Sukses

Dari Kamp Pengungsian ke Piala Dunia 2022, Alphonso Davies Wujudkan Mimpi Bersama Timnas Kanada

Siapa sangka, anak yang lahir di kamp pengungsian perang 22 tahun lalu akan bermain di Piala Duna 2022. Sosok itu adalah Alphonso Davies.

Liputan6.com, Jakarta Alphonso Davies adalah salah satu bintang utama Timnas Kanada dan diharapkan memainkan peran kunci saat mereka tampil di Piala Dunia pertama sejak dalam 36 tahun lalu.

Alphonso Davies akan bermain sebagai pemain sayap untuk tim John Herdman, meski tampil mengesankan sebagai bek sayap di level klub bersama Bayern Munchen.

Meskipun baru berusia 22 tahun, Davies telah merasakan beberapa kesulitan dalam hidup. Ia lahir pada tanggal 2 November 2000, di sebuah kamp pengungsi Ghana setelah orang tuanya melarikan diri dari Liberia selama perang saudara.

Keluarganya berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok sebelum akhirnya pindah ke Kanada saat Davies berusia lima tahun. Di situlah perjalanan sepak bolanya dimulai.

Melalui Twitter, bintang Daviesmengingat kembali kesulitannya dan mengungkapkan kegembiraannya bisa bermain di Piala Dunia 2022 Qatar.

"Seorang anak yang lahir di kamp pengungsi seharusnya tidak berhasil! Tapi di sini kita pergi ke Piala Dunia," tulisnya.

Davies juga mengajak kepada siapa pun untuk pantang menyerah mengejar mimpi, meskipun datang sumbang datang untuk menggempur.

"Jangan biarkan siapa pun memberi tahu Anda bahwa impian Anda tidak realistis. Teruslah bermimpi, Teruslah mencapainya," sambungnya.

Davies kemungkinan akan menjalani debutnya di Piala Dunia 2022 pada laga pertama Timnas Kanada melawan Belgia pada Kamis (24/11/2022).

Selain Belgia, Kanada yang tergabung di Grup F bakal bersaing dengan dan Kroasia, dan Maroko.

Davies mengawali jalanya sebagai pesepak bola dari akademi Vancouver Whitecaps di Kanada.

Karena perkembangannya begitu pesat, Davies cepat naik tingkat dan mendapatkan debut untuk tim senior ketika baru berusia 16 tahun.

Davies akhirnya meninggalkan Whitecaps untuk bergabung dengan Bayern Munich pada jendela transfer musim dingin 2019. Dia telah menikmati beberapa tahun yang luar biasa di Jerman, memenangkan gelar demi gelar.

Davies telah membuat 134 penampilan di semua kompetisi untuk Bavarians, mencetak enam gol dan memberikan 21 assist.

Dia telah mengangkat empat gelar Bundesliga, dua Piala Jerman, trofi Liga Champions UEFA, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Klub FIFA.

2 dari 4 halaman

Piala Dunia Bersejarah

Timnas Kanada berhasil lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar setelah penantian 36 tahun lamanya. Kanada terakhir kali lolos ke Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Kesuksesan timnas Kanada menembus Piala Dunia jadi sejarah dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya. Tahun ini, beberapa pemain muda memiliki prospek dan sejumlah pemain senior menunujukkan tajinya sehingga membuat Kanada lebih baik. Salah satunya yaitu Alphonso Davies.

Kanada menjadi negara ke-20 yang lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar. Mereka lolos usai memenangkan duel babak kualifikasi zona CONCACAF melawan Jamaika.

3 dari 4 halaman

Tangan Dingin John Herdman

Pelatih John Herdman telah membuat sepak bola Kanada mengalami peningkatan signifikan, hal itu terlihat dari ranking FIFA mereka per Agustus 2021.

Dari penghuni peringkat ke-72, kini Kanada menghungi posisi ke-43 dan torehan ini didapat hanya dalam waktu satu tahun.

Selain itu juga menjadi pembuktian setelah di awal banyak yang meremehkan Kanada bisa lanjut ke putaran final Piala Dunia 2022.

"Ketika orang mengatakan 'mengapa Kanada tidak lolos?' Anda dapat melihat tantangan mengelola kompetisi di CONCACAF," ujar John Herdman.

"Tiga pertandingan dalam tujuh hari dan ribuan mil perjalanan untuk menyelesaikan permainan tersebut." imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Piala Dunia Pertama yang Menyakitkan

Kanada bukan termasuk tim langganan di ajang Piala Dunia. Sepanjang sejarah, tim berjuluk Les Rouges ini hanya sekali bermain di turnamen empat tahunan tersebut, yaitu pada 1986 saat Meksiko menjadi tuan rumah.

Pada debut turnamen mereka di Piala Dunia saat itu, Kanada menyedihkan. Mereka tak pernah memenangi tiga pertandingan dan finis di posisi terbawah grup, yang diisi Uni Soviet, Prancis, dan Hungaria, dengan nirpoin.

Lalu setelah 36 tahun penantian, Kanada akhirnya melaju ke Qatar setelah mendapatkan satu tiket sebagai wakil zona CONCACAF.

Tapi ujian sudah menunggu di depan mata. Dua raksasa Eropa sudah menanti Kanada yang bisa membuat sejarah mereka menjadi sakit tak berdarah.