Liputan6.com, Jakarta Beberapa pemain timnas Inggris harus melupakan mimpinya tampil di Piala Dunia 2022 karena cedera. Ada juga yang masih menantikan pemeriksaan dokter. Pemain tim nasional negara lainnya juga mengalami hal yang sama.
Namun untuk Ivan Toney, yang digadang-gadang sebagai striker andalan Inggris beda lagi. Ia terancam tidak masuk skuad Three Lions karena kasus judi.
Baca Juga
Toney baru saja mendapat panggilan dari Gareth Southgate, dan ini merupakan kiprah pertama kalinya di timnas Inggris. Performanya di Brentford di Liga Inggris jadi penyebab utamanya.
Advertisement
Musim ini, permainan Toney bersama The Bees cukup moncer. Ia telah mencatatkan delapan gol dan dua assist dari 13 laga di Liga Inggris.
Alhasil, Southgate melirik Toney untuk  diboyong ke Qatar. Southgate menilai Toney dapat menjadi opsi yang apik andai lini serang Inggris mengalami kebuntuan.
Menurut data Transfermarkt, Toney telah membesut Brentford selama dua musim. Ia hengkang dari Peterborough pada 2020 silam.
Toney sendiri telah diperiksa oleh Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) setelah dilaporkan terlibat judi sepakbola, Minggu (6/11/2022. Namun FA belum menetapkan Toney sebagai tersangka, dan penyelidikan masih terus berlangsung.
Diwartakan The Sun, pemain berusia 26 tahun itu diduga terlibat praktik perjudian di dunia sepakbola. Ia disinyalir pernah memasang taruhan dalam sebuah pertandingan tatkala masih membela Wigan dan Newcastle United.
"Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) baru-baru ini menyelidiki dugaan kasus perjudian yang melibatkan Ivan Toney. FA memeriksa ponsel pribadi Toney untuk mencari bukti-bukti atas spekulasi yang beredar," tulis The Sun.
Â
Membantah
Meski memperbolehkan spnsor judi, FA melarang semua personel sepak bola ikut melakukan taruhan yang terkait dengan olahraga dalam kapasitas apa pun, di dalam atau di luar lapangan.
"Pemain tidak boleh bertaruh, baik secara langsung atau tidak langsung, atau menginstruksikan, mengizinkan, menyebabkan atau memungkinkan siapa pun untuk bertaruh pada hasil, perilaku atau aspek lain dari, atau kejadian dalam atau sehubungan dengan pertandingan sepakbola atau kompetisi," bunyi pernyataan FA.
Ivan Toney sendiri dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak bersalah. Ia juga membahas tuduhan itu dalam sebuah posting Twitter pribadinya. Â
"Saya membantu FA dengan pertanyaan mereka, dan tidak akan membuat komentar apa pun sampai penyelidikan tersebut mencapai kesimpulannya," tulis Toney.
"Saya orang Inggris yang bangga dan selalu menjadi impian saya untuk bermain untuk negara saya di Piala Dunia," katanya lagi.
Ia berharap masalah ini tak membuat kesempatan memperkuat Timnas Inggris pupus. Apalagi, membela 'Tiga Singa' merupakan impiannya sejak kecil.
Â
Â
Â
Advertisement
Ketat
Kubu Brentford sendiri telah merilis pernyataan singkat berbunyi, "Brentford menolak berkomentar mengenai situasi yang mendera Ivan Toney."
Sebuah sumber mengatakan bahwa Toney tidaklah bodoh. Dia tahu situasi ini sangat berdampak buruk bagi dirinya meski telah bersikeras menyatakan tidak terlibat.
"Dia melakukan semua hal yang bisa dilakukan. Dia telah menyerahkan ponsel pribadinya, catatan-catatannya, dan berbicara banyak hal dengan perwakilan FA."
"Dia hanya bisa lepas dari kasus ini dan ikut terbang ke Qatar andai FA bisa menutup kasusnya tepat waktu. Jadi, tempatnya di Timnas Inggris tergantung dari progres penyelidikan yang dilakukan FA," lanjut sumber yang sama.
FA sendiri sejak 2014 telah melakukan pengetatan terhadap pemain professional Liga Inggris. Mereka dilarang untuk mengikuti taruhan yang berhubungan dengan sepakbola di seluruh dunia.
Â
Kasus Lain
Aturan ini mulai berlaku pada 1 Agustus 2014 atau mulai efektif dijalankan pada musim 2015. Pemain yang dilarang meliputi delapan tingkatan sistem liga Inggris, mulai dari Premier League hingga Isthmian League.
Sebelumnya pemain hanya dilarang mengikuti taruhan di kompetisi dimana mereka terlibat langsung di dalamnya. Larangan diatas tidak hanya berlaku pada taruhan pertandingan saja, tetapi juga semua hal yang berhubungan dengan sepakbola. Seperti taruhan transfer pemain, penunjukan manajer, seleksi tim, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemain juga dilarang untuk menyampaikan informasi dari internal klub ke pihak ketiga yang digunakan untuk kepentingan taruhan.
Pada tahun 2013 setidaknya tiga pemain telah terbukti ikut taruhan dan telah dihukum denda oleh FA. Pemain tersebut adalah Pemain sayap Spurs, Andros Townsend yang dikenai denda sebesar 18.000 pounds, striker Cameron Jerome didenda 50.000 pounds, dan Daniel Gosling dengan denda 30.000 pounds.
Meski sudah menjadi rahasia umum apabila beberapa pemain ikut bertaruh itu hanya sekadar iseng, tanpa terlibat dalam skandal pengaturan skor.
Apa yang menimpat Ivan Toney mengingatkan pada kasus bek kanan timnas Inggris, Kieran Trippier dan striker Liverpool, Daniel Sturridge.
Â
Trippier merupakan bek andalan Athletico Madrid. Sang pemain sudah turun dalam 19 pertandingan di berbagai ajang musim ini, serta telah menyumbangkan empat buah asis di LaLiga.
Setelah menjalani sidang dugaan kasus perjudian, Trippier dihukum tidak boleh bermain selama 10 bulan di seluruh dunia.
Trippier dinilai mengambil keuntungan pribadi terkait proses transfernya dari klub Inggris, Tottenham Hotspur, menuju tim anggota Liga Spanyol, Atletico Madrid, pada Juli 2019.
Seperti dikutip dari BBC, pemain berusia 30 tahun itu diduga melakukan tujuh pelanggaran terhadap peraturan judi. Trippier sempat mengelak sangkaan pelanggaran dalam awal investigasi yang dilakukan FA tersebut.
Namun, setelah dimintai keterangan lebih lanjut, Trippier diketahui melakukan empat pelanggaran sehingga mendapat sanksi dan tambahan denda sebanyak 70 ribu Poundsterling (sekitar 1,35 miliar Rupiah).
Butir aturan yang dilanggar oleh Trippier mengacu pada pasal E8 ayat 1 dalam regulasi terkait perjudian sepakbola di Inggris.
Tepatnya, adalah larangan setiap pihak dalam lingkar sepak bola profesional memberi informasi yang bersifat menguntungkan seseorang atau petaruh demi mendapat keuntungan.
Sedangkan Daniel Sturridge dituduh memberi informasi penting terkait proses transfernya pada 2018.
Sturridge pada akhirnya mendapat hukuman larangan tampil selama empat bulan serta denda mencapai 150 ribu poundsterling atau hampir setara dengan 3 miliar rupiah.
Advertisement