Liputan6.com, Madrid- Francesco Bagnaia berhasil mewujudkan mimpinya usai menjadi juara MotoGP 2022. Posisi sembilan di MotoGP Valencia pada pekan lalu sudah cukup bagi Bagnaia untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP.
Musim depan, Bagnaia bakal ditemani oleh Enea Bastianini. Eks pembalap Gresini Ducati ini naik kelas ke tim pabrikan untuk menemani sang juara dunia.
Baca Juga
Namun musim MotoGP 2023 belum bergulir, Bagnaia sudah punya permintaan kepada Ducati. Dia berharap Bastianini tidak macam-macam alias nakal saat satu garasi dengan dia.
Advertisement
Musim ini, Bagnaia dan Bastianini memang bukan saingan langsung. Namun Bastie pernah beberapa kali merepotkan Bagnaia dalam perebutan juara.
Ambisi seperti inilah yang dikhawatirkan Bagnaia. Dia berharap persaingan berjalan mulus, sama seperti saat dia bertandem dengan Jack Miller.
"Semua tergantung kepada kami. Bagaimana kami mengontrol situasi dan menyelesaikan tugas seperti saat dengan Jack Miller, tapi dengan Enea," kata Bagnaia seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
"Di trek kita lawan, Anda tak harus membantu, tapi penting untuk menghindari pertengkaran dalam garasi, misalnya soal siapa mencoba apa, siapa lebih bagus atau mundur."
Â
Istirahat
Â
Untuk saat ini, Bagnaia ingin menikmati jeda kompetisi dengan tenang. Dia ogah memikirkan persaingannya terlebih dahulu untuk saat ini.
"Saya sangat senang. Namun saat ini saya harus pulang, melepas semuanya dan mulai menikmati kesuksesan ini," katanya.
Sebelumnya, Bagnaia punya rekan setim yang relatif lebih "manis" yaitu Jack Miller. Keduanya punya hubungan baik dan jaran ditemukan bersaing dengan keras.
Direktur Sport Ducati, Paolo Ciabatti menilai dua rekan setim tak perlu harus akrab seperti teman. Ducati justru harapkan persaingan ketat dalam satu garasi.
"Anda tahu rekan satu tim itu orang yang harus Anda kalahkan karena memakai motor yang sama," kata Ciabatti kepada BT Sport.
Â
Advertisement
Saling Hormat
Â
Ciabatti mengatakan mereka akan membiarkan persaingan antara dua pembalap dalam satu tim. Mereka tak berharap dua pembalap mereka jadi teman.
"Saya tahu, saya tahu. Kami tak butuh seorang rekan setim jadi teman. Kami hanya butuh mereka saling hormat," kata Ciabatti.
"Pecco menangkan 7 balapan, Enea menangkan 4 balapan, mereka nomor 1 dan nomor 2 pemenang terbanyak, jadi kami tim terkuat," dia menambahkan.
Â
Sinyal
Â
Ciabatti juga menceritakan soal kapan Ducati mulai yakin bisa juara. Ini dirasakannya saat Pecco Bagnaia rebut empat kemenangan beruntun.
"Sudah 15 tahun sejak Casey Stoner, gelar juara Ducati. MotoGP pun sudah berubah. Kami selalu punya motor kompetitif tapi tak pernah menjadikannya satu," kata Ciabatti.
"Tertinggal 91 poin dan menangkan gelar juara itu luar biasa. Kalau Anda lihat hasil Pecco, kalau tidak crash, dia menang. Kami akan mencoba tak melakukan kesalahan lagi," ujarnya.
Advertisement