Liputan6.com, Jakarta- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan pada Jumat (14/10/2022) siang memberikan kesimpulan dan rekomendasi hasil investigasi kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Beberapa pihak mendapat rekomendasi dari TGIPF agar penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia bisa semakin baik ke depannya.
Dalam laporan resminya, TGIPF Kanjuruhan memberikan rekomendasi untuk PSSI, PT Liga Indonesia Baru atau LIB, Panitia Pelaksana, Security Officer, Polri, TNI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan hingga Kementerian Sosial.
Baca Juga
Untuk Kemenpora, ada tiga rekomendasi yang diberikan TGIPF pimpinan Mahfurd MD itu. Rekomendasi diberikan agar ke depanya pertandingan sepak bola dan olahraga di Indonesia bisa berjalan lebih baik lagi.
Advertisement
Berikut 3 Rekomendasi TGIPF Kanjuruhan untuk Kemenpora:
a. Memastikan semua penyelenggaraan pertandingan sepakbola yang dilakukan oleh PSSI berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Kemenpora agar segera menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang perlindungan kepada pemain, wasit, penonton/suporter, dan perangkat penyelenggara pertandinganlainnya.
c. Kemenpora agar segera merancang program untuk membangun budaya sportivitas para pemain, supporter, dan masyarakat, sehingga dapat secara sportif menerima hasil sebuah pertandingan baik menang atau kalah.
PSSI Diminta Mundur
Dalam keterangan pers resmi usai menyerahkan hasil penyelidikan kepada Jokowi, ketua TGIPF Mahfud MD menyatakan PSSI harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 nyawa usai laga Arema vs Persebaya.
"Di dalam catatan, kami disampaikan bawah pengurus PSSI harus bertanggung jawab dan sub-sub organisasinya," terang Mahfud MD dalam jumpa pers di Istana Presiden, Jakarta.
"Bertanggung jawab itu pertama berdasarkan pada aturan-aturan resmi, yang kedua berdasarkan moral. Karena tanggung jawab kalau berdasarakan atuaran itu namanya tanggung jawab hukum. Tapi hukum sebagai norma sering kali tidak jelas sering kali bisa dimanipulasi maka ke naik ke asas. Tanggung jawab asas hukum itu keselamatan rakyat. Itu adalah hukum yang lebih tinggi dari hukum yang ada. Dan ini sudah terjadi tertinggi keselamatan rakyat dan publik terinjak-injak. Lalu ada tanggung jawab moral di atas it."
Dalam kesimpulan dan rekomendasi resmi TGIPF yang diterima Liputan6.com, pada poin kelima ketua umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan para pengurusnya diminta mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas Tragedi Kanjuruhan.
"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, dimana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang."
Â
Advertisement
Dukungan Kepada Ketum PSSI
PSSI angkat bicara soal maraknya dukungan pemain Timnas Indonesia dan pelatih Shin Tae-yong terhadap ketua umum Mochamad Iriawan yang sedang didesak mundur usai tragedi Kanjuruhan. PSSI menegaskan dukungan tersebut alami dan bukan mereka yang mengarahkan.
Seperti diketahu, mencuat desakan agar Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, mundur sebagai ketum PSSI usai tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter.
Pengunduran diri dianggap sebagai bentuk tanggung jawab atas banyaknya korban jiwa. Petisi agar Iwan Bule mundur sebagai Ketum PSSI juga bergelora di media sosial.
Di tengah desakan agar mundur, muncul dukungan dari beberapa pemain timnas Indonesia terhadap Iwan Bule, di antaranya Asnawi Mangkualam Bahar hingga Saddil Ramdani. Mereka meminta Iwan Bule tak mundur.
Bahkan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong juga menolak bila Iwan Bule harus mundur. Pria Korea Selatan itu mengaku juga akan cabut jika Iwan Bule tak lagi memimpin PSSI.
Sekjen PSSI Yunus Nusi menanggapi dukungan pemain dan STY usai memberikan keterangan kepada Komnas HAM pada Kamis (13/10/2022) sore WIB. Yunus menegaskan dukungan pemain spontan dan tidak ada arahan dari organisasi maupun Iwan Bule.
Para pemain Timnas Indonesia, menurut Yunus sudah menganggap Iwan Bule sebagai orang tua sendiri karena besarnya perhatian yang diberikan selama ini.
"Mereka lihat sendiri bagaimana kepemimpinan ketum kepada timnas Indonesia, bagaimana ketum itu, jangankan hotelnya, kaus kakinya saja diperhatikan ketum. Saat mereka di rumah, ditelpon ketum. Saat mereka di Jepang, di Malaysia, di Inggris, ketum perhatikan. Makanya wajar anak-anak juga begitu dengan ketum," kata Yunus.
"Tidak ada (arahan). Kalau anak-anak dengan ketum itu sudah menganggap seperti orang tua mereka karena ketum saya lihat memperhatikan anak-anak timnas seperti anaknya sendiri."