Sukses

Cristiano Ronaldo Mulai Dimusuhi Publik Portugal, Jadi Titik Lemah di Piala Dunia 2022?

Cristiano Ronaldo dan pelatih timnas Portugal Fernando Santos dalam sorotan jelang Piala Dunia 2022 di Qatar.

Liputan6.com, Jakarta Posisi Cristiano Ronaldo di Manchester United semakin tersisih. Kini, publik Portugal mulai menyoroti CR7, yang dinilai bisa memberikan dampak buruk di Piala Dunia 2022.

Piala Dunia Qatar diprediksi adalah turnamen terakhir Ronaldo dalam upaya menjadi juara Piala Dunia. Namun, kondisinya malah tidak baik-baik saja hanya satu bulan jelang kick-off.

Situasi Ronaldo di MU memang sedang dalam titik terendah, usai menolak bermain sebagai pemain pengganti saat melawan Tottenham Hotpur tengah pekan kemarin.

Dampak sikap tidak profesional itu berbuntut panjang. Ronaldo dicoret dari tim jelang laga penting lawan Chelsea, Sabtu , 22 Oktober 2022.

Hal ini pun menjadi perhatian khusus pers Portugal, membuat nama Ronaldo menjadi trending topic di Twitter. Media sepak bola Portugal, A Bola, menempelkan wajah Ronaldo sebagai tajuk utama dengan menuliskan "Cacian baru CR7 di Manchester".

Sementara surat kabar Record juga menyinggung sikap Ronaldo yang masuk ruang ganti lebih dulu meski pertandingan belum usai. Sedangkan Maisfutebol menyatakan kalau bintang Portugal itu telah "tak memperdulikan kewajibannya sebagai pemain sepak bola".

Bahkan, Maisfutebol bertanya-tanya apakah Manajer MU Erik ten Hag akan "kehilangan kesabaran pada Ronaldo untuk selamanya" dan menegaskan kalau Ronaldo "tidak bisa menerima penolakan".

Setelah keputusan Ten Hag tidak memasukkan nama Ronaldo dalam tim melawan Chelsea, peraih lima trofi Ballon d'Or itu langsung buka suara lewat akun Instagram pribadinya.

"Saya selalu mencoba hidup dan bermain dengan penuh hormat pada kolega, rekan dan para pelatih, Seperti yang saya lakukan sepanjang karier saya, tulis Ronaldo.

Ronaldo menyatakan dirinya belum berubah. Masih bersikap profesional yang sama seperti selama 20 tahun bermain sepak bola elit. Ia pun selalu ingin memberikan contoh yang baik pada pemain muda.

"Sayang, hal itu tak selalu terjadi dan kadang panasnya momen membuat kita lupa diri," tambahnya menjelaskan situasi saat lawan Spurs.

2 dari 5 halaman

Ronaldo Kini Jadi Titik Lemah

Ronaldo tidak dipungkiri adalah pemain andalan Timnas Portugal dalam satu dekade terakhir. Sosoknya diyakini masih dibutuhkan dalam skuad jelang Piala Dunia 2022 di Qatar nanti.

Terbukti Ronaldo hampir selalu dimainkan dalam laga UEFA Nations League. Namun, sekarang perannya mulai dipertanyakan.

Portugal gagal lolos ke final UEFA Nations League setelah kalah 0-1 di kandang dari Spanyol. Penampilan Selecao Das Quinas dinilai mengecewakan.

Hanya dengan waktu satu bulan lagi menuju Qatar, Portugal masih belum memperlihatkan performa menjanjikan. Dan sosok "kambing hitam" pun mengarah kedua sosok: Ronaldo dan pelatih, Fernando Santos.

Seperti yang tertulis di atas, Ronaldo memang tak diragukan lagi adalah salah satu pesepak bola terbaik yang pernah ada. Kontribusinya di level klub dan timnas sangat menawan.

Tapi di usia 37 tahun, Ronaldo jelas terlihat tidak lagi seperti pemain yang dulu amat ditakuti lini belakang lawan. Mentalitasnya pun dinilai terganggu akibat situasi di MU.

Di level timnas, penampilannya saat melawan Spanyol seperti memperlihatkan kalau Ronaldo tak lagi pemain terbaik yang dimiliki Portugal.

Ketajamannya seperti menumpul, tidak seperti yang diperlihatkannya dalam 15 tahun terakhir. Akibatnya permainan Portugal pun tidak maksimal.

Dalam laga melawan Spanyol, Ronaldo menyentuh bola sebanyak 30 kali dan 9 kali kehilangan bola. Ditambah menyia-nyiakan satu peluang emas yang membuat Portugal gagal lolos ke final.

Dengan banyaknya pemain-pemain muda Portugal yang saat ini sedang naik daun, Ronaldo bisa saja kehilangan posisinya di starting XI.

Semua orang bisa melihat itu, tapi Santos tidak.

3 dari 5 halaman

Efek Negatif Santos

Pelatih Portugal, Fernando Santos, disebut-sebut masih dipercaya menjadi juru taktik karena kesuksesannya memberikan gelar juara EURO 2016.

Tanpa keberhasilan enam tahun lalu, Santos kemungkinan besar sudah dipecat dan Portugal akan bebas dari taktik konservatifnya sehingga bisa mencapai potensi mereka yang sebenarnya.

