Liputan6.com, Jakarta Santiago Sanchez seorang penggemar Timnas Spanyol berjalan kaki dari Madrid Spanyol ke Doha Qatar demi menyaksikan Piala Dunia 2022. Namun sebelum tiba di tempat tujuan, jejaknya hilang di Iran.Â
Pria 41 tahun itu terakhir kali memberi kabar pada 1 Oktober 2022 saat mengirimkan pesan ke teman-temannya saat di perbatasan Irak-Iran. Sedangkan pihak keluarga Sanchez terakhir kalimendengar kabar darinya dalam pesan audio pada 2 Oktober, sehari setelah dia melintasi perbatasan Irak-Iran.
Baca Juga
Dia berencana pergi ke ibu kota Iran, Teheran, di mana ada sebuah stasiun televisi ingin mewawancarainya. Kemudian tujuan selanjutnya adalah Bandar Abbas, sebuah pelabuhan di Iran selatan, di mana ia akan melakukan perjalanan dengan kapal ke Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022 Qatar.
Advertisement
"Kami sangat khawatir, kami tidak bisa berhenti menangis, suami saya dan saya," kata ibunya, Celia Cogedor, kepada The Associated Press.
Orang tua Sanchez telah melaporkan kehilangan anaknya pada 17 Oktober 2022 dan pihak Kementerian Luar Negeri Spanyol telah mengkonfirmasi laporan itu. Polisi dan diplomat Spanyol memastikan akan berupaya menemukan Sanchez.
Namun, Kementerian Luar Negeri Spanyol tidak memiliki informasi tentang keberadaan Sanchez. Duta besar Spanyol untuk Teheran saat ini sedang menangani masalah tersebut dan telah menjalin komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Iran untuk meminta bantuan ,tapi belum dibalas.
"Setelah beberapa hari, kami tidak terlalu khawatir karena diatidak memposting foto. Tetapi setelah delapan atau sembilan hari, putri saya dan teman-teman terdekatnya khawatir, dan kami sudah mulai berpikir bahwa kami harus melaporkannya. Dia telah hilang," sambung Celia.
Â
Kemungkinan Ditangkap
Dilasnir dari Reuters, beberapa media Spanyol mengabarkan bahwa Sanchez telah ditangkap oleh pihak berwenang Iran. Kemungkinan ini diakui oleh orang tuanya di Madrid yang menyampaikan kepada saluran TV Telecinco.
"Kemungkinan 99% bahwa dia berada di penjara Iran, tetapi kedutaan (Spanyol) telah memberi tahu putri saya bahwa sampai mereka pergi ke penjara untuk menemuinya dan mendapat izin dari pemerintah Iran, mereka tidak dapat memberikan informasi yang detail," kata Celia.
Celia mengungkapkan orang tua Sanchez juga sudah dipanggil oleh pihak kepolisian Spanyol untuk memeriksa catatan gigi, barang-barang pribadi seperti sikat gigi dan foto tato milik Sanchez yang akan dikirimkan ke Interpol.
Sanchez sebenarnya tidak asing dengan Iran. Dia sebelumnya pernah menghabiskan waktu di Iran pada 2019, ketika ia bersepeda dengan rute yang sama untuk pergi dari Madrid ke Arab Saudi.
"Dia tidak membuat propaganda, baik untuk maupun melawan situasi apa pun. Satu-satunya hal yang menggerakkan dia adalah mendukung Real Madrid (Spanyol) dan sampai tepat waktu di Piala Dunia Qatar," tambah Celia.
Â
Advertisement
Kerusuhan di Iran
Di Iran sendiri situasi sedang memanas pasca kerusuhan. Iran menghadapi protes terbesar dalam sejarah kepemimpinan ulamanya setelah kematian pada 16 September dari Mahsa Amini (22), seorang wanita Kurdi Iran, yang ditahan oleh polisi moral di Teheran karena pakaian yang tidak pantas dan meninggal dalam tahanan polisi.
Pasukan keamanan Iran juga menembaki dan menahan pelayat yang berkumpul di kampung halaman Amini di Saqez, dekat perbatasan Irak, untuk menandai 40 hari sejak dia meninggal.
Miguel Bergado, teman dekat Sanchez dan sesama pelancong pada kesempatan sebelumnya, mengatakan dia tidak mendengar lagi tentang Sanchez sejak foto dia melintasi perbatasan. Padahal, Sanches menurut dia sangat berpengalaman dalam berpergian atau trekking.
"Dia akan dicap paspornya, membayar dan masuk. Kami berusaha tenang karena Sanchez adalah orang berpengalaman yang menghormati aturan, budaya, dan perbatasan. Dia sudah pernah ke Iran, negara yang ramah," papar Bergado.
Â
Perjalanan untuk Menginspirasi
Santiago Sanchez adalah seorang trekker berpengalaman, mantan penerjun payung dan penggemar sepak bola yang fanatik. Sejak berangkat dari Madrid pada Januari 2022 lalu, Sanches telah melewati 15 negara dan selalu berbagi perjalanannya di akun Instagram-nya selama sembilan bulan terakhir.
Pria berusia 41 tahun itu sebelumnya mengatakan niatnya untuk perjalanannya ke Qatar adalah untuk mempelajari bagaimana orang lain hidup sebelum mencapai negara tuan rumah Piala Dunia pertama di dunia Arab pada waktunya untuk pertandingan pertama Spanyol pada 23 November melawan Kosta Rika.
"Ide dari perjalanan ini adalah untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk menunjukkan bahwa mereka bisa melangkah sangat jauh dengan sangat sedikit," kata sanchez kepada AP dari Sulaymaniyah, sebuah kota Kurdi di timur laut Irak.
Sanchez meninggalkan Madrid pada Januari, melakukan perjalanan melintasi Eropa dan Turki, tidur di tenda, hotel, dan rumah para simpatisan, sebelum memasuki Irak. Dia mengatakan kepada Reuters di Zakho di Kurdistan Irak bulan lalu bahwa dia berharap dia bisa bertemu tim Spanyol dan menginspirasi mereka untuk meraih kemenangan di Piala Dunia 2022.
"Jika Anda tidak menetapkan tanggal untuk impian Anda, Anda tidak akan mewujudkannya," katanya, menjelaskan bahwa tanggal kick-off 20 November mendorongnya melalui panas yang ekstrem dan ketidakpastian tentang makanan atau tempat tidur berikutnya.
Â
Advertisement
Spanyol di Piala Dunia 2022
Spanyol memulai perjuangan mereka di Piala Dunia 2022 Qatar melawan Kosta Rika pada 23 November, sebelum bertemu sesama raksasa Eropa Jerman empat hari kemudian.
Pertandingan grup terakhir La Roja adalah melawan Jepang pada 1 Desember. Mereka akan berharap berada di dua besar saat peluit akhir dibunyikan untuk melaju ke babak 16 besar.
Beberapa situs taruhan Piala Dunia menganggap Spanyol sebagai salah satu favorit untuk menjadi juara, mengulangi keberhasilan di Piala Dunia 2010. Lionel Messi juga memfavoritkan Spanyol sebagai salah satu calon kuat juara Piala Dunia 2022.