Liputan6.com, Jakarta- Piala Presiden Esports 2022 dipastikan akan bisa digelar offline untuk babak grand final. Pada edisi sebelumnya Piala Presiden Esports ikut terganggu pandemi virus corona Covid-19 sehingga harus dilangsungkan dengan sistem gelembung di Bali.
Rangkaian Piala Presiden Esports 2022 sudah berlangsung sejak 10 Agustus 2022. Sedangkan untuk grand final direncanakan berlangsung 11-13 November 2022.
Baca Juga
Wakil ketua panita penyelenggara Piala Presiden Esports 2022 Matthew Erlangga menyatakan untuk babak grand final, pihaknya sudah menentukan lokasinya yakni di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.
Advertisement
"Untuk penyelenggaraan Piala Presiden Esports 2022 sudah berlangsung sejak 10 Agustus saat kick off. Penyelenggaraan grand final akan dilaksanakan pada 11-13 November di Istora Senayan," tutur Matthew Media Talk pada rangkaian Piala Presiden Esports 2022, yang digelar di Jakarta pada Rabu (14/9/2022).
Piala Presiden Esports 2022 akan mempertandingkan sejumlah game yang sudah populer di masyarakat seperti Mobile Legends Bang-Bang dan Free Fire. Kemudian juga ada pertandingan game lokal yakni Battle of Satria Dewa, Lokapala serta satu game lokal dari sistem submission.
Pelaksanaan Piala Presiden Esports 2022 diharapkan bisa menjaring bakat-bakat berprestasi untuk dikirimkan ke ajang olahraga internasional. Esports kini sudah ikut ajang olahraga multievent sepert SEA Games dan Asian Games. Pada SEA Games 2021, Indonesia sukses merebut medali emas di cabang olahraga esports.
Talenta Atlet
“Di sana kita berhasil mendapatkan medali emas. Ini artinya secara kualitas pemain kita sudah sangat bisa bersaing dengan negara-negara lainnya. Kami dari pemerintah mengharapkan bahwa para pegiat esports saat ini dapat mencetak talenta-talenta baru untuk ke depannya. Salah satu langkahnya adalah melalui ajang Piala Presiden Esports 2022,” ucap Aris Subiyanto, selaku Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora.
Sebenarnya tak sulit untuk mencari talenta atlet bila merujuk jumlah peminat dan pemain game di Indonesia. Ricky Setiawan, selaku Ketua Bidang Atlet, Prestasi, dan IT PBESI mengungkapkan hasil survey yang dilakukan PBESI belum lama ini. Dari survey tersebut, total ada 44,2 juta orang Indonesia yang pernah mengikuti turnamen esports dalam tiga bulan terakhir. Kendati demikian, perlu sebuah wadah yang benar-benar mengasah talenta lokal ini untuk kemudian siap berprestasi untuk Indonesia.
“Dengan jumlah pemain sebanyak ini artinya saat ini memang dibutuhkan pengelola wadah guna melahirkan bakat yang benar-benar akan menelurkan prestasi bagi Indonesia. Di sinilah peran PBESI jadi penting untuk membuat regulasi serta akademi esports. Nantinya, langkah ini akan jadi gebrakan bagi esports Tanah Air untuk mencari talenta muda berbakat,” kata Ricky menambahkan.
Advertisement
Atlet Esports Indonesia
Potensi para atlet esports Indonesia tentu sudah tak perlu diragukan lagi. Sejak penyelenggaraan Piala Presiden Esports perdana, telah bermunculan talenta-talenta muda yang kemudian memiliki jenjang karier yang jelas di industri esports melalui berbagai tim esports profesional. Talenta-talenta inilah yang akan terus digali dan dibina agar terus meraih prestasi yang membawa keharuman nama bangsa.
Salah satu prestasi nyata yang menggembirakan, pada ajang SEA Games 2021 di Vietnam yang lalu, Timnas Esports Indonesia berhasil memboyong total enam medali, terdiri dari dua medali emas, tiga perak, dan satu perunggu. Hasil ini bisa menjadi modal kepercayaan diri agar ke depan semakin banyak prestasi yang diraih dalam berbagai turnamen esports berskala internasional, termasuk Kejuaraan Dunia Esports 2022 mendatang di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah.
Hal tersebut diamini oleh Muslih Wahyudi Rachman (Fayad) selaku Coach Timnas Free Fire SEA Games 2021 dan Muhamad Farchan Ridha (Manay) yang merupakan Head Coach EVOS. Mereka berbagi pengalaman soal terjun langsung di skena turnamen dalam dan luar negeri.
Kisah Fayad
“Awal saya terjun ke dunia esports mungkin pemerintah belum aware. Tapi kita lihat sekarang, banyak stakeholder yang telah mendukung penuh terhadap industri ini. Bisa kita lihat kalau di Indonesia, esports itu sudah berkembang sangat pesat dari berbagai aspek, salah satunya adalah player. Hal ini yang membuat saya berterima kasih kepada turnamen Piala Presiden Esports. Coba bayangkan, ada empat tim komunitas yang berhasil tembus grand final dan sekarang mendominasi skena esports Tanah Air,” papar Muslih Wahyudi Rachman (Fayad).
Manay menambahkan bahwa perhelatan Piala Presiden Esports bisa menjadi wadah untuk komunitas dari pelosok Indonesia untuk berkompetisi dan meraih kesempatan untuk berlaga di skena kompetitif. Hal ini penting, mengingat Manay sendiri ditemukan dari kelas komunitas.
“Saya berangkat dari pemain kelas komunitas hingga akhirnya bisa angkat piala tertinggi di kancah esports Free Fire. Semua itu prosesnya panjang dan butuh waktu lama. Terus, kalau bicara soal jenjang karier ada banyak pilihan di esports, enggak melulu jadi pro player. Bisa jadi pelatih, caster, dan masih banyak lainnya. Itu bisa jadi peluang yang besar buat para bibit-bibit berbakat di industri esports,” katanya.
Advertisement