Sukses

Pengakuan Asamoah Gyan, 12 Tahun setelah Aksi Tangan Setan Luis Suarez di Piala Dunia 2010

Pertandingan perempat final Piala Dunia 2010 antara Uruguay vs Ghana akan selalu dikenang karena menyuguhkan banyak drama, salah satunya aksi tangan setan Luis Suarez yang menyelamatkan Uruguay.

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia selalu menciptakan kisah yang menguras emosi dan pastinya dikenang sampai kapan pun. Salah satunya adalah drama di babak perempat final Piala Dunia 2010 antara Ghana melawan Uruguay.

Soccer City di Kota Johannesburg, Afrika Selatan, pada 2 Juli 2010, jadi panggung saat rangkaian peristiwa penuh drama di laga Uruguay vs Ghana, membuat emosi jutaan penggemar sepak bola, naik turun.

Pertandingan Uruguay melawan Ghana pantas masuk dalam daftar laga paling dramatis sepanjang sejarah Piala Dunia.

Puncak drama itu, terjadi setelah laga berjalan 2 jam. Di penghujung pertandingan Luis Suarez melakukan tindakan yang bagi warga Uruguay adalah aksi heroik.

Suarez, salah satu striker terbaik yang pernah ada dan kontroversial, nekat menahan bola sundulan Dominic Adiyiah di detik-detik akhir babak perpanjangan waktu.

Wasit asal Portugal Olegario Benquerenca tak ragu menjatuhkan hukuman kartu merah kepada Luis Suarez.

Kemenangan seolah ada di pelupuk mata para pemain Ghana, ketika Asamoah Gyan, maju untuk mengeksekusi penalti.

Dia terlihat cukup yakin menghadapi Fernando Muslera. Tak ada yang salah dengan keputusan Asamoah Gyan menempatkan bola, karena berhasil mengecoh Muslera.

Tapi penempatan bola tidak cukup, sebab dibutuhkan presisi untuk mengubahnya menjadi gol. Dua hal itu yang tak bisa disinkronkan Asamoah Gyan.

Bola tembakan Asamoah Gyan mengarah ke tengah, tetapi membentur mistar gawang bagian atas, sementara Muslera bergerak ke sisi kanan.

Tak ayal Suarez seketika menjadi pahlawan karena keputusannya. Yang dilakukan Luis Suarez saat itu, mengingatkan orang-orang pada aksi Maradona di Piala Dunia 1986.

Jika gol licik Maradona disebut 'Gol Tangan Tuhan', maka yang dilakukan Luis Suarez di Piala Dunia 2010 adalah Tangan Setan.

 

2 dari 5 halaman

Penyesalan Asamoah Gyan

Uruguay akhirnya jadi pemenang setelah dua penendang Ghana gagal menjalankan tugasnya di babak adu penalti, John Mensah dan Dominic Adiyiah yang seharusnya jadi pahlawan untuk Ghana andai tak ada Tangan Setan dari Luis Suarez.

Kekalahan Ghana dari Uruguay saat itu pun terasa semakin menyakitkan. Rakyat Ghana masih tak percaya Black Stars harus kalah tragis, dengan kenyataan mereka nyaris menang karena mendapat penalti di detik-detik akhir perpanjangan waktu.

12 tahun setelah peristiwa menyakitkan itu, Asamoah Gyan, buka suara dan mengaku sehari sebelum pertandingan dramatis itu, dia berlatih tendangan penalti secara khusus karena sadar selalu ada potensi penalti, apalagi di babak gugur, adu penalti kerap harus jadi pilihan untuk menentukan pemenang.

"Sehari sebelum pertandingan Uruguay, saya menembak 20 penalti melawan kiper kami saat latihan. Saya mencetak semuanya," kata Asamoah Gyan dalam sebuah wawancara dinukil dari laman FIFA.

Asamoah Gyan kemudian menceritakan detik-detik saat dirinya berhadapan dengan Fernando Muslera. Awalnya dia berniat menendang bola agak rendah, tetapi bola kemudian malah naik ke atas.

"Saya bergerak ke sisi kiri kiper (Muslera) dan kemudian saya melihatnya bergerak ke kanan, ketika saya menembak bola," ungkapnya.

"Dia mencoba menipu saya dan kemudian dia bergerak. Saya tidak tahu bagaimana bola naik. Secara teknis ada yang salah. Saya tidak memiliki teknik yang tepat," kisah

Sampai sekarang, Asamoah Gyan percaya dia telah mengecewakan negaranya dan seluruh benua Afrika yang berharap kepada Ghana karena telah membuang kesempatan dari tendangan penalti.

 

3 dari 5 halaman

Kesempatan Balas Dendam

Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia, Ghana akan tampil di turnamen sepak bola terbesar yang digelar di Qatar. Ini jadi partisipasi keempat Ghana di Piala Dunia setelah 2006, 2010 dan 2014.

