Liputan6.com, Jakarta Tak ubahnya jersey resmi tim peserta, seragam petugas keamanan Piala Dunia 2022 di Qatar telah dirilis oleh Panitia Penyelenggara Lokal Piala Dunia 2022 Qatar. Peristiwa ini mungkin baru pertama kalinya terjadi.
Peluncuran itu, seperti dilaporkan di laman berita thenationalnews.com pada Kamis (6/10/2022). dihadiri PM Qatar Khalid bin Khalifa bin Abdul Aziz Al Thani di Gedung Kementerian Dalam Negeri.
Presiden Unit Pelatihan dan Rehabilitasi SSOC, Letnan Kolonel Fahad Al Subaie mengatakan pasukan Qatar ini dibentuk secara khusus dan dipandu dengan sangat solid. Seragam mereka dirancang untuk menonjol tetapi tetap mempertahankan identitas profesional keamanan.
Advertisement
Tim keamanan Piala Dunia akan dikelola oleh orang-orang dari berbagai latar belakang. Sejak Juli, The National melaporkan bahwa ada pula beberapa mantan tentara Yordania ditawari peran sebagai pasukan keamanan di turnamen Piala Dunia 2022 tersebut.
Pemerintah Qatar sangat memperhatikan masalah keamanan. Tak cuma soal biaya yang telah dikeluarkan untuk menggelar Piala Dunia 2022, termahal sepanjang sejarah yakni USD 220 miliar, tapi yang utama menyangkut nama baik Qatar.
Qatar diduga melakukan pelanggaran HAM terutama pada perlakuan para pekerja yang tidak manusiawi saat proses pembangunan stadion sehingga mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
Kini, tinggal sebulan lebih perhelatan itu akan bergulir, Qatar terus memperkuat keamanan. Mereka harus menangani lebih dari satu juta orang akan datang ke Qatar. Jumlah yang bisa mendekati separuh penduduk Qatar yang 2,5 juta jiwa.
Kerjasama
Terkini mereka bekerjasama dengan Amerika Serikat, setelah sebelumnya dengan beberapa negara seperti Prancis, Inggris, Pakistan, Maroko, Turki dan Korea Selatan.
Seperti halnya kerjasama yang sudah disepakati dengan negara lain, termasuk juga negara-negara di Uni Emirat Arab, Qatar menginginkan Amerika Serikat dapat mengirimkan angkatan bersenjatanya.
Kerjasama dengan Amerika Serikat itu, seperti dilansir dari Middle East Monitor, dilakukan di Washington pada 8 Oktober 2022.
Kesepakatan tersebut sekaligus juga mengatur tugas dan tanggung jawab serta pengaturan teknis terkait bantuan yang datang nantinya.
Dilansir dari ESPN, angkatan Udara Inggris akan membantu berpatroli di atas langit selama penyelenggaraan turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.
Sementara itu, Pangkalan Udara Amerika Serikat yang terletak di Al Udeid, sebelah barat daya Doha, bakal memberikan dukungan keamanan dan intelijen.
Qatar sendiri telah membangun pusat kendali ala NASA di Aspire Zone yang akan digunakan untuk mengontrol apa yang terjadi di setiap stadion.
Advertisement
Teknologi
Adapun, di setiap stadion yang digunakan untuk menggelar pertandingan-pertandingan Piala Dunia 2022, dilengkapi setidaknya 2.000 kamera keamanan. Semuanya itu bakal memantau pintu putar stadion dan arus kerumunan penonton.
Qatar juga melengkapi system keamanannya dengan menggunakan teknologi modern berupa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan memberikan peringatan apabila ada arus kerumunan yang terlalu besar.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya kerumunan penonton seperti yang sempat terjadi saat laga final Liga Champions antara Real Madrid vs Liverpool, Mei lalu.
"Jika situasi kerumunan terbentuk, kami akan mendeteksinya dan bertindak secara proaktif. Setiap sudut stadion akan diawasi," kata Kepala Bagian Teknologi Aspire Zone, Niyas Abdulrahiman.
Selain itu, Qatar juga bersiap menghadapi serangan siber. Layar video telah disiapkan di samping layar data untuk memantau potensi ancaman dari hacker alias peretas.
Pusat Kendali
Pemerintah Qatar juga telah membangun pusat kendali di Aspire Zone. Pusat kendali bergaya kantor Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, akan berfungsi sebagai pusat kendali keamanan. Di kantor ini, otoritas keamanan bisa memantau apa yang terjadi di dalam stadion selama Piala Dunia.
Setelah memasuki pusat kendali, operator dapat memperbesar setiap kursi individu dan melihat operasi pengendalian kerumunan melalui kamera keamanan yang telah ditempatkan di setiap stadion. Setidaknya 2.000 kamera keamanan akan disiapkan untuk mengawasi stadion Qatar selama Piala Dunia.
Selain itu, program kecerdasan buatan ini akan memantau seluruh area stadion dan merespons potensi kekacauan arus kerumunan penonton. Program ini bakal memicu alarm ketika salah satu dari kondisi arus kerumunan terlalu besar terjadi.
Apakah system tersebut dapat mencegah kericuhan yang terjadi seperti pada final Liga Champions antara Liverpool dan Real Madrid di Paris pada bulan Mei lalu?,
Niyas Abdulrahiman, Chief Technology Officer di Aspire Zone mengatakan, “Jika situasi kerumunan terbentuk, kami akan segera mendeteksinya dan bertindak secara proaktif. Setiap sudut lapangan dan sudut penonton akan selalu diawasi.”
Otoritas setempat juga memperkuat keamanan siber selama Piala Dunia 2022. Mereka telah menyiapkan sebuah layar yang berfokus untuk mengukur tingkat ancaman di dunia maya di seluruh dunia yang sejalan dengan data stadion untuk menekan potensi peretasan.
Laporan ESPN menyebutkan bahwa ada sedikit kekhawatiran di Qatar bahwa penggemar mungkin harus mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi gangguan di luar lapangan seperti yang terjadi di Piala Dunia di berbagai belahan dunia.
Mark Ogden, jurnalis ESPN menuliskan, "Fasilitas kelas dunia dan iklim harus memastikan kondisi sempurna untuk sepak bola. Tetapi pertanyaan besarnya adalah apakah negara sekecil itu dapat mengatasi masuknya pendukung dari seluruh dunia."
Itulah pertanyaan yang hanya bisa dijawab ketika Piala Dunia Qatar berjalan kurang dari 60 hari lagi.
Advertisement