Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 2022 hanya tinggal menghitung hari saja. Seluruh negara peserta pun sudah menyerahkan nama-nama yang akan menjadi tulang punggung mereka selama kompetisi.
Namun, nama-nama yang akan tampil di Piala Dunia Qatar masih boleh diubah jikalau salah satu pemain yang didaftarkan mengalami cedera.
Baca Juga
Yang membuat perubahan di detik akhir salah satunya adalah sang juara bertahan Piala Dunia, Timnas Prancis.
Advertisement
Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, telah memanggil Marcus Thuram sebagai pemain ke-26 atau pemain terakhir yang mengisi slot menuju Qatar.
Thuram adalah penyerang milik Borussia Moenchengladbach yang juga putra dari bek legendaris Prancis, Lilian Thuram, yang berhasil menjadi juara Piala Dunia 1998 bersama Deschamps.
Sementara itu, bek tengah Paris Saint-Germain, Presnel Kimpembe, terpaksa dicoret karena dipastikan tidak pulih dari cedera tepat waktu.
Ia pun akhirnya diganti oleh pemain Monaco, Axel Sisasi, yang belum pernah satu kali pun dipanggil untuk memperkuat Timnas Prancis.
Sebelumnya, Deschamps baru memberikan 25 nama menjelang tengat waktu pendaftaran terakhir skuad pada Senin, 14 November 2022.
Nama Thuram pun akhirnya terpilih pada Senin pagi tadi. Sementara pencoretan Kimpembe terpaksa dilakukan karena sang pemain hanya bermain kurang dari 60 menit sejak 18 September.
Thuram sejauh ini berhasil mencetak 13 gol dalam 17 penampilan bersama Gladbach, tapi masih belum bisa mencetak gol untuk Prancis dalam empat penampilan.
Deschamps sendiri menghadapi banyak pertanyaan dari awak media Prancis saat pengumuman 25 nama pemain pada pekan lalu. Karena sang pelatih diketahui mengubah sistem 3 bek menjadi 4 bek.
Apalagi beberapa nama pemain seperti Ibrahima Konate (Liverpool) dan William Saliba (Arsenal) dinilai terlalu muda untuk berduet dengan bek veteran seperti Raphael Varane (Manchester United).
"Akan ada empat bek. Kami banyak melakukan analisa dan saya telah berdiskusi dengan staf pelatih serta pemain. Itu juga yang meyakikan keputusan saya," tutur Deschamps.
"Kami membuat hasil bagus dengan sistem 3 bek, tapi saat ini kami dalam posisi sulit. Kami sering kurang stabil. Untuk memenangkan kompetisi, kami harus solid dalam bertahan," tambahnya.
Terpaksa Ganti Strategi
Penampilan Prancis sepanjang tahun 2022 ini memang bisa dibilang kurang memuaskan. Mereka hanya bisa menang satu kali sepanjang UEFA Nations League.
Mereka harus menelan kekalahan dari Denmark dua kali dan sekali di tangan Kroasia. Lalu main imbang di kandang Kroasia dan Austria.
Satu-satunya kemenangan Karim Benzema cs yakni saat melawan Austria di kandang sendiri pada 22 September 2022 lalu.
Nampaknya, hasil-hasil buruk ini yang mempengaruhi Deschamps untuk kembali memikirkan strateginya di lini belakang yang total kebobolan 7 gol dalam 6 pertandingan Nations League.
"Kami harus bertahan dengan baik, bertahan lebih baik, tidak hanya mengandalkan serangan kami. Saya memilih formasi ini karena saya merasa tim bisa bermain baik di kedua sisi," jelas Deschamps.
"Sistem ini membuat harus ada perubahan dalam pemilihan pemain. Ada sembilan pemain belakang dalam skuad, kami tambah satu orang dari biasanya," imbuhnya.
Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Ibrahima Konate, bek berusia 23 tahun milik Liverpool yang diboyong pada 2017 dari RB Leipzig.
Musim ini, Konate absen 14 pertandingan karena cedera. Namun, kondisinya perlahan membaik jelang digelarnya Piala Dunia. Karena itu, Deschamps tidak ragu untuk memboyongnya.
