Liputan6.com, Jakarta Legenda Liverpool, Jamie Carragher mengecam FIFA lantaran menggelar Piala Dunia 2022 Qatar menjadi musim dingin.
Biasanya, Piala Dunia bergulir pada musim panas, periode Juli hingga Agustus. Pada periode ini, kompetisi di Eropa juga sudah berakhir.
Baca Juga
Sementara pada Piala Dunia 2022 ini, klub-klub di Eropa dihantui dengan padatnya jadwal. Kurangnya waktu istirahat tak sedikit membuat pemain-pemain cedera.
Advertisement
Terbaru ada penyerang Tottenham Hotspur, Son Heung-min. Kapten Timnas Korea Selatan itu dipaksa keluar lapangan saat pertandingan Liga Champions Spurs melawan Marseille pada Selasa malam, 1 November 2022.
Dia menderita cedera mata parah usai mendapat pukulan di tulang pipi kirinya saat timnya menang 2-1 dan harus meninggalkan lapangan saat matanya membengkak.
Meskipun, pada akhirnya, penyerang 30 tahun itu mampu merayakan keberhasilan timnya lolos ke bak 16 besar.
Itu terjadi setelah pemain Prancis Raphael Varane dan pemain Portugal Diogo Jota absen dari Piala Dunia musim dingin pertama dalam sejarah setelah menderita cedera bermain untuk klub mereka.
Carragher pun mengecam keputusan FIFA yang mengubah waktu turnamen dari periode musim panas yang menjadi pertengahan musim.
“Saya pikir itu adalah aib mutlak bahwa Piala Dunia berada di posisi itu, karena banyak alasan,” kata Carragher di CBS Sports.
'Itu korup bahwa Qatar diberi Piala Dunia, kami tahu itu pada saat itu," sambungnya.
Carragher Kritik Alasa FIFA
Carragher juga menyoroti alasan FIFA yang mengganti jadwal Piala Dunia 2022 yang awalnya terjadi pada musim panas ke musim dingin.
Piala Dunia dipindahkan ke musim dingin sebagaimana suhu udara di sana jauh lebih bisa diterima (sekalipun beberapa stadion juga dilengkapi AC).
Suhu musim panas rata-rata di Qatar berkisar dari sekitar 35 derajat celcius hingga 45 derajat celcius, sedangkan selama musim dingin suhunya turun menjadi rata-rata 16 derajat celcius hingga 24,5 derajat celcius.
"Mereka berkampanye untuk menggelarnya di musim panas. Mereka bilang tidak mungkin ada Piala Dunia di musim panas dengan suhu di sana, itu dipindahkan ke situasi di mana sekarang di tengah musim," ucapnya.
"Gara-gara ini, Pemain yang menghabiskan seluruh hidup mereka bermimpi bermain di Piala Dunia dan sekarang bisa [cedera] - seperti yang telah kita lihat dengan Son dan pemain di seluruh dunia," tegasnya.
"Cedera, cedera 10 hari atau dua minggu, akan membuat pemain absen dari Piala Dunia dan itu seharusnya tidak terjadi," imbuhnya.
Advertisement
Korsel Ketar-ketir
Kondisi cedera Son jelas mengkhawatirkan bagi timnas Korea Selatan mengingat Piala Dunia 2022 kurang dari tiga minggu lagi bergulir.
Harap-harap cemas dari pelatih Korea Selatan, Paulo Bento, mungkin terlihat mengingat peran dari anak didiknya itu.
Seusai laga, asisten Antonio Conte, Cristian Stellini mengatakan cedera dari Son masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Cristian Stellini belum bisa memastikan seberapa parah cedera dari Son.
"Saat ini kami tidak tahu, kami harus menunggu penilaian medis, kami menunggu besok," ucap Stellini, dikutip BolaSport.com dari CBS News.
"Saya melihatnya di ruang ganti, jadi dia juga merayakannya dengan skuad. Kami tidak yakin apakah itu gegar otak. Itu adalah cedera di wajahnya, matanya bengkak," jelasnya.
Grup H
Perjuangan Korea Selatan di Piala Dunia Qatar berawal dari Grup H yang dihuni Portugal, Ghana, dan Uruguay.
Korea Selatan diprediksi menjadi tim kuda hitam yang akan merepotkan para unggulan seperti Portugal dan Uruguay.
Advertisement