Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengaku sudah mendengar keputusan penetapan tersangka tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule menegaskan pihaknya sangat menghormati proses hukum yang sedang dilakukan Polri.
"Saya sudah mendengar tentang itu dan PSSI menghormati penetapan tersangka yang baru saja dibacakan Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,” kata Iriawan dalam keterangan resminya kemarin malam.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis malam kemarin (6/10/2022) telah mengumumkan tersangka tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter. Salah satu yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi Akhmad Hadian Lukita.
Selain itu, Polri juga menetapkan Ketua Panitia Pelaksana Arema vs Persebaya Abdul Haris dan Koordinator Security Officer Arema FC Suko Sutrisno sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.
Abdul Harris dan Suko Sutrisno sebelumnya juga sudah dijatuhi sanksi berat oleh PSSI. Keduanya dilarang terlibat dalam sepak bola selama seumur hidup.
Pelajaran Berharga
Usai penetapan tersangka, Dirut LIB, Akhmad Hadian Lukita, menghormati keputusan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang menetapkan dirinya sebagai tersangka dalam tragedi Kanjuruhan. Akhmad Lukita ditetapkan sebagai tersangka bersama lima orang lainnya pada Kamis 6 Oktober 2022.
"Kami akan menghormati proses hukum yang berlaku dan akan mengikuti tahap-tahap proses yang akan dilalui berikutnya. Kami juga berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semuanya," kata Akhmad Hadian Lukita seperti dilansir dari situs resmi PT LIB.
Advertisement
Kesalahan
Sebelumnya, Iriawan juga pernah menegaskan bahwa panitia pelaksana (panpel) Arema bersalah sehingga harus mendapat sanksi seumur hidup tak boleh berkiprah di sepakbola nasional. Pertandingan yang berujung tragedi Stadion Kanjuruhan itu sendiri telah dapat izin kepolisian.
Iwan Bule, sapaan Iriawan, mengatakan, ada sejumlah kesalahan yang dilakukan panpel Arema saat pertandingan lawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan. Panpel tak bisa menganti
Tak Bisa Dikendalikan
“Pintu dan lampu stadion yang putus, harusnya tak boleh terjadi seperti itu padahal itu suatu kewajiban. Sekuriti officer juga tak bisa mengendalikan,” kata Iwan di Malang.
Terkait pertandingan yang digelar pada malam hari, ia menyebut ada imbauan dari kepolisian kepada panpel Arema lalu diteruskan ke PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). Otoritas liga lalu memberikan surat sesuai dengan ketentuan dan jadwal yang sudah.
Advertisement
Persetujuan Polisi
“Kemudian rapat juga akhirnya disepakati, sudah ada sprint keluar dari Kapolres dan Dir Intel dan disetujui jadwal tetap. Tidak mungkin panitia bermain tanpa persetujuan polisi,” urainya.
Karena sudah ada surat keluar dari kepolisian, maka pertandingan tetap digelar pada pukul 20.00 WIB. Bila ketika itu kepolisian tidak mengeluarkan izin, liga tidak akan menyelenggarakan pertandingan tersebut. Karena itu Iwan Bule menepis PT LIB turut bersalah dalam hal ini.