"Saat seusia dia dan bisa bermain untuk Liverpool yang baru saja menjadi juara, itu bukanlah sebuah kecelakaan," ujar Deschamps membela keputusannya memasukkan nama Konate.
Advertisement
Tetap Tim Menakutkan
Perubahan yang dibuat oleh Deschamps memang bisa diprediksi karena sejumlah nama penting skuad Prancis dipastikan absen untuk bisa tampil di Qatar.
Sebut saja Paul Pogba dan juga N'golo Kante yang menjadi motor permainan penting di lini tengah Prancis. Ditambah lagi kiper AC Milan, Mike Maignan. Ketiganya belum pulih dari cederanya.
Karena itu, Prancis bakal sangat mengandalkan pemain-pemain depannya seperti Kylian Mbappe, Antoine Griezmann dan juga superstar veteran mereka, Karim Benzema.
Bagi Benzema, panggung Piala Dunia ini akan menjadi pembuktian kalau dirinya memang pantas mendapat trofi Ballon d'Or tahun ini. Tak hanya sukses bersama Real Madrid, Benzema juga tentu ingin jadi pemain kunci Prancis.
Olivier Giroud, Ousmane Dembele dan Kingsley Coman diharapkan bisa memperlihatkan skill terbaiknya untuk mengembalikan kejayaan Prancis.
Prancis lolos ke Piala Dunia 2022 sebagai juara di fase kualifikasi dan dinilai tim yang memiliki skuad paling mengerikan.
Tim asuhan Didier Deschamps ini pasti ingin kembali berjaya di Piala Dunia, setelah pada Euro kemarin hanya mentok sampai babak 16 besar saja.
Peran Khusus Mbappe
Penyerang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, pun bakal jadi sorotan selama Piala Dunia 2022 nanti. Tanpa Pogba sebagai penopang, pemain muda ini akan jadi andalan.
Mbappe pun mengatakan perannya di PSG dan Prancis sangat berbeda. Ia merasa lebih diberikan kebebasan tiap bermain untuk tim nasional.
Deschamps pun mengatakan akan terus memberikan free-role pada anak asuhnya tersebut di Qatar nanti. Tetapi dengan syarat, Mbappe harus ikut turun bertahan kalau dibutuhkan.
"Dia penyerang yang butuh kebebasan. Saya akan memberikannya. Tapi dia punya kewajiban defensif, memang lebih sedikit dari semua pemain di belakangnya. Tapi di level tertinggi, kami tidak boleh kekurangan pemain saat tidak menguasai bola," ujar Deschamps.
Mbappe sendiri terbilang cukup sukses ketika membawa Prancis juara Piala Dunia 2018. Kala itu, ia dinobatkan sebagai pemain muda terbaik dengan torehan empat gol, termasuk satu gol di final.
Advertisement
Jadwal Pertandingan Prancis
Prancis akan tergabung dengan Grup D bersama beberapa negara yang bisa jadi penghalaunya mempertahankan gelar juara dunia.
Ada Australia yang sering kali bisa menjadi kuda hitam tiap kali bertempur di ajang Piala Dunia. Setelah itu ada wakil Afrika, Tunisia, yang tentu saja tidak boleh dianggap enteng.
Dan yang terakhir adalah Denmark. Nama satu ini tentu menjadi nama yang bikin Prancis paling khawatir karena Les Bleus selalu kalah dalam dua pertemuan terakhir di UEFA Nations League.
Pada partai pertama Juni lalu, Prancis bertekuk lutut 1-2 di kandang sendiri. Setelah itu, Prancis kembali kalah (2-0) saat melakoni laga terakhir 25 September kemarin.
Prancis akan melakoni laga pertamanya di Piala Dunia 2022 pada Rabu dini hari (23/11) pukul 02.00 WIB melawan Australia di Stadion Al Janoub.
Setelah itu, akan menghadapi Denmark pada hari Sabtu (26/11) pukul 23.00 WIB di Stadion 974.
Sebelum menutup laga fase grup menghadapi Tunisia pada Rabu (30/11) pukul 22.00 WIB di Stadion Education City.