Sukses

Rahasia Makanan Belum Cukup Membantu Jerman Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022

Makanan saja belum cukup, tapi butuh faktor lain untuk tampil lebih impresif.

Liputan6.com, Jakarta Serge Gnabry membawa Jerman unggul cepat saat menghadapi Kosta Rika di laga penyisihan grup terakhir Piala Dunia 2022. Ternyata, ada rahasia di balik pemain Bayern Muenchen itu tampil ciamik di Al Bayt Stadium, Jumat (2/12/2022) dini hari WIB.

Resep rahasia itu ternyata tak lepas dari kebiasaan hampir semua pemain timnas Jerman, khususnya Gnabry gemar mengomsumsi vegan alias menghindari makanan daging hewan dan jenis makanan dari olahan hewan.

Jerman memang memprioritaskan masakan nabati pada menu di Piala Dunia 2022 Qatar. Bahkan, kepala koki timnas Jerman Anton Schmaus mengungkapkan manfaat veganisme dan mengungkapkan mengapa semakin banyak pesepakbola yang mengurangi konsumsi daging.

Pergerakan veganisme di Jerman bukanlah subjek baru setelah studi percontohan yang dilakukan oleh institut Kedokteran Gizi di Lubeck, SV Babelsberg dan Oatly, di mana satu kelompok pemain sepenuhnya berbasis tanaman. Sementara yang lain melanjutkan dengan produk susu dan daging.

Selama penelitian, tidak ada dampak pada penampilan atau pengukuran atletik untuk kelompok nabati, dengan Schmaus memasukkan lebih banyak pola makan nabati ke dalam skuad Der Panzer.

Dia menyatakan bahwa para pemain 'semakin banyak' menjadi veganisme, mengurangi jumlah daging dan ikan yang mereka konsumsi. "Para pemain semakin menyukai nutrisi nabati. Banyak dari mereka bekerja dengan ahli gizi. Para pemain mengurangi daging dan ikan," katanya kepada SPORTbible.

Schmaus memberikan wawasan tentang apa yang akan dimakan para pemain timnas Jerman di Qatar, mengungkapkan menu gaya prasmanan yang mencakup pasta serta pengaruh lokal.

“Biasanya saya menawarkan setidaknya satu hidangan nabati. Untuk sarapan, selalu ada pilihan vegan. Untuk makan siang dan makan malam, selalu ada pilihan vegan," katanya. “Termasuk pasta yang juga bisa vegan, lalu banyak sayuran dan buncis. Tawaran yang cukup luas untuk para pemain.”

"Di wilayah ini, (kami akan menawarkan) lentil dan buncis. Akan ada pengaruh gaya masakan Mediterania, jadi kami pasti akan mengintegrasikannya dalam prasmanan kami."

Ditanya tentang manfaat utama dari pola makan vegan, Schmaus tidak membuang waktu untuk mengemukakan keuntungan lingkungan. Dia juga mengangkat manfaat kesejahteraan pemain, menjelaskan bahwa makanan nabati lebih mudah ditangani oleh tubuh.

“Pertama-tama, itu jauh lebih baik untuk seluruh lingkungan kita. Itulah dasarnya. Pada akhirnya, jika kita mengurangi konsumsi daging dan ikan, maka lingkungan akan menjadi lebih baik, dan akan lebih mudah untuk hidup,” dia menjelaskan.

"Pola makan nabati jauh lebih baik untuk ditangani oleh tubuh. Lebih mudah dicerna. Ini baik untuk kesejahteraan Anda, dan kenyamanan Anda. Itu nilai tambah yang besar."

Sementara Gnabry, yang beralih ke veganisme pada 2019, adalah salah satu dari sedikit bintang yang beralih ke nutrisi nabati. Schmaus pun mengungkapkan dirinya akan membagi konsumsi makanan mereka di setiap minggu sejak persiapan Jerman menjalani Piala Dunia tahun ini.

"Dia (Gnabry) seorang vegan paruh waktu. Dia masih makan daging dan ikan. Itulah yang dilakukan sebagian besar pemain. Tiga hingga empat hari mereka makan daging dan ikan dan sisa minggu ini mereka sepenuhnya mengandalkan makanan nabati," beber Schmaus.

2 dari 3 halaman

Fenomena Mengonsumsi Vegan

Belum lagi Leon Goretzka yang telah mengalami transformasi tubuh yang luar biasa, setelah mengemas sejumlah besar massa otot selama bertahun-tahun.

Schmaus berbagi wawasan tentang dietnya, menjelaskan bahwa seluruh nutrisi bintang Bayern itu adalah laktosa dan bebas gluten. "Dia tidak makan (kandungan gluten). Seluruh nutrisinya adalah laktosa dan bebas gluten. Dia sangat menyukai masalah makanan. Dia pria yang besar. Dia membutuhkan banyak makanan," katanya tentang diet sang gelandang.

Budaya vegan bukanlah fenomena baru, karena bek Inggris Chris Smalling mengesampingkan daging dan ikan demi pola makan nabati. Schmaus percaya bahwa lebih banyak pemain yang memikirkan masa depan sambil mengungkapkan manfaat kesehatannya.

Dia juga menganggap Lionel Messi akan tampil di level yang sama seperti sekarang jika pemain berusia 35 tahun itu beralih ke pola makan nabati.

"Semua orang memikirkan masa depan. Para pemain sepak bola adalah panutan bagi pemain muda dan anak-anak," tambahnya. "Mereka harus memikirkan lingkungan. Itu membantu Anda, bagi beberapa pemain itu bisa membantu menghindari cedera.”

"Lionel Messi, jika dia mulai makan vegan mulai sekarang, dia bisa tampil di level yang sama seperti sekarang."

3 dari 3 halaman

Jerman Belum Cukup Beruntung

Konsumsi vegan memang membantu kinerja para pemain lebih fit saat berada di lapangan. Namun, sepertinya itu belum cukup membantu Der Panzer untuk lolos dari babak penyisihan grup.

Gnabry memang membawa Jerman sempat memimpin 1-0 di babak pertama. Namun, keunggulan itu tak bertahan lama setelah Kosta Rika dapat menyamakan kedudukan lewat Yeltsin Tejeda pada menit ke-58.

Jerman akhirnya berhasil meraih kemenangan 4-2 berkat gol tambahan dari Kai Havertz (menit ke-73 dan 85) dan Nicklas Fullkrug (menit ke-89). Namun, hasil itu belum cukup mengantarkan Jerman merasakan babak 16 besar.

Jerman justru harus tersisih setelah menuai satu kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah. Fakta itu sekaligus menjadi deja vu Piala Dunia 2018, di mana Der Panzer juga tersisih dari babak penyisihan grup sebelumnya.

Der Panzer saat itu merasakan getir ketika menjadi juru kunci di Rusia saat kalah bersaing dengan Swedia, Meksiko, dan Korea Selatan. Paling memalukan tentu saja saat dipermalukan Korsel di laga terakhir penyisihan grup saat itu. Kekalahan itu yang membuat Mueller Cs terpaksa angkat koper, sama seperti yang dialaminya di Qatar saat ini.