Loyalitas Santos pada Ronaldo sudah terlalu melewati batas. Tetap memberikannya posisi utama meski saat ini penghuni bangku cadangan di Manchester United.

Tak hanya itu, ideologi sepak bola Santos juga dinilai sudah kuno dan jadi salah satu alasan tidak berkembangnya permainan Portugal.

Skuad Portugal saat ini bisa disebut punya kualitas kelas dunia. Sebut saja Rafael Leao, Diogo Jota, Joao Felix, Bruno Fernandes, hingga Bernardo Silva.

Tapi, nama-nama itu seakan kehilangan tajinya ketika mengenakan kostum Portugal. Salah satu alasannya adalah pendekatan taktik sang pelatih yang kerap terlalu hati-hati.

Meski punya pemain-pemain di atas, Santos tetap bersikeras memainkan dua gelandang bertahan pivot. Akibatnya lini tengah Portugal kurang eksplosif dan cenderung lambat.

Ia terus memainkan Bernardo Silva sebagai winger kanan. Padahal pemain yang mengandalkan kaki kirinya itu bak maestro saat memperkuat Manchester City di posisi sayap kiri atau gelandang serang.

Keputusan memainkan Ronaldo yang mulai uzur dibanding Rafael Leao dan Joao Felix yang tengah dalam usia emas memperlihatkan inkompetensi Santos.

Penampilan Portugal di Piala Dunia 2022 pun menarik ditunggu. Kalau tak ada sesuatu yang luar biasa, maka Santos dan Ronaldo akan kembali jadi figur sentral A Selecao.

Meski Portugal nanti meraih hasil memuaskan di Qatar, ada baiknya mereka tak lagi menggunakan jasa Santos dan pensiunkan Ronaldo jadi bisa semakin fokus untuk membentuk generasi baru untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya.

4 dari 5 halaman

Kehilangan Bintang Muda

Kabar buruk menghinggapi Portugal setelah Diogo Jota terpaksa harus melewatkan Piala Dunia 2022 akibat cedera betis. Kondisi ini disampaikan langsung menajer klub Jurgen Klopp.

Pemain berusia 25 tahun itu terjatuh saat Liverpool menang 1-0 atas Manchester City di laga lanjutan Liga Inggris, Minggu, 16 Oktober 2022, sehingga harus ditandu keluar lapangan.

Ada kekhawatiran awal bahwa cedera Jota akan cukup serius untuk membuatnya absen dari Piala Dunia di Qatar, dan Klopp kini telah mengonfirmasi yang terburuk.

Berbicara kepada wartawan menjelang pertandingan lawan West Ham United, Rabu besok, bos Liverpool mengungkapkan bahwa cedera penyerang itu cukup serius dan dia tidak akan dapat mewakili Selecao bulan depan.

"Bukan kabar baik tentang Diogo. Dia akan absen di Piala Dunia, itu cedera otot betis yang cukup serius. Berita yang sangat menyedihkan untuk bocah itu, dan untuk kami dan Portugal," kata Klopp dalam konferensi pers pra-pertandingan.

"Diagnosis pertama sudah jelas dan itu berita yang sangat menyedihkan bagi kami. Kami harus melihat [kesehatan pemain], kami selalu melakukannya dan jika kami dapat mempertimbangkan hal-hal dari segi susunan pemain, kami akan melakukannya. Ini adalah periode yang intens, kami sudah terbiasa tetapi energi penuh diperlukan lagi melawan West Ham," lanjut Klopp.

Ketika ditanya tentang jangka waktu pemulihan Jota, Klopp menambahkan bahwa mantan pemain Wolverhampton Wanderers itu akan membutuhkan "berbulan-bulan" untuk kembali ke kebugaran penuh, meskipun ia tidak perlu menjalani operasi.

"Ini dampak besar. Sekarang kita bisa mengatakan itu karena dia akan absen untuk waktu yang lama, kita berbicara tentang berbulan-bulan. Kita lihat saja, saya tidak ingin menyebutkan angkanya. Itu akan lama," tambah Klopp.

Awal musim panas lalu Jota juga sempat terganggu dengan kambuhnya cedera hamstring yang dideritanya saat bertugas di laga internasional lawan Portugal. Dia terpaksa melewatkan kemenangan Community Shield Liverpool atas Man City dan lima pertandingan di awal Liga Inggris musim ini.

5 dari 5 halaman

Jadwal Pertandingan Portugal

Di Piala Dunia 2022 nanti, Portugal akan menghadapi negara-negara kuat seperti Ghana, Uruguay dan Korea Selatan di Grup H.

Pertandingan pembukaan Portugal saat menghadapi Ghana pada 24 November. Lalu melawan Uruguay empat hari kemudian, sebelum menutup fase grup 2 Desember dalam laga kontra Korea Selatan.

Sudah tentu, Portugal dan Ronaldo ingin melewati prestasi terbaik mereka di Piala Dunia, yaitu peringkat tiga pada 1966 lalu.

Dalam tiga edisi terakhir, penampilan Portugal kurang menawan karena hanya mentok di fase grup dan juga babak 16 besar.

Performa terbaik mereka belakangan ini adalah di 2006 saat sukses mencapai semifinal. Kala itu, Ronaldo sedang dalam performa terbaik.