Liputan6.com, Jakarta- Perwakilan suporter dari 18 klub peserta Liga 1 dan enam klub Liga 2 berkumpul di Jakarta pada 16 November 2022. Mereka diundang Komite Olahraga Nasional (KONI) yang bersama PSSI menggelar Sarasehan Suporter Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Aston Kartika Grogol ini dihadiri sekitar 80 suporter yang mewakili 18 klub Liga 1 dan enam klub Liga 2. Perwakilan pendukung Persib Bandung juga turut hadir.
Baca Juga
Erick Thohir Minta Shin Tae-yong Fokus Pada Timnas Indonesia dan Tak banyak Mengeluh Soal Format Piala AFF 2024
PSSI Lanjutkan Kerja Sama dengan Emtek Group untuk Hak Siar Timnas Indonesia Kelompok Umur, Ini Fakta Menariknya
PSSI Kembali Percayakan SCM Siarkan Pertandingan Timnas Indonesia di Tahun 2025
Kegiatan itu resmi dibuka oleh Menpora yang diwakili Plt. Deputi 4 bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dr.Raden Isnanta, M.Pd. Sarasehan suporter ini diharapkan bisa mendengarkan apa yang diinginkan para penggemar sepak bola di Indonesia sehingga ditemukan formulasi dan kesimpulan yang tepat.
Advertisement
Sepak bola Indonesia saat ini mati suri akibat Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Insiden usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu menewaskan 135 orang dan menjadi tragedi paling mematikan dalam sejarah sepak bola nasional.
Kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 langsung disetop usai kejadian tersebut. Hingga kini belum diketahui kapan kompetisi sepak bola nasional bisa diizinkan bergulir lagi.
KONI dan PSSI berharap dengan pertemuan para suporter ini dapat menghasilkan masukan berguna agar Tragedi Kanjuruhan tidak terulang di masa depan. Maklum saja para suporter inilah yang memegang peranan sangat besar dalam sepak bola Indonesia.
Marciano
“Suasana aman dan nyaman di dalam stadion harus terjaga dengan baik. Tidak ada ketakutan dalam menyaksikan pertandingan sepak bola. Kita harus duduk bersama dengan para suporter, suporter ini memegang peranan sangat besar dalam sepak bola Indonesia,” ujar Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman.
Upaya meningkatkan kualitas dan ketertiban suporter dilakukan seiring berbagai aspek juga sudah dievaluasi. Tentunya, sarasehan kali ini menyempurnakan langkah yang telah ditempuh pihak lainnya. “Dalam dinamika yang ada, pelanggaran prosedur sudah ditangani Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Semua ini sedang berjalan, proses penegakan hukum dan organisasi juga berjalan dengan dikelola oleh PSSI. Sekarang kita mengajak suporternya,” terang Marciano.
Evaluasi menyeluruh wajib dilakukan guna menepis keraguan berbagai pihak terhadap kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023 mendatang. “Kita juga harus melihat bahwa ada keragu-raguan calon peserta Piala Dunia U-20 Tahun 2023,” sebut Marciano.
Advertisement
Iwan Bule
Ketum PSSI Komjen Pol Purn. Dr.Mochamad Iriawan juga menyambut baik digelarnya sarasehan suporter sepak bola Indonesia ini. Iriawan sampai buru-buru terbang ke Jakarta dari Bali untuk menghadiri sarasehan ini.
“Tentunya peran suporter sangat penting dalam setiap pertandingan atau event antar satu klub dan klub lainnya. Suporter adalah pemain kedua belas, tanpa suporter situasi lapangan tidak akan semarak, situasinya berbeda,” sebut pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
“Tentunya kami PSSI, KONI meminta masukan dari teman-teman sekalian apa yang diinginkan dan menjadi formulasi atau kesimpulan bersama dari sarasehan ini,” tegas Iwan Bule.
Klasemen
Advertisement