Liputan6.com, Jakarta - PSSI memutuskan bakal mempercepat Kongres Luar Biasa atau KLB. Sejatinya, KLB PSSI akan dilangsungkan pada 2023 untuk memilih kepengurusan baru karena masa kerja pengurus periode 2019-2023 berakhir.
Namun, hasil rapat Exco PSSI di kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (28/10) malam WIB, memutuskan KLB pemilihan dipercepat. Keputusan itu diambil setelah memperhatikan surat yang dikirim dua anggotanya.
Baca Juga
Sesuai Pasal 34 ayat 2 Statuta PSSI tentang KLB PSSI baru dapat dilaksanakan jika 2/3 dari delegasi yang mewakili PSSI mengajukan permintaan tertulis. Setelah itu, Exco PSSI akan memulai tahapan verifikasi.
Advertisement
Kemudian Kongres Luar Biasa PSSI bisa dilaksanakan dalam jangka waktu selambat-lambatnya tiga bulan setelah proses verifikasi selesai. "Namun, Exco PSSI memutuskan mempercepat Kongres Luar Biasa pemilihan dengan memperhatikan surat yang dikirim oleh dua anggotanya," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seperti dikuti dari saluran YouTube resmi PSSI.
"Dikarenakan Exco PSSI tidak ingin terjadi perpecahan di antara para anggotanya dan karena Exco PSSI adalah mandataris yang dipilih oleh delegasi atau voter yang mewakili anggota PSSI," ucapnya menambahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Persis Solo dan Persebaya Surabaya paling bersuara mendesak digelarnya KLB serta bersurat kepada PSSI. Mereka sepakat menganggap bahwa PSSI telah gagal dalam menjalankan perannya dalam Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi yang terjadi usai laga Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu, menewaskan ratusan orang dan lainnya luka-luka.
Kirim surat ke FIFA
Ketua Umum PSSI Mochamad Irawan menambahkan pihaknya akan segera mengirimkan surat pemberitahuan kepada FIFA berisi usulan Kongres Luar Biasa atau KLB. "Surat pemberitahuan kepada FIFA akan kami sebar luaskan kepada rekan-rekan media pada hari Senin, tanggal 31 Oktober 2022," ucapnya.
Sosok yang akrab disapa Iwan Bule ini berharap keputusan mempercepat KLB PSSI bisa menjadi pertimbangan pemangku kepentingan untuk memutar lagi roda kompetisi sepak bola di Tanah Air.
Seperti diketahui, kompetisi sepak bola di Indonesia tengah dihentikan sementara waktu. Ini menyusul Tragedi Kanjuruhan d Malang, Jawa Timur, 1 Oktober lalu, yang menewaskan lebih dari 130 orang.
"Para pemangku kepentingan kiranya dapat membantu diputarnya kembali kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Yang selama ini menjadi nafas dan marwah sepak bola di Tanah Air," pungkas Iriawan.
Advertisement
Bukan Solusi
Dali Tahir memiliki pendapat berbeda tentang Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI. Mantan anggota Komite Etik FIFA asal Indonesia itu menilai KLB bukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan sepak bola di Tanah Air.
Menilik pengalaman hasil KLB di masa lalu, agenda tersebut dianggap tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Justru hal tersebut bisa berdampak negatif jika hanya didasari dengan emosi.
"Saya menghargai pandangan tersebut. Tetapi, maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980-an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik," kata Dali Tahir.
"Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih."
Dali mengingatkan bahwa PSSI sebagai sebuah organisasi tunduk pada aturan dan hukum sepak bola, yakni statuta FIFA dan PSSI. Untuk mengelar KLB, PSSI diharuskan melewati beberapa tahapan.
Komite Pemilihan harus dibentuk, penyaringan kandidat, lalu mengirim undangan kepada para voters. KLB juga harus diusulkan oleh 2/3 pemilik suara PSSI.