United (MU) Paul McGrath menyebut keputusan Chelsea menunjuk Graham Potter sebagai pengganti Thomas Tuchel salah besar.

Eks pemain berusia 62 tahun itu menganggap The Blues seharusnya mendatangkan Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino ke Stamford Bridge.

 Seperti diketahui, Tuchel baru saja kehilangan pekerjaannya di Chelsea pada Rabu (7/9/2022). Manajer asal Jerman didepak dari kursi kepelatihan menyusul hasil buruk yang diraih timnya di awal musim ini.

Chelsea hanya mampu bertengger di peringkat enam klasemen sementara Liga Inggris. Cesar Azpilicueta dan kawan-kawan juga takluk 0–1 dari Dinamo Zagreb dalam matchday perdana Grup E Liga Champions 2022/2023 yang berlangsung pada Selasa (6/9/2022).

Mantan juru taktik Real Madrid Zinedine Zidane sempat dikaitkan dengan jabatan pelatih Chelsea usai Thomas Tuchel lengser.

Mauricio Pochettino yang sukses mengantar PSG meraih gelar juara Ligue 1 musim lalu pun digadang-gadang cocok menggantikan posisi eks pelatih Borussia Dortmund di Stamford Bridge.

Akan tetapi, Chelsea secara mengejutkan justru mengangkat Potter sebagai suksesor. Manajer asal Inggris diboyong melalui kontrak berdurasi lima tahun dan kompensasi senilai 20 juta poundsterling (Rp347 miliar) yang dibayarkan ke Brighton.

5 dari 5 halaman

Pelatih Bagus

Sekadar informasi, Zidane dan Pochettino saat ini sedang menganggur. Status mereka sebagai agen bebas harusnya membuat Chelsea tak perlu merogoh kocek untuk membayar kompensasi. Namun, sang raksasa Liga Inggris lebih memilih membajak Potter dari Brighton. Hal itu dicap tidak masuk akal oleh McGrath.

“Ketika Anda adalah Chelsea dan Anda membutuhkan seorang manajer, sebagai klub yang menjadi kampiun Eropa (Liga Champions) tahun lalu dan juara Piala Dunia Antarklub, Anda harusnya mendapatkan yang terbaik,” tulis McGrath dalam Sunday World.

“Saat ini, manajer terbaik yang tersedia adalah Zinedine Zidane atau Mauricio Pochettino. Alih-alih mengejar mereka yang berstatus sebagai free agent, Chelsea justru membayar total 22 juta poundsterling untuk memutus kontrak Potter dan staf pelatihnya di Brighton. Itu tidak masuk akal buat saya,” sambungnya.