Sukses

Prediksi Susunan Pemain Iran vs Amerika Serikat di Grup B Piala Dunia 2022

Ketegangan terjadi sebelum Iran dan Amerika Serikat bentrok di Al Thumama Stadium pada duel grup B Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Iran maupun Amerika Serikat sejatinya punya peluang untuk meraih hasil maksimal di laga terakhir Grup B Piala Dunia 2022. Mereka akan melakukan itu saat bentrok di Al Thumama Stadium, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB.

Prediksi itu lantaran keduanya cukup minim bertemu di segala ajang, di mana keduanya hanya bermain sebanyak dua kali. Iran memang memiliki hasil cukup impresif dalam rekor pertemuan. Team Melli meraih satu kemenangan dan sekali imbang. Pertandingan itu terjadi di Piala Dunia 1998 dan laga persahabatan pada 2000.

Setelah itu, keduanya belum lagi bertemu walau Amerika Serikat pernah beberapa kali berjumpa dengan dengan wakil dari negara Asia lainnya, seperti bentrok dengan Arab Saudi, Jepang, dan Korea Selatan. Sementara Iran belum pernah bertemu wakil dari zona CONCACAF.

Fakta ini disadari betul oleh Carlos Queiroz selaku pelatih kepala Iran. Pelatih berpaspor Portugal itu menilai segala potensi dapat terjadi di pertandingan nanti, apalagi timnya belum lagi mengetahui detail lebih mendalam tentang skuad berjuluk The Sam Army tersebut.

Pelatih berusia 69 tahun itu hanya mengetahui kekuatan Christian Pulisic dan kawan-kawan lewat tayangan mereka saat menghadapi Inggris dan Wales. “Secara permainan mereka sangat terorganisir sangat rapih di semua lini. Ini tentu saja menjadi pekerjaan yang harus kami pecahkan di laga nanti,” ungkapnya.

Sementara Pelatih AS, Gregg Berhalter, memuji perjuangan Iran di fase grup ini. Menurut Berhalter, Iran bangkit dari keterpurukan di laga pertama setelah dipermalukan Inggris 6-2, dengan kemenangan impresif atas Wales 2-0 di Piala Dunia kali ini.

“Itu tentu saja perlu diperhatikan. Kesalahan kecil saja dapat menghancurkan mimpi kami untuk melangkah lebih jauh di turnamen ini,” cetus Berhalter.

2 dari 4 halaman

Pengaruh Eksternal jelang Bentrokan

Iran akan melawan AS dalam pertandingan terakhir Grup B untuk mendapatkan satu tempat di babak 16 besar. Namun, sebelum mereka memperebutkan jatah itu, ketegangan tinggi menyelimuti menjelang pertandingan tersebut.

Media yang berafiliasi dengan negara Iran telah meminta FIFA untuk mengeluarkan AS dari Piala Dunia setelah mereka memposting gambar bendera Iran yang diubah sebagai bentuk dukungan untuk hak-hak perempuan di Iran.

Akun Twitter resmi tim sepak bola nasional AS memposting gambar klasemen Grup B Piala Dunia, tetapi mereka memutuskan menghapus lambang "Allah" dan "takbir" dari bendera tiga warna Iran. Langkah itu dilakukan di tengah protes nasional di Iran yang menantang pemerintah teokratis Teheran.

Akun USMNT memposting gambar grup yang hanya menunjukkan bendera Iran berwarna hijau, putih, dan merah walau tanpa simbol Republik Islam. Ini diduga melanggar pedoman FIFA, seperti yang ditunjukkan oleh media yang berafiliasi dengan negara Iran Tasnim News Agency.

USMNT mengatakan gerakan itu untuk menunjukkan "dukungan bagi para wanita di Iran yang memperjuangkan hak asasi manusia" dan mereka menambahkan itu adalah tampilan satu kali dan itu akan mengembalikan simbol tersebut ke depannya.

“Menurut bagian 13 aturan #FIFA, siapa pun yang menyinggung martabat atau integritas suatu negara, seseorang atau sekelompok orang ... skorsing yang berlangsung setidaknya sepuluh pertandingan atau periode tertentu, atau tindakan disipliner lain yang sesuai,” protes media tersebut.

Outlet media pemerintah Iran menambahkan: Dengan memposting gambar yang menyimpang dari bendera Republik Islam Iran di akun resminya, tim sepak bola AS melanggar piagam FIFA, di mana skorsing 10 pertandingan adalah hukuman yang sesuai. Tim AS harus dikeluarkan dari Piala Dunia 2022.

Kampanye Iran di Piala Dunia kali ini diwarnai dengan latar belakang kerusuhan dan ketegangan yang parah di negara asal mereka. Atas permintaan Republik Islam, otoritas Qatar telah mencegah penggemar Iran membawa bendera "Singa dan Matahari" - yang dulunya adalah bendera nasional Iran sebelum Revolusi Islam 1979 - atau bendera tiga warna dengan slogan "Wanita, Hidup, Kebebasan".

Semua kejadian ini buntut dari ratusan pengunjuk rasa tewas di Teheran dan kota-kota lain menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moralitas dua bulan lalu. Wanita berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan polisi setelah ditangkap karena tidak mengenakan jilbabnya dengan benar.

Sementara Saman Ghoddos, satu-satunya pemain Iran di Liga Premier, pekan lalu mengatakan kepada Mirror Football bahwa hal yang tepat bagi para pemain untuk berbicara menyerukan perubahan - terlepas dari potensi dampaknya.

3 dari 4 halaman

Perkiraan Pemain

Iran (4-4-2): H. Hosseini; Rezaeian, M. Hosseini, Pouraliganji; Mohammadi; Gholizadeh, Nourollahi, Ezatolahi, Hajsafi; Taremi, Ansarifard

Pelatih: Carlos Queiroz

Amerika Serikat (4-3-3): Turner; Dest, Zimmerman, Ream, Robinson; McKennie, Adams, Musah; Reyna, Ferreira, Pulisic

Pelatih: Gregg Berhalter

4 dari 4 halaman

Klasemen Sementara Grup B