Liputan6.com, Jakarta Cristiano Ronaldo mengungkapkan lagi kejadian-kejadian yang terjadi di Manchester United musim ini. Salah satunya hubungan Ronaldo dengan manajer MU Erik Ten Hag.
Ronaldo merasa sudah terprovokasi oleh Ten Hag sehingga membuatnya tinggalkan lapangan di pertandingan MU lawan Tottenham Hotspur. Hal ini terungkap dalam bagian dua wawancara ekslusifnya dengan Pieers Morgan yang ditayangkan pada Kamis (17/11/2022) kemarin.
Ronaldo seperti diberitakan sebelumnya menolak main 3 menit di pertandingan melawan Spurs. Dia juga sebelumnya tidak dimainkan sama sekali saat melawan Manchester City.
Advertisement
Dua kejadian itulah yang membuat Ronaldo merasa tak dihargai. Dia merasa tak mungkin seorang pelatih yang respek akan memberinya menit bermain yang sedikit.
"Anda tak mungkin sudah mencoret saya di pertandingan melawan Manchester City karena respek dengan karier saya dan juga ingin memainkan saya selama 3 menit lawan Tottenham? " kata Ronaldo.
"Ini tak masuk akal. Saya pikir dia sudah melakukan itu dengan sengaja. Saya merasa terprovokasi, tak hanya gara-gara itu tapi juga duel sebelumnya."
Â
Tidak Respek
Â
Ronaldo mensinyalir Ten Hag tak punya respek dengan dia. Itu juga mengapa dia memilih untuk pergi meninggalkan lapangan.
"Dia tak respek seperti seharusnya saya dapatkan. Namun itulah yang terjadi. Itulah mungkin saya pergi saat lawan Tottenham," katanya.
"Pelatih tak respek dengan saya. Inilah mengapa hubungan kami seperti sekarang. Dia terus bicara ke media kalau dia sudah datang ke saya dan dia menyukai saya bla bla bla, tapi itu hanya untuk media saja," dia menambahkan.
"Kalau Anda tak respek dengan saya, saya tak akan pernah respek dengan Anda."
Â
Advertisement
Bantah Tidak Laku
Â
Ronaldo mengaku tak tahu apakah dia bakal tetap bertahan di MU atau tidak setelah wawancara eksplosifnya dengan Piers Morgan. Dia juga membantah kalau hanya klub Arab Saudi yang berminat dengan dia.
"Apa yang dia bilang di tiga bulan terakhir benar-benar sampah dan bohong," kata Ronaldo.
"Saya mendapatkan banyak, tidak banyak juga, beberapa klub yang menginginkan saya dan saya tidak pergi karena nyaman di sini. itulah fakta sebenarnya."
"Apa yang media bilang, sampah, kalau tak ada yang menginginkan saya, itu benar-benar salah. Mana mungkin gak ada klub yang menolak pemain yang cetak 32 gol musim lalu," dia menambahkan.
Kritik Rangnick
Cristiano Ronaldo kembali melontarkan kritikan pada Manchester United atau MU. Ronaldo menyesalkan keputusan manajemen klub membawa Ralf Rangnick sebagai pelatih kepala sementara menyusul kepergian Ole Gunnar Solskjaer November lalu.
Rangnick secara mengejutkan ditunjuk sebagai manajer sementara di Old Trafford Desember lalu setelah pemecatan Solskjaer. Namun, pelatih asal Jerman itu tetap memegang peran itu hingga akhir musim.
Pria berusia 64 tahun itu sebagian besar dikenal karena pekerjaannya sebagai direktur sebelum kedatangannya di Manchester. Sebelumnya, dia telah menjadi manajer olahraga dan pengembangan di Lokomotiv Moscow sebelum pindah ke Man United.
Menurut Ronaldo, Rangnick saat itu tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena sudah tidak menjadi pelatih kepala sejak 2019 sebelum kedatangannya di Old Trafford. Namun, dia senang jika dipanggil "bos".
"Tentu saja, kami harus memanggilnya bos karena dia mengambil pekerjaan itu terlepas dari apa pun - semua pelatih yang saya miliki selama karier, saya memanggil mereka bos karena pekerjaan itu, kami harus memanggil mereka seperti itu," kata Ronaldo.
Advertisement
Gaya Permainan
Ronaldo juga tampak membidik Rangnick karena gaya sepak bolanya yang kerap disebut gegenpressing.
"Sejujurnya, Piers, itu adalah sesuatu yang saya tidak mengerti. Ini adalah pelatih baru yang datang, mereka pikir mereka menemukan Coca Cola terakhir di padang pasir ... Saya tidak mengerti sepak bola yang menciptakan banyak, bertahun-tahun," tambahnya.
“Tetapi saya menghormati pelatih mana pun, setiap pendekatan yang berbeda, pendapat yang berbeda, mentalitas yang berbeda, tetapi beberapa poin yang tidak saya setujui. Saya pernah mendapat pelatih terbaik di dunia: [Zinedine] Zidane dan [Carlo] Ancelotti, [Jose] Mourinho, Fernando Santos, [Massimiliano Allegri]... jadi saya punya beberapa pengalaman karena saya belajar dari mereka," ujarnya.