Sukses

Jelang Kick Off Piala Dunia 2022, Ada Tiga Masalah Muncul di Qatar

Ada tiga masalah pelik yang terjadi di Qatar jelang uji coba stadion untuk Piala Dunia 2022. Masalah apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Jelang pembukaan Piala Dunia 2022, ada tiga masalah muncul setelah adanya ujicoba pada beberapa stadion di Qatar untuk digunakan sebagai arena pertandingan Piala Dunia.

Salah satu masalahnya adalah kekurangan air, tak hanya itu terdapat tiga masalah muncul usai para panitia pelaksana Piala Dunia Qatar 2022 melakukan uji coba terhadap salah satu stadion.

Stadion yang dimaksud adalah Lusail Iconic Stadium untuk menggelar final Piala Dunia 2022. Dalam uji coba tersebut, Qatar menggelar pertandingan bertajuk Lusail Super Cup yang mempertemukan Al Hilal SFC (juara Liga Arab Saudi 2021-2022) dan Zamalek SC (juara Liga Mesir 2021-2022), Jumat (9/9/2022) waktu setempat. 

Hasilnya, Al-Hilal berhasil mengalahkan Zamalek lewat adu penalti dengan skor 4-1 usai bermain 1-1 di waktu normal.Sayangnya, meski berlangsung meriah dengan dihadiri 77 ribu orang, laga uji coba untuk Piala Dunia 2022 itu ternyata menimbulkan tiga masalah logistik.

Seperti yang dikutip dari Express, Kamis (15/9/2022), ada tiga masalah mulai dari kekurangan air, antrean panjang, dan masalah sistem pendingin.

Untuk masalah kekurangan air, di tengah cuaca panas yang mencapai 34 derajat celcius, persediaan air baik di dalam maupun di luar stadion tidak mencukupi.

Kemudian untuk persoalan antrean, pintu masuk stasiun kereta dengan stadion hanya berjarak 400 meter. Para penggemar menunggu dalam antrean yang mengular sepanjang 2,5 kilometer.

Sementara itu, sistem pendingin stadion yang digambarkan Qatar sebagai yang tercanggih masih tidak memberikan efek cukup baik.

2 dari 5 halaman

Pelaku Seks Bebas dan Kumpul Kebo di Piala Dunia 2022 Qatar Dipenjara

Qatar juga melarang fans-fans dari luar untuk melakukan tindakan kumpul kebo. Suporter laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri, tidak akan bisa memesan satu kamar hotel yang sama.

Laporan Daily Star, aturan ini bahkan sudah mulai diterapkan. Qatar, sebagai negara yang menganut norma ketimuran dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam melarang keras seks bebas.

Tak tanggung-tanggung, apabila ada yang melanggaranya akan mendapatkan sanksi paling berat yakni penjara selama tujuh tahun.

"Kecuali Anda datang ke sini sebagai suami-istri, itu tidak masalah. Tapi kalau mau seks bebas, jangan di sini karena Anda bisa mendekam di penjara," kata salah seorang polisi di Qatar.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Piala Dunia 2022, Nasser al-Khater menegaskan, Qatar terbuka kepada semua fans dari berbagai belahan dunia. Namun, Qatar juga memina para tamu harus menghormati norma-norma yang sudah berlaku di negara mereka.

"Semua orang diterima di Qatar dan mereka akan merasa aman. Qatar adalah negara yang toleran dan ramah. Mungkin Qatar ada sedikit berbeda dari negara lain, maka kami berharap para fans untuk menghormati aturan yang ada," kata Nasser.

“Keselamatan dan kenyamanan setiap penggemar adalah yang paling penting bagi kami. Tapi, bermesraan di depan umum dilarang, itu bukan bagian dari budaya kami, dan itu berlaku untuk semua orang," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Larang Kampanye LGBT

Sebelumnya, Qatar dengan tegas menyatakan sikap mereka kepada kaum LGBT. Kepala Keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Qatar.

