Liputan6.com, Jakarta - Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo menunjukkan totalitas untuk mendukung tim nasional pada Piala Dunia 2022. Dia berjanji akan memberangkatkan para pendukung Ghana untuk menonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar.
Penggemar Ghana adalah inspirasi sejati dari banyaknya kesenangan dalam sepak bola. Ada warna-warna cerah dan suasana menggembirakan saat mereka hadir di stadion Piala Dunia.
Tak ada yang melebihi kehebohan para suporter Ghana. Para suporter Ghana selalu tampil all out setiap kali datang ke stadion menonton pasukan Satelit Hitam berlaga. Ciri khas mereka gampang dikenali lewat warna-warni merah, kuning, dan hijau pada kostum yang dipakai. Tak hanya itu, mereka bahkan juga mengecat tubuh dan wajahnya dengan warna itu.
Advertisement
Suporter Ghana akan selalu bernyanyi dan menari untuk menyemangati The Black Stars selama 90 menit. Bahkan mereka tidak akan berhenti memberikan dukungan saat suasana tegang menyelimuti karena timnya harus menjalani babak adu penalti.
Ghana menjadi negara Afrika pertama yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah bermain imbang dengan Nigeria di Stadion Nasional Abuja, 30 Maret 2022 lalu. Â
Kedua kesebelasan bermain sama kuuat 0-0 dalam laga pertama yang berlangsung di Ghana pada 25 Maret. Kemudian di laga kedua, hasilnya juga imbang 1-1, Ghana lolos karena unggul secara produktivitas gol.
Kegagalan Nigeria itu membuat pendukungnya mengamuk dan merusak fasilitas stadion.
Yakin
Tergabung di grup berat bersama Portugal, Korea Selatan, dan Uruguay tidak menyurutkan optimisme tinggi tim berjuluk The Black Stars. Mereka mengusung optimisme tinggi untuk bisa menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh gelar juara Piala Dunia 2022.
Janji Presiden Nana Addo itu disampaikan setelah dengan kepala eksekutif Kenpong Group of Companies, perusahaan transportasi resmi untuk penggemar timnas Ghana ke Qatar.
Kedatangan para pendukung langsung ke Qatar ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Ghana.
"Saya sangat yakin bahwa Ghana tidak hanya akan berpartisipasi dalam kompetisi, tetapi akan membuat seluruh bangsa dan lebih jauh lagi, Benua Afrika bangga, dengan kinerja yang luar biasa," kata Presiden Ghana, dikutip dari Middle East Eye.
Langkah Ghana ini dianggap kontradiktif karena banyak negara-negara Eropa yang melakukan aksi protes atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Qatar.
Sebut saja Denmark yang merilis jersey khusus sebagai bentuk protes, juga kota-kota di Prancis yang menolak mengadakan acara nonton bareng karena isu HAM tersebut. Bahkan para pemain Denmark tidak memboyong keluarganya ke Qatar.
Advertisement
Trofi Emas
Qatar memang menjadi sorotan atas dugaan pelanggaran HAM yang membuat banyak para pekerja menjadi korban. Namun, pihak Pemerintah Qatar mengklaim bahwa jumlah korban tak mencapai yang dituduhkan.
Optimisme Ghana juga dilontarkan saat trofi Piala Dunia 2022 datang ke Ghana untuk tur selama dua hari. Â Trofi emas itu dibawa ke Ghana oleh mantan pemenang Piala Dunia FIFA David Trezeguet pada Sabtu pagi (3/9). Kedatangannya diterima dengan baik oleh Menteri Olahraga Mustapha Ussif dan Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana, Kurt Okraku di Bandara Internasional Kotoko.
"Saya merasa berenergi dan termotivasi. Perasaan itu bagus dan saya yakin itu akan ditransfer ke para pemain menjelang Piala Dunia. Kita harus tetap solid, dan itu yang kita butuhkan saat ini," ujar Okraku, seperti dimuat Xinhua.
Sementara itu, Ussif yakin Ghana bisa memenangkan Piala Dunia di Qatar akhir tahun ini.
"Insyaallah, kita akan melihat trofi kembali ke Ghana pada Desember. Black Strars akan memenangkan Piala Dunia," ucapnya.
Keesokan harinya, trofi ditampilkan ke publik dengan tujuan agar penggemar Black Stars  memiliki kesempatan untuk mengambil foto dengan hadiah Piala Dunia sungguhan.Â
Kenangan 2010
Optimisme Ghana tak lepas dari memori Piala Dunia 2010 saat mereka mampu melaju ke perempat final sebelum kalah dramatis dari Uruguay lewat babak adu penalti.
Mereka gagal menorehkan sejarah jadi negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia setelah insiden handball Luis Suarez yang ikonik.
Laga Ghana vs Uruguay berakhir imbang 1-1 dalam 90 menit, dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Di menit akhir perpanjangan, drama handball Suarez terjadi. Suarez menahan sundulan Dominic Adiyiah dengan tangannya tepat di garis gawang. Tindakan Suarez langsung mendapat kartu merah dan Ghana mendapat hadiah penalti.
Namun beberapa menit kemudian, segala situasinya berubah 180 derajat. Asamoah Gyan yang maju sebagai eksekutor penalti Ghana sepakannya menerpa mistar.
Suarez yang sebelumnya tampak begitu sedih langsung berubah rupa penuh gembira merayakan kegagalan Gyan. Pada babak tos-tosan peruntungan kemudian berubah untuk Uruguay. Uruguay yang saat itu dilatih Oscar Tabarez ini menang 4-2.
Kini di Piala Dunia 2022 Suarez besar kemungkinan masih bakal bermain membela negaranya. Menarik untuk melihat apakah dirinya bakal bikin drama saat menghadapi Ghana. Apalagi duel Ghana vs Uruguaya bakal terjadi di laga terakhir Grup H yang berpeluang menentukan nasib kedua negara.
Advertisement