Liputan6.com, Jakarta - Seandainya Belanda menjuarai Piala Dunia 2022 Qatar dan Louis van Gaal membungkuk lalu mengangkat piala paling bergengsi itu, hanya sedikit yang iri. Semua orang tahu dia pelatih hebat. Piala Dunia 2022 merupakan penampilannya yang terakhir.
Tak hanya itu, Louis van Gaal yang sudah berusia 71 tahun telah berjuang melawan kanker prostat ganas. Perjuangan yang dijalaninya di tengah persiapan tim Oranye ke Qatar.
Baca Juga
Saat ini van Gaal terus membuat dirinya agar tetap sehat. Dia bersiap berangkat memimpi para pemain hebat Belanda Berangkat ke Qatar dengan 15 penampilan tak terkalahkan.
Advertisement
Dailymail menulis pada 6 Oktober 2022, Louis van Gaal telah melihat banyak hal dalam sepak bola. Namun setelah keluar dari masa pensiunnya, dia punya satu kesempatan terakhirkan bersama timnas Belanda.
Kesempatan untuk mengakhir kariernya sebagai pelatih yang gemilnag dengan kemenangan akhir di Qatar. Van Gaal sebelumnya sudah dua kali menjadi pelatih timnas Belanda pada 2000-2001 dan 2012-2014.
Namun, Van Gaal mengakui itu adalah suatu kehormatan untuk melatih tim nasional Belanda untuk ketiga kalinya. Dia bersikeras "sangat menantikan untuk menyelesaikan pekerjaan".
Berbicara pada saat pengangkatannya, dia berkata: "Sepak bola Belanda selalu dekat dengan hati saya, dan kepelatihan nasional dalam pandangan saya adalah posisi kunci untuk kemajuan lebih lanjut dari sepak bola kami. Selain itu, saya menganggap suatu kehormatan untuk melatih tim nasional Belanda.
Â
Istimewa
Namun, masa kepelatihannya sekarang terasa berbeda. Dengan usia yang sudah 71 tahun dan didera kanker prostat, penampilan Loui s van Gaal di Qatar menjadi yang terakhir kali.
"Dalam setiap periode selama saya sebagai manajer tim nasional, saya harus pergi di malam hari untuk pergi ke rumah sakit tanpa para pemain mengetahuinya sampai sekarang, sambil berpikir saya sehat, tapi... aku tidak," ujarnya saat berbicara tentang penyakitnya.
"Saya memiliki kanker yang cukup agresif, diiradiasi 25 kali. Maka Anda memiliki banyak manajemen yang harus dilakukan untuk menjalani hidup. Saya memang mendapat perlakuan istimewa di rumah sakit. Saya diizinkan masuk melalui pintu belakang ketika saya pergi ke sebuah janji dan segera didorong ke ruangan lain."
Terlepas dari perjuangannya melawan kanker, Van Gaal yang dikenal suka berbicara blak-blakan, telah berhasil menstabilkan Belanda setelah kiprah di Euro 2020 yang mengecewakan. Ia berhasil mengantarkan Belanda ke Qatar.
Â
Advertisement
Menjadi Bintang
Belanda tergabung di Grup A dan akan menghadapi tuan rumah Qatar, Ekuador, dan Senegal di babak penyisihan Piala Dunia 2022.
Perjuangan di penyisihan gruptidak mudah. Namun, Louis van Gaal punya bekal lebih dari cukup sebagai pelatih yang sudah merengkuh banyak kesuksesan di klub-klub besar seperti Ajax, Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester United.
Pelatih yang punya nama lengkap Aloysius Paulus Maria "Louis" van Gaal ini memulai karier manajerialnya dengan awal yang baik di Amsterdam. Dia memenangkan 11 trofi dalam tujuh tahun bersama Ajax dan menjadikan namanya sebagai salah satu manajer top Eropa.
Van Gaal memiliki sejumlah pemain muda berbakat dan membentuk mereka menjadi bintang selama masa jabatannya. Dia mengasah pemain hebat seperti Dennis Bergkamp, ​​Edgar Davids dan Clarence Seedorf - yang semuanya lulus dari akademi klub.
Â
Gaya
Gaya manajerial eksentrik Van Gaal membuatnya memandu tim meraih gelar Eredivisie pada 1993-1994, 1994-1995, dan 1995-1996. Namun, dia paling dikenang karena melewati musim 1994-1995 tanpa terkalahkan setelah bermain 48 pertandingan.
Selama waktu itu, Ajax mencetak 106 gol, meraih gelar liga ke-25 mereka dan memenangkan Liga Champions. Sebuah pencapaian yang benar-benar luar biasa.
Sedangkan saat bersama Bayern Munchen, van Gaal memenangkan gelar Bundesliga dan Piala Jerman, dan menjadi runner up di final Liga Champions 2010.
Dia meraih sejumlah penghargaan individu termasuk Pelatih Terbaik Tahun Ini, Pelatih Terbaik Eropa (Sepp Herberger Award) dan Pelatih Terbaik Eropa Musim Ini.
Karier domestik Van Gaal terhenti segera setelah bergabung dengan raksasa Liga Premier Manchester United pada tahun 2014.
Advertisement
Trofi Paling Penting
Saat menyatakan pensiun, Louis van Gaal dalam sebuah acara di tv Belanda VTBL mengatakan: "Saya seorang pensiunan sekarang. Saya tidak punya ambisi untuk menjadi direktur teknis atau pundit televisi. Istri saya Truus melepaskan pekerjaannya untuk saya 22 tahun yang lalu, dan mengikuti saya ketika pergi ke luar negeri."
Penunjukan van Gaal sebagai pelatih timnas Belanda untuk kali ketiga terjadi empat setengah tahun setelah memutuskan untuk menunda kariernya. Keputusan yang menjelaskan bahwa dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman dan keluarganya.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan berhenti sebagai pelatih ketika saya berusia 55 tahun, tetapi terus melakukannya sampai usia 65 tahun. Dia berhak memiliki kehidupan bersama saya di luar sepak bola. Bisa dibilang dia sangat bahagia," ujarnya.
Van Gaal kini berharap ia akhirnya dapat mengakhiri hari dengan trofi paling penting dalam catatan kariernya yang brilian.