Al Nasari menyatakan tidak akan bertoleransi mengenai apapun yang berkaitan dengan LGBT selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

"Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat [kami]. Kami tidak akan pindah agama [hanya karena Piala Dunia] selama 28 hari," ucapnya seperti dikutip dari Sportsration.

Al Nasari juga mengatakan akan melakukan tindakan tegas andai simbol terkait kelompok LGBT muncul di stadion yang menghelat Piala Dunia 2022. Ia memastikan tindakan harus dilakukan sebagai pencegahan akan dampak buruk yang berpotensi terjadi.

"Jika seorang penggemar mengibarkan bendera pelangi di stadion dan bendera itu diambil, itu bukan karena kami ingin menyinggungnya tetapi untuk melindunginya," kata Al Nasari.

"Jika tidak [diambil], penonton lain bisa menyerangnya. Jika Anda membeli tiket, itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dan bukan untuk berdemonstrasi," ia melanjutkan.

4 dari 5 halaman

Isu HAM di Qatar

Piala Dunia 2022 dibayangi berbagai kontroversi. Mulai dari bagaimana Qatar bisa memenangkan persaingan untuk menjadi tuan rumah, hingga masalah bagaimana negara ini memperlakukan puluhan ribu pekerja yang membangun stadion.

Untuk menggelar Piala Dunia 2022, Qatar membangun tujuh stadion, satu bandar udara baru, jaringan kereta dan sejumlah ruas jalan baru.

Tak kurang dari 30.000 pekerja migran dikerahkan untuk membangun proyek ini dan Qatar dikecam pada 2016 oleh organisasi hak asasi manusia, Amnesty International karena "menerapkan kerja paksa".

Amnesty mengatakan para pekerja tinggal di akomodasi yang buruk, membayar mahal biaya perekrutan, gaji ditahan dan paspor disita.

Sejak 2017, pemerintah Qatar menerapkan sejumlah kebijakan untuk melindungi buruh migran agar tidak bekerja dalam kondisi temperatur yang sangat panas, membatasi jam kerja dan meningkatkan kualitas akomodasi.

Tetapi, organisasi HAM, Human Rights Watch (HRW) dalam laporan pada 2021 mengatakan pekerja migran "masih mengalami praktik ilegal pemangkasan gaji" dan "tidak menerima gaji selama berbulan-bulan, padahal sudah bekerja berat dengan jam kerja yang panjang".

Amnesty International juga mengatakan meski sistem "kafala" atau sponsor telah dihapus namun para buruh tetap saja menerima tekanan yang berat. Selama ini, sistem kafala melarang buruh meninggalkan pekerjaan tanpa izin majikan atau perusahaan.

Juru bicara pemerintah mengatakan kepada BBC, "Sudah ada kemajuan besar untuk memastikan reformasi benar-benar diterapkan."

Ia juga mengatakan, jumlah perusahaan yang melanggar aturan perburuhan "terus menurun".

5 dari 5 halaman

Emtek Siarkan Piala Dunia 2022

SCM (Surya Citra Media Tbk.) selaku holding perusahaan di bawah Emtek Grup yang memegang hak siar Piala Dunia 2022 bakal memanjakan pecinta bola di Indonesia dengan berbagai tayangan seru selama perhelatan ajang empat tahunan tersebut di Qatar. Berbagai program sudah disiapkan.

Seperti diketahui, Piala Dunia 2022 akan tayang di berbagai platform milik Emtek Grup. Untuk televisi free to air, Piala Dunia 2022 bisa disaksikan di SCTV, Indosiar, dan O Channel. Kemudian ada juga TV terestrial digital Mentari TV.

Selain menghadirkan tayangan langsung laga Piala Dunia 2022, SCM juga akan menyajikan beberapa ulasan berita seputar gelaran empat tahunan ini.  

 Â