Piala Dunia 2022 menjadi kesempatan bagi Ghana untuk membalas sakit hati mereka kepada Uruguay yang telah menyingkirkan mereka dengan tangan setan Luis Suarez.

Itu karena Ghana dan Uruguay berada dalam satu grup bersama Portugal dan Korea Selatan.

Meski tergabung di grup yang terbilang berat, Ghana tetap mengusung optimisme tinggi untuk bisa menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh gelar juara Piala Dunia 2022.

Optimisme Ghana juga dilontarkan saat trofi Piala Dunia 2022 datang ke Ghana untuk tur selama dua hari. Trofi emas itu dibawa ke Ghana oleh mantan pemenang Piala Dunia FIFA David Trezeguet pada Sabtu pagi 2 September 2022 lalu.

Kedatangannya diterima dengan baik oleh Menteri Olahraga Mustapha Ussif dan Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana, Kurt Okraku di Bandara Internasional Kotoko.

"Saya merasa berenergi dan termotivasi. Perasaan itu bagus dan saya yakin itu akan ditransfer ke para pemain menjelang Piala Dunia. Kita harus tetap solid, dan itu yang kita butuhkan saat ini," ujar Okraku, seperti dimuat Xinhua.

Sementara itu, Ussif yakin Ghana bisa memenangkan Piala Dunia di Qatar akhir tahun ini.

"Insyaallah, kita akan melihat trofi kembali ke Ghana pada Desember. Black Strars akan memenangkan Piala Dunia," ucapnya.

Keesokan harinya, trofi ditampilkan ke publik dengan tujuan agar penggemar Black Stars memiliki kesempatan untuk mengambil foto dengan hadiah Piala Dunia sungguhan.

 

4 dari 5 halaman

Dukungan dan Optimisme Presiden Ghana

Kiprah Black Stars di Piala Dunia 2022 Qatar mendapat dukungan penuh dari pemerintah mereka yang ingin melihat Timnas Ghana menggapai prestasi yang lebih baik dibandingkan Piala Dunia 2010 yang menjadi terbaik.

Buktinya, Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo-Addo menunjukkan totalitas untuk mendukung tim nasional pada Piala Dunia 2022. Dia berjanji akan memberangkatkan para pendukung Ghana untuk menonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar.

Penggemar Ghana adalah inspirasi sejati dari banyaknya kesenangan dalam sepak bola. Ada warna-warna cerah dan suasana menggembirakan saat mereka hadir di stadion Piala Dunia.

Tak ada yang melebihi kehebohan para suporter Ghana. Para suporter Ghana selalu tampil all out setiap kali datang ke stadion menonton pasukan Satelit Hitam berlaga.

Ciri khas mereka gampang dikenali lewat warna-warni merah, kuning, dan hijau pada kostum yang dipakai. Tak hanya itu, mereka bahkan juga mengecat tubuh dan wajahnya dengan warna itu.

Suporter Ghana akan selalu bernyanyi dan menari untuk menyemangati The Black Stars selama 90 menit. Bahkan mereka tidak akan berhenti memberikan dukungan saat suasana tegang menyelimuti karena timnya harus menjalani babak adu penalti.

Janji Presiden Nana Addo itu disampaikan setelah dengan kepala eksekutif Kenpong Group of Companies, perusahaan transportasi resmi untuk penggemar timnas Ghana ke Qatar.

Kedatangan para pendukung langsung ke Qatar ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Ghana.

"Saya sangat yakin bahwa Ghana tidak hanya akan berpartisipasi dalam kompetisi, tetapi akan membuat seluruh bangsa dan lebih jauh lagi, Benua Afrika bangga, dengan kinerja yang luar biasa," kata Presiden Ghana, dikutip dari Middle East Eye.

 

5 dari 5 halaman

Jadwal Timnas Ghana

Ghana menjadi negara Afrika pertama yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah bermain imbang dengan Nigeria di Stadion Nasional Abuja, 30 Maret 2022 lalu.

Kedua kesebelasan bermain sama kuuat 0-0 dalam laga pertama yang berlangsung di Ghana pada 25 Maret. Kemudian di laga kedua, hasilnya juga imbang 1-1, Ghana lolos karena unggul secara produktivitas gol. Kegagalan Nigeria itu membuat pendukungnya mengamuk dan merusak fasilitas stadion.

Di Piala Dunia 2022, Ghana tergabung di Grup H bersama Portugal, Korea Selatan dan Uruguay. Berikut jadwal Timnas Ghana di Piala Dunia 2022:

Kamis, 24 November 2022

23.00 WIB - Ghana vs Portugal di Stadium 974

Senin, 28 November 2022

20.00 WIB - Korea Selatan vs Ghana di Education City Stadium

Jumat, 2 Desember 2022

22.00 WIB - Ghana vs Uruguay di Al Wakrah Stadium.