Liputan6.com, Jakarta Stadion Kanjuruhan, Malang, menghadirkan sisi kelam bagi sepak bola Indonesia. Markas Arema Malang yang selama ini dikenal angker bagi tim lawan, kini justru meminta 'tumbal' suporter sendiri.
Tidak tanggung-tanggung, setidaknya 129 orang meninggal dunia di lokasi tersebut. Sebagian besar, kehabisan napas setelah terhimpit di pintu ke luar saat panik usai dikepung perihnya gas air mata.
Dari jumlah korban, tragedi Arema jadi yang kedua terburuk di dunia. Sementara bagi Indonesia, insiden yang pasca laga Arema vs Persebaya itu jadi catatan paling kelam perjalanan sepak bola Tanah Air.
Advertisement
Butuh waktu satu jam dari kota Malang ke Stadion Kanjuruhan yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Stadion Kanjuruhan sudah dikenal luas bagi penggemar sepakbola sebagai markas Arema FC, klub yang berkiprah di Liga 1 dengan julukan Singo Edan.
Selain itu, Stadion Kanjuruhan juga menjadi kandang Persekam Metro FC yang bermain di Liga 3
Kanjuruhan diambil dari nama kerajaan yang bercorak Hindu di Malang pada abad ke-6 Masehi. Prasasti Dinoyo, yang juga dikenal sebagai Batu Bersurat Dinoyo, merupakan bukti dari kerajaan Kanjuruhan.
Prasasti Dinoyo ini dibuat pada masa pemerintahan Ken Arok (Raja Singosari - kerajaan bercorak Hindu-Budha di Malang). Ditulis dengan huruf Jawa kuno memakai bahasa Sansekerta, prasasti ini bisa disaksikan di Museum Nasional Indonesia di Jl Medan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat
Di dalam prasasti Dinoyo bisa diketahui Kanjuruhan merupakan pusat aktifitas budaya dan politik pada tahun 760 hingga 1414.
Pembangunan Stadion Kanjuruhan dilakukan pada tahun 1997 dengan biaya Rp 35 miliar, diresmikan oleh Presiden RI, Megawati Soekarno Putri pada 9 Juni 2004.
Peresmian stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang ini ditandai dengan sebuah laga uji coba di tengah musim Liga Indonesia Divisi I 2004 antara Arema melawan PSS Sleman. Pertandingan pertama di Stadion Kanjuruhan ini berakhir untuk kemenangan Arema 1-0.
Rumah Aremania
Laga tersebut sekaligus menandai pertama kalinya Arema pindah dari homebase lama Stadion Gajayana, Kota Malang ke Malang Selatan. Aremania pun melakukan aksi kreativitasnya untuk pertama kalinya di stadion ini.
Meski demikian, stadion ini dipakai Arema secara penuh sebagai homebase di Ligina 2006. Sementara, di Ligina 2005, skuad Singo Edan masih menggunakan Gajayana dan Kanjuruhan secara bergantian.
Stadion yang kini berkapasitas 42.449 tempat duduk itu pada tahun 2010 renovasi sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011 dengan menambah daya pada pencahayaan
Arema pernah didapuk sebagai juara Indonesia Super League (ISL) 2009-2010 lewat sebuah laga eksebisi Perang Bintang. Stadion ini juga menjadi saksi bisu Aremania pernah meraih predikat The Best Suporter di ajang Copa Indonesia 2006, meski pemberian gelar dan hadiah tak dilakukan di sini.
Advertisement
Petaka Kanjuruhan
Sedangkan Panpel Arema pada 2010 pernah menyabet gelar Panpel Terbaik ISL 2009-2010. Penghargaan ini diberikan setelah Panpel Arema mampu mencatatkan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011.
Selain kegembiraan dengan Raihan prestasi tim dan panpel, ada juga peristiwa menyedihkan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Pertama insiden robohnya pagar pembatas tribune di laga Ligina 2005 saat Arema mengalahkan Persija Jakarta 1-0 lewat gol Emaleu Serge, 13 Juli 2005. Kejadian itu menelan korban jiwa atas nama Fajar Widya Nugraha (16 tahun), dan puluhan Aremania lainya terluka parah.
Kedua, peristiwa yang dikenal dengan sebutan “Kanjuruhan Disaster”, saat Arema ditahan imbang Persib Bandung 2-2 di Liga 1 2018. Kerusuhan akibat supporter masuk lapangan membuat pihak keamanan melepas tembakan air mata. Banyak yang pingsan.
Kini catatan kelam Stadion Kanjuruhan bertambah dengan peristiwa yang mengejutkan dengan adanya korban sebanyak 153 orang (jumlah yang bisa bertambah), terdiri dari supporter dan pihak keamanan. Peristiwa itu terjadi terjadi pada pertandingan sengit Arema FC dengan Persebaya Surabaya yang berakhir 3-2 untuk kemenangan tim tamu pada lanjutan Liga 1 2022/2023, Sabtu, 1 Oktober 2022.